Ketika rencana tidak sesuai ekspektasi banyak orang-orang murung menyendiri, karena apa yang sudah diidam-idamkan harus berakhir dengan kekecewaan. Banyak sekali yang menelan duka mendalam saat dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit. Utamanya soal yang paling pelik dan krusial. Apalagi kalau bukan masalah Asmara !
Muda-mudi mana yang tidak remuk saat separuh jiwanya mengikat janji suci dengan orang lain. Muda-mudi mana yang tidak pilu hatinya tatkala idamannya menyunting orang lain. Yapz, setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya kasmaran, lebih-lebih muda-mudi zaman ini yang akrab dengan dunia tekhnologi, bertemu di sosial media, begitupun pisahnya juga di media sosial. Hehehe. Tapi apa boleh buat, goresan tinta tadir Alloh sudah berbeda dengan tujuannya. Sakit sih pasti, laksana tulang dipisah dengan daging atau bak tubuh tertimbun runtuhan langit. Seketika jiwa tersengat aliran listrik dengan tegangan tinggi. Meskipun ada pribahasa "Cinta tidak harus memiliki, karena cinta tidak boleh dipaksakan." Tapi masih tetap saja sakit dan kecewa terus menyelimuti hati siang malam. Walaupun hati berupaya untuk mengikhlaskan sepenuh jiwa raga ini, tapi tetap saja luka hati menyisakan segudang ironi. Jadinya Galau menyelimuti hati.
Sebagai insan yang diciptakan dengan fasilitas akal dan nafsu. Wajar saja jika muda-mudi sangat mudah tersentuh dan ketika tidak sesuai mereka runtuh. Hati merupakan salah satu organ tubuh yang paling sensitif yang mudah terombang-ambing dan mudah berganti rasa. Sesuai dengan namanya yang diambil dari bahasa arab, "قلب". Pagi-pagi bahagia, sore sudah kecewa. Tapi terkadang muda-mudi terlalu alay dan lebay menanggapi sampai sangat sulit Move on menyia-nyiakan waktu dan tidak bisa menata masa depan yang sebenarnya masih panjang. Padahal hal itu masih awal perjalanan kehidupan dari skenario tuhan.
Berlebihan dalam kehidupan ini sangat tidak baik dan bukan merupakan ciri orang islam. Sebagai agama yang datang untuk menyempurnakan kehidupan hambanya islam mengatur segala sesuatu sesuai porsinya. Isrof dan Bakhil merupakan sifat tercela apabila tidak sesuai takarannya. Pelit dan kikir sangat tidak baik, tapi berfoya-foya dan menghambur-hamburkan bukan juga perbuatan baik yang dianjurkan. Jadi semuanya harus sesuai porsinya. Sebagaimana Firman Alloh dalam Suroh Al Isro' yang berbunyi;
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا
"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal."
menginfakkan segala waktunya untuk beribadah juga tidak baik, hingga lupa waktu untuk makan, bersosial, belajar mengajar, dan mencafi nafkah untuk istri, baik nafka secara lahiriah atau batiniah. Sebagaimana dulu Rosululloh pernah menegur salah satu sahabat yang bernama Abdulloh bin Amr bin 'Ash yang sangat taat beribadah, hingga terkadang melupakan kewajibannya sebagai seorang suami dalam hal nafkah lahir dan batin. Ia menghabiskan waktunya untuk puasa, shalat wajib maupun sunnah. Suatu ketika istri Sahabat Abdulloh bin Amr bin 'Ash sowan kepada Rosululloh Saw dan mengadukan apa yang sudsh dikerjakan oleh suaminya.
Setelah mendengar keluh kesah yang diutarakan istri Sahabatnya itu kemudian Rosululloh Saw memmanggil Sahabat Abdulloh bin Amr bin 'Ash. “Abdullah, apa betul dirimu selalu tekun beribadah sholat, puasa dan berdzikir?.”tanya Rosulloh mengklarifikasi. “Iya betul Ya Rosululloh. Saya tiap malam shalat tahajud, berdzikir tiap malam,” jawab Abdullah. “Apa betul dirimu tidak pernah beristirahat dan tidak pernah ‘mengumpuli’ istrimu,” tanya Nabi Muhammad menimpali. “Betul Rosululloh. Saya menunaikan ibadah seperti ini untuk menjalankan sunnah Nabi,” jawab Abdulloh. Mendengar jawaban demikian, Rosululloh menasihati Abdulloh dengan kalimat halus. Rosululloh menyatakan perilaku Abdulloh itu berlawanan dengan sunnahnya. “Abdulloh, saya itu juga sering menjalankan ibadah shalat, puasa dan ibadah lainnya. Tapi saya juga istirahat juga 'berkumpul' bersama istriku. Kalau dirimu beribadah terus tanpa memberi perhatian istrimu maka tidak kuakui sebagai umatku,” jawab Rosululloh yang dijawab dengan anggukan Abdulloh.
Dari cerita di atas bisa dipetik hikmahnya, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik. Meskipun hal itu dalam ibadah. Apalagi tentang hal lain yang tidak ada kaitannya dengan bukan ibadah. Seperti kasmaran berlebihan, tidak bisa Move on tentu sangat tidak baik, bahkan bemuaara pada dosa. Nauzubillah. Mencintai dan menyayangi seuatu secara berlebihan bukanlah ajaran islam. Meski lada kenyataannya Islam agama yang penuh cinta dan kedamaian. Dalam sebuah Hadist Mauquf. Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah pernah mengutarakan nasehat bijak:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ـ ﺃُﺭَاﻩُ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ـ ﻗَﺎﻝَ: «ﺃَﺣْﺒِﺐْ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻫﻮﻧﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ، ﻭَﺃَﺑْﻐِﺾْ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ
“Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta” (HR Tirmidzi).
Seandainya sejak dari awal tidak terlalu berlebihan dalam mencintai, tentu rasa sakitnya tidak sedalam ini, kata-kata mereka. Seyogianya muda-mudi sudah tahu bagaimana remuknya hati ketidak sudah tidak sesuai dengan yang dikehendaki baik itu dari pengalaman kata-kata bijak atau pengalaman temannya sendiri. Apalagi kalau yang dicintai masih belum jelas, hanya mudal telepon semalan suntuk. Lebih tidak jelas lagi. Jadinya hanya korban Ghosting. Hehheheh
Tidak kalah pentingnya adalah harus selalu berpikiran positif, agar diri kita tidak dikuasai oleh setan yang terus bermain menjerumuskan ummat manusia. Muda-mudi saat ini terlalu berlebih-lebihan menyikapi segala permasalahan dan cenderung baperan, hingga tidak bisa menggunakan akal sehatnya. Bahkan terkadang banyak yang sampai mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, meminum obat-obatan dan lompat ke jembatan. Coba bagaimana hal itu bisa terjadi, karena setan sudah menguasai. Padahal apa yang dicintai belum tentu baik baginya dan sesuatu yang dibenci boleh jadi hal itu baik untuknya. Ada ayat Al Qur'an meskipun beda konteks, tapi insya Alloh menjadi boster bagi muda-mudi yang terlalu mencintai dan membenci pada sesuatu. Sebagaimana potongan ayat Al Qur'an dalam Suroh Al Baqorah yang berbunyi:
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Sebagai kesimpulan: masalah asmara atau masalah-masalah yang lain sedang menimpa, yakin itulah yang terbaik menurut Alloh SWT untuk muda-mudi yang susah Move on. Termasuk ketika menelan sebentar rasa patah hati, yakin seiring berjalannya waktu akan menemukan kebahagiaan yang hakiki. Alloh sang pemilik hati, yang maha membolak-balikkan hati hamba-Nya. Ketika hati tergores kekecewaan karena tidak sesuai kenyataan, maka kembalikan kepada-Nya, perbanyak menyebut nama-Nya dan meminta untuk segera diberikan ganti yang layak menurut-Nya. Aamiin.
Kalimantan Utara
26/12/21
Komentar
Posting Komentar