Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

KITA TIDAK BERHAK

Rosululloh sering mengingatkan ummatnya untuk tidak gampang menghakimi orang lain. Lebih-lebih suatu yang tidak konkret, karena seseorang tidak akan tahu apa yang ada dalam hati orang lain kecuali dia dengan tuhannya. Terkadang di saat diri ini merasa sudah paling ta'at ibadah dan jauh dari rambu-rambu larangan Alloh SWT mudah sekali mengklaim orang lain ahli maksiat, mendapat murka Alloh bahkan sampai mengutuk dan menyumpahi akan segera tiba Adzab Alloh. Kenyataannya tidak demikian, orang yang semakin rajin ibadah maka dia semakin menyayangi, semakin menghargai, semakin Husnudzon, semakin mendoakan orang-orang di sekitarnya.   Diceritakan dalam Hadist Ibnu Hibban bahwa dulu ada dua orang bersahabat, satunya ahli ibadah satunya lagi ahli maksiat. Suatu ketika sang ahli ibadah menegur kawannya yang ahli maksiat dengan perkataan, "Kamu ini sampai kapan terus-menerus melakukan maksiat? Sekarang juga kamu harus menghentikan semua maksiatmu itu" spontan ahli maksiat menjawab,...

PERNIK-PERNIK PERAYAAN MALAM TAHUN BARU

Sudah menjadi isu tahunan setiap memasuki perayaan akhir tahun, kalangan intelektual terus menyuguhkan ibarot-ibarot kepada mereka yang melegalkan pengucapan selamat Natal dengan argumen memperbolehkan, meski terkadang tidak pas tapi masih terus dipaksakan.  Tentang perayaan tahun baru sering masyarakat dengar, bahwa ikut merayakan tersebut adalah haram karena bentuk tasyabbuh alias menyerupai ritual orang-orang non islam. Urusan fiqih dan fatwa itu harus sangat jeli memperhatikan situasi, kondisi dan dampak yang ditimbulkan. Karena semua akan dimintai pertanggungjawaban. Jadi hati-hati, pembolehan ucapan selamat natal itu bisa jadi penyebab banyak orang terjerumus pada keharaman bahkan kekufuran, dan tumbuh suburnya paham pluralisme agama. Memilih pendapat yang mengharamkan lebih selamat, lebih berhati-hati daripada yang membolehkannya, karena untuk menjaga sesuatu yang paling inti dalam agama: aqidah. Fokus tulisan ini bukan lebih kepada kajian hukum dari beberapa pandangan ulam...

KASMARAN BIASA SAJA

Ketika rencana tidak sesuai ekspektasi banyak orang-orang murung menyendiri, karena apa yang sudah diidam-idamkan harus berakhir dengan kekecewaan. Banyak sekali yang menelan duka mendalam saat dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit. Utamanya soal yang paling pelik dan krusial. Apalagi kalau bukan masalah Asmara !  Muda-mudi mana yang tidak remuk saat separuh jiwanya mengikat janji suci dengan orang lain. Muda-mudi mana yang tidak pilu hatinya tatkala idamannya menyunting orang lain. Yapz, setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya kasmaran, lebih-lebih muda-mudi zaman ini yang akrab dengan dunia tekhnologi, bertemu di sosial media, begitupun pisahnya juga di media sosial. Hehehe. Tapi apa boleh buat, goresan tinta tadir Alloh sudah berbeda dengan tujuannya. Sakit sih pasti, laksana tulang dipisah dengan daging atau bak tubuh tertimbun runtuhan langit. Seketika jiwa tersengat aliran listrik dengan tegangan tinggi. Meskipun ada pribahasa "Cinta tidak harus memiliki, karena ci...

AURA POSITIF

Di zaman yang sangat dekat dengan dunia digital tentu keberadaan manusia sangat merasa terbantu. Semuanya sudah ada di sosial media, mulai dari belanja online, biro jodoh dan yang lain-lain. Semuanya sangat berperan baik laki-laki atau perempuan, mengambil posisi di tempat yang strategis. Kendati demikian kehidupan di industri 4.0 bukan serta Merta tidak ada kendala. Secara garis besarnya adalah manusia semakin banyak yang melampiaskan amarahnya di internet tanpa memikirkan tulisannya nanti akan di baca siapa.   PR terbesarnya adalah; kita semua harus lebih gencar lagi dalam memberikan aura positif di sosial media. Tentu dengan kajian-kajian yang super Ilmiah tidak hanya tulisan yang lahir dari fiksi yang sengaja diada-adakan. Hal ini menuntut kita untuk lebih semangat dan lebih disiplin untuk mencari ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya.  Kita tahu di abad keemasan Islam masyarakat biasa sangat terbantu dengan karangan Ulama' salaf sekaliber Imam Syafi'e, Imam Malik, Ima...

INNER BEAUTY YANG SESUNGGUHNYA

Cantik merupakan impian setiap wanita baik kecantikan secara fisik dan hati. Tapi secara fisik tidak menjadi perioritas dalam Islam, melainkan kecantikan secara rohani yang ditampakkan dengan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari harus menjadi tujuan muslimah masa kini. Betapa banyak perempuan tampil cantik dengan penampilan yang membuat laki-laki terpana sesaat. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Gus Aa' putra Da'i kondang KH. Musleh Adnan dalam satu ceramahnya. Beliau mengatakan, "Kecantikan seorang wanita hanya akan membuat laki-laki menatap, tapi akhlak seorang wanita akan membuat laki-laki menetap."  Dewasa ini banyak online shop yang menawarkan produk-produk kecantikan. Bermacam-macam brand ditawarkan dengan marketing yang menjanjikan agar terlihat menarik dan cantik di hadapan orang-orang. Sontak semua kaum hawa berbondong-bondong mulai dari yang muda sampai sudah punya anak. Demi untuk tetap cantik dan menarik di depan suami. Hehehe. Brand yang pali...

MUDA BERKARYA, BUKAN FOYA-FOYA

Seringkali kita dengar slogan kaula muda yang agak bising di telinga, "Masa muda untuk foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga." Muda foya-foya tua masih tetap kaya sekilas masih masuk akal karena mungkin faktor warisan yang tidak habis-habis tujuh turunan. Tapi bagaimana akan masuk surga dengan foya-foya di masa muda dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya di usia sudah tua? Tentu semboyan ini sangat tidak mendasar dan harus ditinggalkan, karena tidak mengedukasi dan cenderung menjerumuskan.  Dalam kesempatan yang lain saya juga pernah mendengar pribahasa para pemuda yang mengarah pada stigma negatif dan sangat kontradiksi dengan perannya sebagai harapan agama dan bangsa, "Selagi masih muda nikmatilah hidup sesuka hati, karena kesempatan (Masa Muda) tidak akan terulang lagi." Bagaimana mungkin masa muda yang seharusnya digunakan untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya malah digunakan kepada hal-hal yang Unfaidah. Slogan-slogan seperti di...

PUTRI MALU

Menjadi muslimah sebuah kebanggaan dan harus disyukuri dalam hati paling dalam. Apalagi mendapatkan predikat Sholehah. Maka seakan manjadi wanita paling beruntung di dunia ini. Perempuan adalah sendi-sendi agama, darinya lahir generasi-generasi hebat harapan bangsa. Itulah sebabnya perempuan lebih istimewa dibandingkan laki-laki, hingga namanya diabadikan dalam Al-Qur'an suroh An-Nisa'. Betari berkata, "Jika ada satu anak laki-laki rusak, maka hakikatnya engakau telah merusak satu anak laki-laki. Tapi jika yang rusak adalah satu anak perempuan, maka hakikatnya engkau telah merusak beberapa generasi."   Malu sebagian dari iman; begitu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim. Salah satu perhiasan perempuan adalah sifat malunya yang bisa mendatangkan kebaikan dan kemuliaan. Muslimah identik dengan sifat malu; malu mengumbar aurat, malu ikhtilat dan malu ketika kecantikannya dilihat Akhwat. Sebagai perhiasan dunia perempuan menjadikan sifat malu sebagai mahkota kem...

MENUJU BAIK ITU BAIK

Berubah itu banyak cobaannya teman-teman. Kadang sudah merasa berubah, tapi kenyataannya masih belum melangkah, belum bergerak sama sekali. Kadang merasa jenuh, karena banyak omongan di sekitar menilai riya'. Kadang juga ingin kembali ke masa lalu karena banyak orang mengaitkan perubahan yang sedang dilakukan saat ini hanya karena kesalahan di masa lalu. Tapi tidak usah khawatir, sebab berubah dari kebiasaan buruk menuju kebaikan banyak tantangan yang membentang sepanjang jalan menuju Ridho-Nya. Tetap teguh pendirian meski sulit, karena berubah itu harus sabar dan berproses. Sebagaimana Firman Alloh dalam Suroh Al Ankabut ayat 2 yang berbunyi:  اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ Artinya, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?" (QS. Al Ankabut 29:2). Yapz, ujian dalam meningkatkan kualitas sebagai hamba merupakan tolak ukur keikhlasan dan bers...

KEHIDUPANMU DI DUNIA MAYA CERMINAN KEHIDUPANMU DI DUNIA NYATA

Tekhnologi informasi digital semakin hari semakin bertambah peminatnya, hampir semua orang menggunakan media sosial. Berdasarkan data APJII (Asosiasi penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2020 masyakarat Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari data asal 64,8% menjadi 73,7 %. Dari total penduduk Indonesia penggunaan aktif media sosial 196,71 juta jiwa. Data terakhir pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Dengan jumlah tersebut, Indonesia berada di urutan ketiga dengan pengguna internet terbanyak di Asia. Hal ini menandakan betapa kebutuhan tekhnologi sangat tinggi di negara kita ini. Dengan media sosial masyarakat kita ada yang memenfaatkan untuk berdakwah, kegiatan bisnis. Yang terpenting, dengan adanya media sosial seseorang bisa menyambung tali silaturrohmi dengan saudara, kerabat dan teman yang sudah lama tidak bertatap muka. Bukankah keberadaan media sosial kegiatan di atas memberikan kemudahan dan menfaat dengan te...

KETIKA MENUNTUT ILMU HANYA FORMALITAS

Belajar yang tidak pernah puas akan mengantarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang. Dari yang asalnya tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Dari bodoh menjadi berilmu dan mulia. Dari pribadi yang kurang beradap menjadi sosok yang penuh sopan santun dan dipenuhi tatakrama. Menuntut ilmu adalah pekerjaan mulia dan agung, memahaminya adalah wujud ketakutan kepada Alloh SWT, mengkajinya adalah jihad, mengamalkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu manusia akan menjadi sosok yang terhormat meskipun tidak berharta dan bertahta. Secara umum, setiap orang yang mencari ilmu mempunyai beragam alasan dan tujuan. Orang yang mengejar popularitas berbeda dengan orang yang memprioritaskan Ukhrowi. Ilmu yang menjanjikan masa depan akan lebih menarik untuk diminati. Tapi bagi orang islam yang cerdas, menuntut ilmu bukan soal menaikkan status sosial untuk dihormati, tapi juga bentuk kepatuhan untuk mengarungi kehidupan ini, karena mereka tah...

KENAPA HARUS KHAWATIR ?

Sering kita mendengar keluh kesah orang-orang di sekitar kita ihwal rezeki. Mereka dibuat galau dan resah pagi, sore dan malam, tidak henti-hentinya waktu mereka dihabiskan untuk mencari rezeki. Padahal rezeki sudah ada yang mengatur, yakni Sang Qodhi Robbul Izzati.   Terkadang seseorang memberikan semua waktunya untuk mencari kesenangan dunia yang hubungannya sangat erat dengan kekayaan. Mereka tidak cukup ketika sudah punya rumah, sudah bisa makan, sudah punya sepeda motor. Bahkan mereka meminta yang lebih untuk memuaskan hawa nafsu yang sudah mendominasi dirinya. Sedangkan sisa waktu yang diberikan kepada Alloh sangat sedikit dibandingkan waktu untuk mencari dunia. Entah apa nanti yang akan dikatakan ketika Alloh SWT tiba-tiba memanggilnya.  Peribahasa madura yang sudah tidak asing, "Rejekkeh tak kerah Taporop, mun secangker tak kerah olle sa-iskan." Rezeki tidak akan tertukakar, kalau segelas tidak akan memperoleh se gelas besar. Maka pribahasa Madura ini sangat diben...

MERESPON PERUBAHAN

Menjadi pribadi yang lincah itu tuntutan zaman yang semakin hari semakin canggih, setiap orang bisa menjadi pribadi yang lincah, masalahhnya dia mau atau tidak. Membangun kebahagiaan sangat dibutuhkan oleh orang yang bisa bergerak dengan cepat dan berlari dengan semangat. Jika pergerakannya biasa-biasa saja dan tidak greget, maka jangan berharap kebahagiaan itu akan menghampiri. Rumus kesuksesan dalam hidup ini dengan bergerak, mau belajar dan beradaptasi. Dia yang tidak mau bergerak seyogianya dia tidak mau belajar. Jika tidak belajar, maka dia akan tertinggal, sekuat dan sepintar apapun. Perkembangan akan menggilasnya cepat atau lambat. Besar dan kuat bukan jaminan seseorang bisa bertahan. Hebat menguasai lingkungan bukan jaminan jika dia tidak mau bergerak, tidak mau belajar dan tidak mau beradaptasi dengan perubahan zaman, karena tiba saatnya nanti apa yang sedang trend saat ini akan Segera tidak relevan. Nokia, motorolla, Sony Ericsson dan lain-lain adalah contoh brend besar yang...

KAU LEMAH !

Jika manusia butuh sesuatu, maka kata inilah yang pantas mendefinisikan kalau mereka sangat lemah dan tidak berdaya. Sebagaimana firman Alloh yang berbunyi: يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْ ۚ وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS An-Nisa' ayat 28). Manusia itu butuh makan, butuh minum, butuh tidur, butuh istirahat dan serba ketergantungan.  Manusia yang bangga dengan kekuatan materi dan kekuatan jasmaninya saat ini hanyalah sesaat, bukan selamanya. Bedahal dengan kekayaan Alloh yang tidak butuh apapun karena bersifatan Qiyamuhu binafsihi, kekayaan Alloh kaya mutlak sedangkan kekayaan manusia hanya kaya Muqoyyad, dalam arti masih butuh kepada yang lain. Jadi jangan sombong.  Mari kita lihat bersama, bagaimana manusia tidak berdaya dan sangat lemah. Tatkala sebelumnya masih sehat bugar, tidak butuh pada yang lain kemudian dia sakit dan di bawa ke rumah sakit. Berlalu hari, berlalu waktu ya...

TEKANAN POSITIF

Di dunia ini semuanya harus dilalui dengan proses, tidak ada yang instan. Maksudnya adalah, segala sesuatu yang diharapkan membutuhkan yang namanya perjuangan, dan perjuangan selalu identik dengan terus berusaha meraih apa yang diimpikan. Karena itulah, dibutuhkan ketangguhan agar tidak pantang menyerah meskipun kesulitan demi kesulitan dan kegagalan datang silih berganti. Selama ini seseorang menjalani kehidupannya dengan mengalir begitu saja dan hanya manoton, tanpa ada sensasi-sensasi unik yang dapat memancing potensinya, seakan-akan menjalani roda kehidupan ini biasa saja, tanpa ada ilmu yang kian bertambah. Disarikan dari Tuhfatul-Asyraf bahwa, ada seorang yang bernama Syeikh Ahmad bin Qosim salah satu murid Imam Ibnu Hajar. Suatu ketika, beliau pergi ke mesir. Di sana, beliau sering menghadiri majelis Syeikh Muhammad Ar-Romli dan selalu berdiskusi dengannya. Mendengarkan salah satu pendapat yang proaktif, Imam Ar-Romli tidak tinggal diam. Beliau semakin banyak mutholaah dan mengk...

DAKWAH BI AL QOHWAH

Slogan "Udah pada ngopi belum?" di media sosial sering tampil di beranda-beranda akun netizen budiman. Benar, beberapa tahun terakhir ini, budaya ngopi di sekitar kita kian hari kian meningkat dengan banyaknya kedai-kedai kopi hingga Cafe. Saat ini minum kopi juga menjadi kebutuhan dan gaya hidup sebagian orang di tengah lingkungan sekitar. Selain memang untuk menghilangkan rasa kantuk, terkadang dengan ngopi obrolan semakin cair dan tidak cepat jenuh.  Sebenarnya trend ngopi sudah mulai sejak dulu sebelum maraknya budaya Ngopi di cafe-cafe. Kaum santri terbiasa ngopi mulai abad ke-9 H/15 M. Sedangkan Barat baru mengenalnya pada abad ke-17 M. Tapi, kini gerai-gerai kopi mereka merajai dunia. Sebutlah Starbuck yang memiliki cabang sebanyak 27.339 buah di seluruh dunia (cnbcindonesia.com/19-08-2018). Kaum santri mengenal kopi pada akhir abad ke-09 dari masyarakat Yaman. Bukti kalau kopi mempunyai khasiat dapat menahan kantuk, biasanya di kalangan masyarakat pedesaan kopi dijadi...

KENAPA HARUS MENULIS?

Ada ungkapan Imam asy-Syafi’i yang sangat menarik untuk mengawali Pragraf ini. Beliau menulis di dalam salah satu syairnya : العِلمُ صَيدٌ والكِتابةُ قَيدُهُ قَيِّدْ صيودكَ بالحِبالِ الواثِقَة فَمِن الحَماقَةِ أَنْ تَصيدَ غَزالَةً وتَترُكها بَينَ الخَلائقِ طالِقةَ “ Ilmu itu bagaikan binatang buruan, dan tulisan adalah tali untuk mengikatnya...maka ikatlah binatang buruanmu dengan tali yang kuat.  Dan merupakan kebodohan jika anda sudah mendapatkan kijang sebagai binatang buruan kemudian anda membiarkannya bebas lari diantara makhluq-makhluq lainnya. “  Perkataan imam Syafii di atas memberikan pemahaman terhadap semua orang, terutama kaum santri tentang pentingnya menulis. Diceritakan pada masa Kholifah Umar bin Abdul Aziz sala satu Kholifah Abbasiyah. Suatu ketika beliau mengirim surat kepada gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm berisi perintah untuk memodifikasi Hadist. Hal itu karena Kholifah Umar bin Abdul Aziz khawatir akan hilangnya ilmu da...