Di zaman yang sangat dekat dengan dunia digital tentu keberadaan manusia sangat merasa terbantu. Semuanya sudah ada di sosial media, mulai dari belanja online, biro jodoh dan yang lain-lain. Semuanya sangat berperan baik laki-laki atau perempuan, mengambil posisi di tempat yang strategis. Kendati demikian kehidupan di industri 4.0 bukan serta Merta tidak ada kendala. Secara garis besarnya adalah manusia semakin banyak yang melampiaskan amarahnya di internet tanpa memikirkan tulisannya nanti akan di baca siapa.
PR terbesarnya adalah; kita semua harus lebih gencar lagi dalam memberikan aura positif di sosial media. Tentu dengan kajian-kajian yang super Ilmiah tidak hanya tulisan yang lahir dari fiksi yang sengaja diada-adakan. Hal ini menuntut kita untuk lebih semangat dan lebih disiplin untuk mencari ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya.
Kita tahu di abad keemasan Islam masyarakat biasa sangat terbantu dengan karangan Ulama' salaf sekaliber Imam Syafi'e, Imam Malik, Imam Hanafi dan Imam Hambali yang ketika ada berbagai macam persoalan, baik dari segi agama, sosial dan kebangsaan bisa terjawabkan. Maksud hemat saya bukan karangan² beliau sudah tidak relevan lagi. Tapi, perlu ada pembaharuan dari generasi masa kini untuk bisa dikaji di masa² yang akan datang. Dauhnya Imam Al-Ghazali ( Ulama termasyur ) “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Kalam Hikmah tersebut harus menjadi motivasi anak bangsa yang sangat dekat dengan dunia digital
Jika kita Flas Back Ulama sekaliber Al-Ghazali yang hidup di zaman tidak canggih seperti sekarang bisa melahirkan Karya Fenomenalnya "Ihya' Ulumuddin" sedangkan kita yang hidup di zaman yang sangat super canggih masih belum bisa melahirkan satu pragraf. Tentu hal ini kerugian yang amat sangat dahsyat.
24/12/20
Komentar
Posting Komentar