Langsung ke konten utama

KITA TIDAK BERHAK

Rosululloh sering mengingatkan ummatnya untuk tidak gampang menghakimi orang lain. Lebih-lebih suatu yang tidak konkret, karena seseorang tidak akan tahu apa yang ada dalam hati orang lain kecuali dia dengan tuhannya. Terkadang di saat diri ini merasa sudah paling ta'at ibadah dan jauh dari rambu-rambu larangan Alloh SWT mudah sekali mengklaim orang lain ahli maksiat, mendapat murka Alloh bahkan sampai mengutuk dan menyumpahi akan segera tiba Adzab Alloh. Kenyataannya tidak demikian, orang yang semakin rajin ibadah maka dia semakin menyayangi, semakin menghargai, semakin Husnudzon, semakin mendoakan orang-orang di sekitarnya.  

Diceritakan dalam Hadist Ibnu Hibban bahwa dulu ada dua orang bersahabat, satunya ahli ibadah satunya lagi ahli maksiat. Suatu ketika sang ahli ibadah menegur kawannya yang ahli maksiat dengan perkataan, "Kamu ini sampai kapan terus-menerus melakukan maksiat? Sekarang juga kamu harus menghentikan semua maksiatmu itu" spontan ahli maksiat menjawab, "Kamu jangan ikut campur, biarlah ini menjadi urusanku dan tuhanku." Spontan sang ahli ibadah menjawab pertanyaan sang ahli maksiat dengan perkataan yang ketus, "Kalau kamu tetap begitu Alloh tidak akan mengampuni dosa-dosamu." 

Singkat cerita setelah keduanya sudah meninggal, dan saat menerima peradilan di hadapan Alloh SWT. Alloh berfirman, "Wahai Malaikat masukkan hambaku yang ahli maksiat ini ke surga sebab aku telah mengampuni dosa-dosanya." Kemudian Alloh berfirman kepada sang ahli ibadah, "Wahai orang yang merasa berilmu, apa yang membuatmu merasa tahu dengan rahasia-rahasia-Ku? Mengapa kau seakan-akan mewakili dan mengklaim saudaramu dengan nama-Ku? Apa kau merasa mempunyai kekuasaan atas diri-Ku? Menyuruh-Ku memaafkan dan tidak memaafkan saudaramu sesuai seleramu? "Wahai Malaikat, bawalah orang ini ke neraka."

Jangan gampang memvonis orang lain karena semuanya tidak selalu sesuai dengan selera kita dan apa yang tampak. Bisa jadi preman mempunyai sedekah di malam hari, atau perempuan yang berpakaian terbuka dan dinilai sebagai wanita nakal, pada kenyataannya dia mempunyai kebiasaan Sholat malam dan sedekah tulus yang kita tidak ketahui. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadits Rosululloh Saw, (HR. Imam al-Bukhari):
غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ
“Seorang pelacur diampuni (dosa-dosanya). Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya di tepi sumur. Anjing itu hampir mati kehausan, kemudian wanita (pelacur itu) melepaskan sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya dan mengambilkan air untuk anjing tersebut. Maka Allah mengampuni (dosa-dosanya) dengan sebab perbuatannya itu.” Jangan sampai seseorang mengahakimi bahkan sampai mengintervensi hak prerogatif Alloh untuk menilai orang lain. Hal ini yang kadang oleh kebanyakan manusia melampaui batas berlagak seperti tuhan menutup pintu taubat yang sudah jelas-jelas pintu taubat Alloh sangat terbuka lebar karena Alloh bersifatan Ar-Rohman dan Ar-Rohim-Nya. 

Diceritakan dalam kitab al-Jâmi’ li Syu’ab al-Îmân, Imam al-Baihaqi (384-458 H). 
 وعن أبي قلابة ان أبا الدرداء مرّ على رجل قد أصاب ذنباً فكانوا يسبونه، فقال: ارأيتم لو وجتموه في قليب الم تكونوا تستخرجنه؟ قالوا: بلى، قال: فلا تسبوا اخاكم وأحمدوا الله عز وجل الذي عافاكم. قالوا: افلا تبغضه؟ قال: إنما ابغض عمله، فإذا تركه فهو أخي
Dari Abu Qilabah bahwa sesungguhnya Abu Darda’ bertemu dengan seorang laki-laki yang telah berbuat dosa. Orang-orang ramai mencela laki-laki itu. Abu Darda’ berkata: “Tidakkah kalian lihat, andai kalian mendapatinya (terjebak) di dalam sumur, tidakkah kalian akan mengeluarkannya dari sumur?” Mereka menjawab: “Tentu saja.” Abu Darda’ berkata: “Janganlah kalian mencela saudara kalian, dan pujilah Alloh ‘azza wa jalla yang memberikan kesehatan kepada kalian.” Mereka berkata: “Bukankah kita (harus) membencinya?” Abu Darda’ berkata: “Yang harus dibenci adalah perbuatannya. Jika ia meninggalkan perbuatan (buruknya), ia adalah saudaraku.” (Imam al-Baihaqi, al-Jâmi’ li Syu’ab al-Îmân, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2000, juz 5, h. 290-291). 

Setiap manusia mempunyai rahasia yang diketahui oleh Alloh dan dirinya sendiri. Maka jangan sampai melaknat, menghujat bahkan menyumpahi orang lain yang masih belum terbuka seakan-akan telah mendahului Qudrot dan Irodah-Nya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka yang belum mendapatkan hidayah. Bisa saja suatu saat meninggalkan kebiasaan buruknya dan mau merubah ke arah yang diridhai-Nya. Apalagi Rohmat Alloh tidak bisa ditebak kapan datangnya. 

Sebagai kesimpulan: Tugas kita hanya menyeru dan mengajak tanpa kenal lelah dengan konsep ayat Al Qur'an yang berbunyi: 
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ - ١٢٥
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." Selamatkan orang-orang yang masih belum terbuka mata hatinya untuk Taqorrub kepada Alloh SWT, namun senantiasa bersabar dan mengingat sekuat apapun kita berusaha, tetap saja hidayah itu dari-Nya. Tugas kita hanya penyampai, jangan sampai kepedulian kita untuk menyelamatkan bernafsu terburu-buru dan memaksakan diri untuk merubah keadaan orang lain dengan cara-cara yang tidak baik. 

Kalimantan Utara, 27 Jumadil Ula 1443 H.

Catatan Mtz

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...