Menjadi muslimah sebuah kebanggaan dan harus disyukuri dalam hati paling dalam. Apalagi mendapatkan predikat Sholehah. Maka seakan manjadi wanita paling beruntung di dunia ini. Perempuan adalah sendi-sendi agama, darinya lahir generasi-generasi hebat harapan bangsa. Itulah sebabnya perempuan lebih istimewa dibandingkan laki-laki, hingga namanya diabadikan dalam Al-Qur'an suroh An-Nisa'. Betari berkata, "Jika ada satu anak laki-laki rusak, maka hakikatnya engakau telah merusak satu anak laki-laki. Tapi jika yang rusak adalah satu anak perempuan, maka hakikatnya engkau telah merusak beberapa generasi."
Malu sebagian dari iman; begitu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim. Salah satu perhiasan perempuan adalah sifat malunya yang bisa mendatangkan kebaikan dan kemuliaan. Muslimah identik dengan sifat malu; malu mengumbar aurat, malu ikhtilat dan malu ketika kecantikannya dilihat Akhwat. Sebagai perhiasan dunia perempuan menjadikan sifat malu sebagai mahkota kemuliaannya. Bukankah sifat malu penghias diri terbaik? Dengan sifat malu harga dirinya terangkat mulia.
Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah RA meriwayatkan, dia berkata, "Suatu hari aku masuk rumah tempat Rosululloh Saw dan ayaku dimakamkan. Di sana aku meninggalkan bajuku, "Sesungguhnya mereka berdua adalah ayah dan suamiku." Namun tetkala Umar Bin Khattob dimakamkan di tempat di sana, aku tidak masuk ke tempat itu lagi, kecuali aku menutup auratku dengan sempurna karena malu pada Umar." (HR. Ahmad). Bahkan ketika Sayyidah Aisyah RA sudah wafat beliau malu untuk bertemu dengan ajnabi. Hal ini diceritakan oleh As-Syahid Syeikh Muhammad Sa'id Romadhon Al Buthi Rohimahulloh ketika mengarang kitab yang berjudul, Aisyah Ulama perempuan pertama, beliau mendapatkan salam langsung dari sayyidah Aisyah RA melalui putrinya Al-Buthi.
Apa yang dilakukan Sayyidah Aisyah RA melaui dua kisah dia atas merupakan aplikasi bentuk sifat malu yang harus dipahami oleh wanita-wanita dewasa ini, karana malu merupakan akhlak yang menghiasi perilaku manusia dengan cahaya dan keanggunan yang melekat pada dirinya, sehingga ketika para wanita sifat malunya sudah hilang, maka sirna pula keanggunannya.
Ketika perempuan sudah hilang rasa malunya, maka hanya akan menjadi malapetaka. Biasanya orang yang tidak mempunyai rasa malu akan mudah sekali melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Sedangkan orang yang masih mempunyai rasa malu pada dirinya sendiri dan orang lain pasti akan meningkatkan sifat-sifat tercela. Menjauhkan dirinya dari perkataan kotor dan perbuatan-perbuatan maksiat.
Perempuan zaman ini banyak yang dengan bangga oleh pujian-pujian orang lain yang bukan suaminya. Bahkan banyak yang rela menelanjangi dirinya sekaligus meninggalkan ras malu. Padahal sudah jelas, rasa malu adalah sebaik-baiknya mahkota kemuliaan. Dalam sebuah riwayat Sayyidah Aisyah RA pernah didatangi oleh wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian Sayyidah Aisyah RA berkata, "Jika kalian wanita-wanita beriman, maka ketahuilah bahwa itu bukan pakaian-pakaian orang beriman, dan jika kalian bukan orang beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.
Dewasa ini terlihat akhlak muslimah sudah mulai luntur; tidak tahu malu joget-joget menampakkan lekuk tubuh dan memarken auratnya hanya ingin dipuji. Inilah fenomena sendi-sendi sudah mulai goyah. Tidak ada rasa malu, tidak merasa ragu, tidak menjaga pandangan dan tidak takut-takut amat dengan ancaman yang sudah jelas-jelas akan dia dapatkan. Mereka tidak menghiraukan rasa malu dengan menengadah ke atas percaya diri menggunakan pakaian yang menampakkan lekuk tubuh seraya bergumam, inilah gaya yang sedang nge-trend tidak kaku menghadapi perkembangan zaman.
Ada cerita menarik dari perempuan bernama Su'airoh al Asadiyah atau yang dikenal dengan Ummu Zumar. Seorang perempuan berkulit hitam yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya dengan sangat tulus. Suatu ketika dia mendatangi Rosululloh Saw dan mengadukan kalau dia terkenak penyakit ayan yang ketika kambuh, maka tanpa disadari auratnya terbuka. Kemudian dia meminta didoakan. Rosululloh Saw bersabda, "Jika engkau kuat bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau ingin aku akan mendoakanmu kepada Alloh agar engkau sembuh. Mendengar tawaran nan berharga itu, beliau mengurungkan niatnya untuk didoakan sambil berkata, "Saya masih kuat untuk bersabar." Tapi di satu sisi dia merasa berdosa jika auratnya terbuka sehingga dia tetap minta didoakan Kepada Rosululloh Saw supaya auratnya tetap tertutup tatkala penyakit ayannya kambuh.
Dari kisah Su'airoh wanita zaman ini harus memetik pelajaran yang merasa bangga joget-joget Paragoy di depan kamera sambil memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Beliau meskipun sudah dijanjikan surga tetap agar penyakit yang membuatnya kehilangan kesadaran tidak menjadi sebab terbukanya aurat. Dia tetap berpegang teguh pada hijab dan rasa malunya.
Perkembangan tekhnologi dengan segala aplikasi-aplikasi pendukung untuk memarken foto dan videonya agar mendapatkan respon dari laki-laki hidung belang. Tanpa rasa malu mereka memarken lekuk tubuhnya yang seksi ke khalayak ramai. Bahkan banyak muslimah yang bangga ketika fotonya banyak yang mengomentari "Waw cantik, Waw seksi" dan lain sebagainya. Tanpa disadari oleh mereka telah terjerumus pada dosa jariyah. Beda dengan wanita muslimah yang mampu menjadikan Alloh raja di hatinya. Sehingga tidak mudah ajnabi masuk ke dalam hidupnya. Mereka mampu menaga iffah dan izzahnya yang di setiap harinya bersembunyi di bilik rumah tidak selancar di dunia maya karena takut jadi fitnah, sehingga dia tidak pandai mengumbar cinta pada lawan jenisnya sebelum ada khitbah.
Sebagai kesimpulan; wanita muslimah hendaklah menjaga pandanganya saat berbicara dengan lawan jenis ataupun berada di tempat-tempat umum. Menundukkan pandangan mata adalah pintu awal Untuk memelihara sifat malu. perempuan akan hidup berguna, selama rasa malu masih ada pada dirinya. Seperti pohon yang akan tetap bertahan jika terbungkus oleh kulitnya. Laki-laki akan terkagum-kagum pada wanita cantik, tapi tidak pernah mengumbar kecantikannya di sosial media, karena menurut laki-laki wanita seperti itu adalah wanita yang mulia dan langka.
Asrama Sunan Ampel 05
Catatan Mtz. 14, Jumadil Ula 1443 H.
Kerren
BalasHapus