Langsung ke konten utama

KENAPA HARUS KHAWATIR ?

Sering kita mendengar keluh kesah orang-orang di sekitar kita ihwal rezeki. Mereka dibuat galau dan resah pagi, sore dan malam, tidak henti-hentinya waktu mereka dihabiskan untuk mencari rezeki. Padahal rezeki sudah ada yang mengatur, yakni Sang Qodhi Robbul Izzati.  

Terkadang seseorang memberikan semua waktunya untuk mencari kesenangan dunia yang hubungannya sangat erat dengan kekayaan. Mereka tidak cukup ketika sudah punya rumah, sudah bisa makan, sudah punya sepeda motor. Bahkan mereka meminta yang lebih untuk memuaskan hawa nafsu yang sudah mendominasi dirinya. Sedangkan sisa waktu yang diberikan kepada Alloh sangat sedikit dibandingkan waktu untuk mencari dunia. Entah apa nanti yang akan dikatakan ketika Alloh SWT tiba-tiba memanggilnya. 

Peribahasa madura yang sudah tidak asing, "Rejekkeh tak kerah Taporop, mun secangker tak kerah olle sa-iskan." Rezeki tidak akan tertukakar, kalau segelas tidak akan memperoleh se gelas besar. Maka pribahasa Madura ini sangat dibenarkan berdasarkan Suroh Al Ankabut ayat 60 yang berbunyi: 
وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍۢ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Alloh-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 60). Rezeki yang diburu siang malam dengan peluh mengucur sekujur tubuh pada hakikatnya sudah ditetapkan oleh Ar-Rozak sesuai takaran porsinya.

Azbabun Nuzul ayat di atas, ketika Rosululloh Saw memerintah kaumnya untuk Hijroh ke Madinah. Sahabat bertanya, "Siapa yang akan menyiapkan tempat dan makanan?" Kemudian turunlah ayat  
وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍۢ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Ibnu Kutaibah berkomentar tentang makna ayat di atas, "Banyak dari hewan-hewan yang tidak merasa terbeban untuk di makan besok. Ibnu 'Uyaynah berkata, "Tidak ada satupun yang mempunyai simpanan makanan kecuali manusia, tikus dan semut." Lantas, kenapa manusia masih sibuk, sementara rezeki sudah pasti akan datang. 

Ayat di atas diperjelas, bahwasanya semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sudah dijamin rezekinya oleh Alloh. Seperti keterangan Tafsir Muyassar di bawah ini:   
وكم من دابة لا تدَّخر غذاءها لغد، كما يفعل ابن آدم، فالله سبحانه وتعالى يرزقها كما يرزقكم، وهو السميع لأقوالكم، العليم بأفعالكم وخطرات قلوبكم.
Betapa banyak hewan yang tidak memiliki makanan untuk besok, sebagaimana yang terjadi pada anak cucu Nabi Adam AS. Alloh-lah yang memberi rezeki pada hewan tersebut sebagaimana memberikan rezeki kepada kalian. Alloh mendengar terhadap perkataan kalian, mengetahui terhadap pekerjaan kalian dan apa yang ada di hati kalian. Betapa banyak hewan-hewan yang hidup di dunia ini tidak sibuk mencari makanan dan tidak memiliki beban untuk mencari rezeki. Sebagaimana perkataan Sufyan bin Aqmar, "Tidak ada satupun dari makhluk Alloh yang menyiapkan makan untuk besok kecuali manusia, tikus dan semut." 

Lantas, kenapa manusia masih mencari rezeki, jawabannya adalah, karena mencari rezeki merupakan perintah Alloh dan Rosul-Nya. Melakukannya berarti mengerjakan perintahnya dan mendapatkan pahala. Tapi yang perlu digaris bawahi bagi para pejuang rupiah adalah harus meluruskan niat dalam mencari nafkah untuk mencari Ridho-Nya, dengan cara-cara yang halal bukan haram, karena keduanya sangat jelas. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rosulullah Saw, 
إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ
"Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu telah jelas. Dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang (samar)." 

Rezeki yang akan dimakan oleh anak istri sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Apabila yang masuk ke dalam perut sesuatu yang baik-baik, maka pasti aksi dan reaksi tubuh dan fikirannya akan baik pula. Sebaliknya jika anak istrinya diberikan penghasilan yang haram dan mengendap dalam tubuh, maka sudah pasti reaksi yang tidak wajar akan mewarnai kehidupan sehari-hari. Sebagaimana sabda Nabi, 
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
“Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Kekhwatiran manusia terhadap rezeki sering menempuh dengan cara-cara hina dan tercela. Sungguh mereka tidak pantas sebagai pemenang yang dilantik oleh Alloh kalah dengan seekor ular yang terjadi di masanya Malik bin Dinar. 

Suatu hari Imam Malik bin Dinar sedang menempuh perjalanan jauh. Di Padang pasir yang sepi, beliau mengeluarkan bekal yang yang sudah di bawa dari rumahnya untuk makan siang. Ketika sepotong daging di letakkan di atas alas makannya ada seekor kucing liar menghampiri dan menangkap daging tersebut. Kemudian sepotong daging tadi di bawa. Iman Malik bin Dinar merasa heran karena tidak biasanya kucing mencuri makanan dengan tenang dan tidak langsung di makan. Akhirnya beliau mengikuti arah kucing membawa sepotong daging tadi. Ternyata kucing tersebut tidak memakannya tapi malah dijatuhkan di sebuah lubang di tumpukan batu. Sejenak kucing memandang ke dalam lubang seraya pergi membiarkannya. 

Karena penasaran Imam Malik bin Dinar segera menghampiri lubang tersebut untuk mencari tahu apa yang ada dalam tumpukan batu. Dengan takjub beliau melihat seekor ular berbisa yang buta di dalam lubang. Dapat dipastikan seandainya seekor kucing tidak memberikan potongan daging maka ular tadi akan mati kelaparan. 

Sebagai kesimpulan, jangan pernah khawatir terhadap sesuatu yang sudah pasti. Rezeki sudah diatur oleh Alloh, tinggal bagaimana kita ikhtiar sewajarnya seraya melangitkan doa-doa, karena Alloh tidak akan pernah mengatakan "tidak" terhadap apa yang kita minta. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ.
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

I d Wustho
Catatan Mtz. 08, Jumadil Ula 1443 H.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...