Langsung ke konten utama

MUDA BERKARYA, BUKAN FOYA-FOYA

Seringkali kita dengar slogan kaula muda yang agak bising di telinga, "Masa muda untuk foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga." Muda foya-foya tua masih tetap kaya sekilas masih masuk akal karena mungkin faktor warisan yang tidak habis-habis tujuh turunan. Tapi bagaimana akan masuk surga dengan foya-foya di masa muda dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya di usia sudah tua? Tentu semboyan ini sangat tidak mendasar dan harus ditinggalkan, karena tidak mengedukasi dan cenderung menjerumuskan. 

Dalam kesempatan yang lain saya juga pernah mendengar pribahasa para pemuda yang mengarah pada stigma negatif dan sangat kontradiksi dengan perannya sebagai harapan agama dan bangsa, "Selagi masih muda nikmatilah hidup sesuka hati, karena kesempatan (Masa Muda) tidak akan terulang lagi." Bagaimana mungkin masa muda yang seharusnya digunakan untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya malah digunakan kepada hal-hal yang Unfaidah. Slogan-slogan seperti di atas mencuci otak anak-anak muda zaman sekarang. Seperti keluyuran tengah malam, main game hingga larut malam, lupa sholat, lupa makan, tidak belajar dan tidak istirahat untuk persiapan sekolah pagi. Akhirnya di sekolah tidur tidak fokus pada apa yang disampaikan oleh guru. 

Islam sangat memperhatikan anak-anak muda, karena sejatinya anak mudalah yang menjadi tulang punggung utama sebuah peradaban, dan juga di tangan pemuda pundak kebangkitan sebuah perubahan. Pemuda hari ini sebagai penopang agama dan bangsa. Masa depan cerah ada di tangan pemuda, begitupun masa suram juga ada di tangan pemuda, karena masa muda masa di mana syahwat sedang menggelora, sehingga tidak jarang terjerumus dalam kemaksiatan. Dalam kesempatan lain, Rosululloh Saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa kelak pada hari kiamat, Alloh SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh golongan, di antaranya adalah pemuda yang menyibukkan dirinya dengan rutinitas ibadah kepada Alloh SWT. Sebagaimana penggalan Hadist Rosululloh Saw:

وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّه

"Pemuda yang tumbuh dan berkembang dengan beribadah kepada Alloh SWT”.

Al Qur'an banyak mengisahkan tentang perjuangan para Nabi dan Rosul yang semuanya merupakan pilihan dari kalangan pemuda berusia sekitar 40 tahun. Bahkan ada di antara mereka sudah diberikan kekuatan intelektual untuk berdebat dengan musuh-musuh Alloh di usia 18 tahun. Sebagaimana Ayat Al Qur'an menjelaskan tentang bagaimana Nabi Ibrohim AS menghancurkan berhala-berhala Raja Namrud. Dan kisah ini diabadikan dalam Firman-Nya Suroh Al-Anbiya' yang berbunyi: 

قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ

"Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." Ibnu Abbas berkomentar sebelum membaca ayat ini dan berkata, "Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus oleh Alloh SWT, melainkan dipilih dari kalangan pemuda. Begitupun tidak seorang alim pun yang diberi ilmu, melainkan dia dari kalangan pemuda." 

Pemuda-pemuda yang sudah memberikan inspirasi bagi ummat setelahnya adalah Ashabul Kahfi. Ya, Suroh yang sering dibaca pada malam Jum'at ini dengan fadilah disinari cahaya di antara dua Jum'at seperti yang diriwayatkan oleh HR. Al-Bukhari menyerap kisah para pemuda yang teguh pendirian mempertahankan akidahnya di hadapan raja Diqyanus di Romawi, seorang raja diktator memerintah dengan tangan besi, sehingga tidak jarang menghukum kaumnya yang tidak taat perintahnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ

"Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka." 

Dengan perlindungan Alloh SWT para pemuda diarahkan ke dalam gua kemudian mereka tidur bertahun-tahun dalam gua tersebut. Seperti bunyi ayat berikut: 

فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا

 "Maka Kami tutup telinga mereka bertahun-tahun dalam gua itu." Alloh melindungi para pemuda yang menurut Qoul Mu'tamad ada 7 orang dengan menutup telinganya dan tidak mendengar apa-apa, hingga dengan cara ini mereka tidur pulas selama ratusan tahun lamanya. Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an al-‘Adzim; menyebut angka 309 tahun untuk menunjukkan lamanya mereka tidur dalam gua. Mereka mulai tidur di jaman pemerintahan Raja Diqyanus dan baru bangun setelah raja yang berkuasa telah berganti beberapa generasi. Masyarakat beserta sang raja pada saat itu sudah beriman kepada Alloh SWT.

Dari kisah Ashabul Kahfi kita mengambil pelajaran bagaimana mereka mempertahankan iman dalam kondisi apapun dan di manapun.  Menfaat kita mengulas kembali kisah di atas sebagai teladan generasi muda zaman ini yang kaya dengan slogan-slogan tidak mendasar dan cenderung menjerumuskan. Mereka adalah potret pemuda yang tidak menjadikan masa mudanya untuk pembenaran maksiat kepada Alloh SWT. Ketika keselamatan jiwa mereka terancam, Alloh melindungi mereka dengan membuatnya tidur selama berabad-abad hingga situasi kondusif.

Setidaknya ada enam kisah pemuda yang menjadi inspirasi dan panutan zaman ini. Pertama. Dari Nabi Ibrohim AS pemuda zaman ini bisa menstimulasi dirinya bagaimana Kholilulloh mengajak bangsanya berlogika untuk menemukan keesaan Alloh SWT seperti yang yang disebutkan dalam firman-Nya Al-Ankabut ayat 60). Kedua, kisah Nabi Yahya yang sedari kecil telah dikaruniai hikmah dan kebijaksanaan. Ketiga Nabi Yusuf AS yang sudah menjadi pejuang kebenaran dari sejak muda. Keempat Nabi Ismail AS yang begitu hebat tidak ragu atas apa yang diperintahkan oleh Alloh SWT dan rela mengorbankan nyawanya demi melaksanakan perintah dan To'at pada ketentuannya. Kelima, kisah Ashabul Kahfi yang diceritakan secara singkat di atas mempertahankan Akidahnya dari raja durjana. Terakhir, kisah inspirasi dai pada kisah Ashabul Ukhdud karena hanya mempertahankan keimanannya mereka disiksaiaf biasa dilempar ke dalam parit yang dibakar. Ashabul Ukhdud dalam kisah tersebut tidak tunduk pada raja yang sewenang-wenang dan kerap kali mendewakan dirinya sebagai raja pengusa yang tak tertandingi. Mereka seluruhnya dibakar dalam kondisi yang masih bernyawa. Semoga Alloh merahmati mereka. Aamiin 

Sebagai kesimpulan: Kisah-kisah di atas sudah jelas bagi kita bahwa masa depan cemerlang ada di tangan pemuda, sebagai penopang agama dan bangsa. Sebagai bukti konkret peran pemuda untuk kemerdekaan bangsa republik Indonesia yang diabadikan dalam hari peringatan Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober. Sebagai ikrar kristalisasi semangat mengobarkan cita-cita berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para Pemuda hari jangan mau dirusak oleh budaya-budaya hedonis glamor dan tidak mengedukasi. Kalian generasi mahal agama dan bangsa ini, kalian terlalu mahal jika hanya dirusak oleh hal-hal sepele. Mari bangkit bangun dan rakit kembali cita-cita pendahulu terutamanya kaum santri sebagai pewaris para Nabi. 


Asrama Sunan Ampel 05

Catatan Mtz. 15, Jumadil Ula 1443 H.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...