Langsung ke konten utama

MENUJU BAIK ITU BAIK

Berubah itu banyak cobaannya teman-teman. Kadang sudah merasa berubah, tapi kenyataannya masih belum melangkah, belum bergerak sama sekali. Kadang merasa jenuh, karena banyak omongan di sekitar menilai riya'. Kadang juga ingin kembali ke masa lalu karena banyak orang mengaitkan perubahan yang sedang dilakukan saat ini hanya karena kesalahan di masa lalu. Tapi tidak usah khawatir, sebab berubah dari kebiasaan buruk menuju kebaikan banyak tantangan yang membentang sepanjang jalan menuju Ridho-Nya.

Tetap teguh pendirian meski sulit, karena berubah itu harus sabar dan berproses. Sebagaimana Firman Alloh dalam Suroh Al Ankabut ayat 2 yang berbunyi: 
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Artinya, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?" (QS. Al Ankabut 29:2). Yapz, ujian dalam meningkatkan kualitas sebagai hamba merupakan tolak ukur keikhlasan dan bersungguh-sungguh untuk berubah. Tentu hijroh yang diperintahkan oleh Alloh untuk kebaikan dan kemaslahatan pada dirinya sendiri, meskipun awal-awal banyak cobaan dan godaan jangan sampai putus asa. Dijelaskan dalam Tafsir Showi: 
البلوى اذا عمت هانت.  
"Cobaan yang sering menimpa nantinya akan ringan dengan sendirinya." 

Ujian dalam hijroh akan selalu mewarnai perjalanan hidup, baik itu dari perasaan sendiri yang selalu ketar ketir atau dari orang terdekat. Tapi tidak perlu Inseceure teman-teman, anggaplah godaan dan cobaan sebagai obat agar cepat sembuh, lebih kuat dan cepat sampai menuju Ridho-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Nu'aim Al Asbahani dalam kitab Hilyatul Auliya'. Beliau mengatakan: 
إِنَّ اللهَ لَيُكْرِهُ عَبْدَهُ عَلَى الْبَلَاءِ كَمَا يُكْرِهُ أَهْلُ الْمَرِيضِ مَرِيضَهُمْ، وَأَهْلُ الصَّبِيِّ صَبِيَّهُمْ عَلَى الدَّوَاءِ، وَيَقُولُونَ: اشْرَبْ هَذَا؛ فَإِنَّ لَكَ فِي عَاقِبَتِهِ خَيْرًا "
[أبو نعيم الأصبهاني ,حلية الأولياء وطبقات الأصفياء ,4/252]
"Sesungguhnya Alloh SWT memaksa hambanya untuk meneguk ujian, sebagaimana keluarga pasien memaksa pasien meneguk obak dan orang tua memaksa anaknya meneguk obat, seraya berkata, "Minumlah obat ini, karena setelah itu engkau akan sembuh." 

Berubah juga bisa diartikan melawan keburukan. Sebagaimana yang pernah terjadi kepada Nabi-Nabi zaman dahulu. Sebut saja Nabi Ibrohim AS selau berusaha mengajak kaumnya untuk meninggalkan menyembah berhala dan hijroh menyembah Alloh yang maha esa. Begitu juga yang dilakukan oleh Nabi Luth AS diutus pada ummatnya yang dikenal dengan kaum Sodom. Karena ummatnya selalu Melakukan homoseksual, Nabi Luth mengajak kaumnya untuk Hijroh meninggalkan pekerjaan tercela tersebut dengan bertaubat pada Alloh SWT dan kembali sesuai ketentuan kodratnya laki-laki menikahi perempuan. Karena pada hakikatnya Alloh menciptakan manusia berpasang-pasangan tidak lain untuk menghasilkan keturunan sebagai Khalifah di muka bumi ini. 

Pergantian tahun hijriah yang sering diperingati bisa menjadi momentum untuk memaknai peristiwa hijrahnya Baginda Rasulullah Saw setelah 13 tahun mengajak kaumnya dengan penuh tekanan dan intimidasi. Banyak hikmah yang bisa dijadikan Ibroh. Beliau telah membawa kedamaian dan kebaikan terhadap kaumnya. Sebab Hijroh yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw telah menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang. Yakni agama islam Rohmatan Lil Alamin. Dari hijroh ke madinah inilah menjadi titik balik kaum muslimin hingga islam berkembang pesat dan meraih kemenangan. 

Sebagai ummat yang patuh hendaklah selalu meneladani Jejak langkahnya dengan meninggalkan kebiasaan yang Unfaedah menuju kepada sesuatu yang berfaidah. Sebagaimana yang dikatakan dalam Hadits Soheh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا.
Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu berkata, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya). Dengan meninggalkan keburukan dan hijroh dari kebiasaan yang kurang bermanfaat kaum muslimin akan senantiasa membawa kebaikan bagi dirinya, agamanya dan bangsanya. 

Ujian akan siap siaga mewarnai perjalanan kebaikan, karena yang dicari dan dikejar jalan menuju kasih sayang-Nya. Untuk bisa sampai harus bersungguh-sungguh tidak boleh setengah-setengah. Sudah biasa ketika memilih jalan kebaikan pasti banyak halangan dan rintangan. Awal-awal memang sangat sulit, karena faktor lingkungan. Contoh, "Ah, paling cuma dua hari, paling cuma tiga hari !" Tapi seiring berjalannya waktu ketika engkau istiqomah kata-kata di atas akan hilang, bahkan cemoohan akan menjadi sanjungan. Menuju baik dengan berubah secara lahir dan batin adalah sarana agar seseorang bisa meraih kemenangan, meski terkadang jalannya tidak mulus, banyak halangan dan rintangan yang menghadang. Tapi untuk menjadi baik dari sebelumnya adalah tantangan karena menjadi baik dambaan setiap insan. Tidak ada satu orangpun ketika tiba saatnya kembali ke alam abadian dalam keadaan Suul Khotimah. 
 
Sebagai kesimpulan; Terus konsisten saat kau memilih untuk merubah pola hidupmu ke arah lebih baik dan derajat yang lebih tinggi, meskipun sangat membelenggu diri. Hijroh sebenarnya sangat mudah, yang sulit hanyalah istiqomah. Betapa banyak orang-orang gagal karena malas untuk istiqomah. Maka hendaknya seseorang yang ingin merubah pola hidup baik dimulai dari yang ringan, sekiranya mampu dikerjakan dan kontinu, meskipun sedikit asal konsisten/istiqomah jauh lebih bernilai di sisi Alloh SWT dari pada banyak tapi musiman: 
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اﷲِأَدْومُهَا وَإِنْ قَلَّ (رواه الشيخان عن عائشة
"Pekerjaan-pekerjaan (yang baik) yang lebih disukai Allah adalah pekerjaan yang terus-menerus (dawam/istiqomah) dikerjakan walaupun pekerjaan itu sedikit."
Berpijaklah menata hati, agar perubahan yang sudah dipilih selalu menemukan jalan mudah untuk istiqomah. Kita pasti bisa kok ! 

Asrama Sunan Ampel 05
Catatan Mtz. 13 Jumadil Ula 1443 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...