Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2024

ILMU HIDUP DENGAN BANTAH-BANTAHAN

Dalam Sains tidak ada yang mutlak. Ratusan tahun manusia meyakini teori grativikasi Newton sebelum Einsten datang meruntuhkan dengan Ralativitas umum.  Suatu kebahagiaan jika ilmu yang diwariskan, kelak dibantah oleh generasi di masa depan. Keilmuan dan peradaban Islam bisa sebesar ini karena perkelahian yang terjadi di antara ilmuan. Seperti contoh Al-Ghazali yang membantah Filsuf Muslim peripatetik (New-Platonisme), dan selanjutnya Ibnu Rusyd membantah bantahan Al-Ghazali.  Dunia butuh orang sesat yang berani dan membaharu yang tak bisu. Jika tanpa Mu'tazilah, mustanil Asy'ariyah akan sebesar ini. Ribuan kitab atau buku justru lahir karena kritik dan untuk menjawab kritik.  Di era modern ini, Sidogiri termasuk Pesantren yang berperan aktif menerbitkan buku sebagai bentuk kritik. Seperti buku berjudul "Sidogiri menolak Pemikiran KH. Said Aqil Sirajd," sebagai bantahan terhadap pemikiran Prof. KH. Said Aqil yang dianggap tidak sesuai kesepakatan ulama-ulama Salaf. Ata...

GEN Z LEBIH SUKA BUKU YANG TIDAK MENDIKTE

Semua harus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tidak terkecuali para penulis yang perlu mengenal lebih dalam pembaca masa kini. Generasi anak muda yang tumbuh di era serba ada membuat mereka lebih spesifik dan selektif dalam memilih buku bacaan. Anak muda mulai dari generasi milenial, Y, hingga alpha sebenarnya masih gemar membaca buku, baik buku fisik maupun digital. Namun, mereka resah karena buku yang selama ini beredar hanya menyuguhkan kisah-kisah sukses seseorang atau bahkan terkesan menggurui, sedangkan mereka hidup di zaman keterbukaan informasi yang luas. Hal tersebut, tidak lagi relevan dengan kehidupan anak muda zaman sekarang. Seperti contoh, buku biografi dengan sampul buku bergambar foto seseorang dan berisi kisah-kisah suksesnya di masa lalu sangat tidak relevan dengan kondisi hidup zaman sekarang. Mereka lebih suka buku berisi fenomena masa kini atau masa depan yang berkaitan langsung dengan hidup mereka sehari-hari. Buku-buku yang isinya menggurui kurang diminati k...

GEN Z SUDAH LELAH

Ponsel menjadi salah satu benda yang menimbulkan kecanduan dan sulit dilepaskan remaja. Ponsel cerdas menjadi peranti teknologi yang selalu ada di genggaman nyaris setiap saat. Berselancar beragam aplikasi dalam ponsel, terutama media sosial, ternyata melelahkan dan mengganggu kehidupan generasi Z dan generasi yang lebih muda. Bagaimana tidak lelah, setiap hari remaja menerima sedikitnya 237 notifikasi dalam ponsel cerdas mereka. Hingga 25 persen, atau setidaknya 59 pemberitahuan, datang pada jam sekolah. Bahkan kita terkadang disibukkan oleh sesuatu yang seharusnya bukan urusan kita.  Pemberitahuan di ponsel membanjir saat anak dan remaja seharusnya fokus belajar. Banjir itu membuat hubungan anak dan remaja dengan ponsel cerdasnya menjadi semakin tidak sehat. Hasil riset organisasi nirlaba yang membantu anak, orangtua, dan sekolah dalam menavigasi media itu disiarkan CNN pada 26 September 2023. Temuan laporan ini didasarkan pada penggunaan ponsel cerdas berbasis sistem operasi And...

USIA PRODUKTIF HANYA SEKEDAR NAMA

 Menurut data terbaru badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, persentase penduduk usia 15-24 tahun di Indonesia yang tergolong ke dalam kategori NEET (not in education, employment, or training) mencapai 22,25 persen dari total penduduk dalam kelompok usia tersebut. Fenomena ini sangat mengejutkan. Sebab, hal itu berarti hampir seperempat dari populasi muda di Indonesia (biasa disebut gen Z), yang sebetulnya berada dalam rentang usia produktif, ternyata tidak terlibat dalam aktivitas pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan apa pun. Mereka, dengan kata lain, adalah penganggur! Usia produktif seharusnya menjadi penopang bagi penduduk usia nonproduktif. Mereka mendukung kebutuhan ekonomi dan sosial populasi yang lebih muda dan lebih tua. Namun, tingginya tingkat pengangguran di kalangan gen Z mengacaukan keseimbangan ini. Alih-alih berperan sebagai penopang, mereka malah ikut menjadi beban yang harus ditopang. Jika fenomena seperti ini terus berlanjut, tentu akan sangat membahayakan. Seb...

KEKERASAN PEREMPUAN KEJAHATAN KEMANUSIAAN

Kemajuan pembangunan ekonomi dan sosial nyatanya masih meninggalkan masalah besar bagi perempuan. Kasus kekerasan dan kejahatan terhadap perempuan terus terjadi yang tak hanya menimbulkan luka dan trauma, tetapi hilangnya nyawa. Kegagalan negara melindungi perempuan adalah kegagalan negara melindungi bangsa. Beberapa bulan terakhir, kasus kejahatan terhadap perempuan sebagai istri, pacar, mantan, maupun partner romantis terjadi di sejumlah daerah. Ini adalah persoalan lama yang terus berulang. Namun, lonjakan kasus kejahatan terhadap perempuan yang muncul di media saat ini menunjukkan kondisi perempuan Indonesia tidak baik-baik saja. Sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan romantis yang mengemuka di media, antara lain, kasus D yang mendapatkan kekerasan dari pacarnya F. Keduanya sebagai Mahasiswa di Fakultas Tekhnik di Universitas Trunojoyo Madura. Bahkan berulang sampai empat kali.  Di Surabaya, seorang pemandu DJ mengalami penganiayaan, pelaku salah satu Anggot...

JANGAN MALU MEMBACA BUKU

Terkadang, kita merasa iri ketika melihat foto seseorang yang tampak nyaman membaca buku di muka umum. Duduk di kursi yang ada di pinggir jalan setapak, dipayungi oleh rimbunnya pepohonan. Ada juga yang menggelar tikar pikniknya dan bersandar di pohon nan kokoh. Syahdu, bukan? Sayangnya, pengalaman ini cenderung lebih banyak ditemui di luar negeri. Selain banyak tempat terbuka yang bisa bebas diakses, polusi udara yang tidak pekat pun menambah kenyamanan orang-orang yang ingin membaca di ruang terbuka publik. Di kala akses ruang terbuka publik di Indonesia yang belum cukup mendukung, masyarakat Indonesia dirasa juga belum memiliki kebiasaan membaca di mana pun dan kapan pun. Di Indonesia, buku belum menjadi teman banyak orang untuk sekadar mengisi waktu senggang di kala menunggu antrean. Scrolling gawai masih menjadi pilihan utama daripada membaca buku. Jangan heran jika ada seorang pembaca yang pernah mengalami perlakuan tidak nyaman dari orang sekitar ketika sedang membaca di area pu...