Terkadang, kita merasa iri ketika melihat foto seseorang yang tampak nyaman membaca buku di muka umum. Duduk di kursi yang ada di pinggir jalan setapak, dipayungi oleh rimbunnya pepohonan. Ada juga yang menggelar tikar pikniknya dan bersandar di pohon nan kokoh. Syahdu, bukan?
Sayangnya, pengalaman ini cenderung lebih banyak ditemui di luar negeri. Selain banyak tempat terbuka yang bisa bebas diakses, polusi udara yang tidak pekat pun menambah kenyamanan orang-orang yang ingin membaca di ruang terbuka publik.
Di kala akses ruang terbuka publik di Indonesia yang belum cukup mendukung, masyarakat Indonesia dirasa juga belum memiliki kebiasaan membaca di mana pun dan kapan pun.
Di Indonesia, buku belum menjadi teman banyak orang untuk sekadar mengisi waktu senggang di kala menunggu antrean. Scrolling gawai masih menjadi pilihan utama daripada membaca buku.
Jangan heran jika ada seorang pembaca yang pernah mengalami perlakuan tidak nyaman dari orang sekitar ketika sedang membaca di area publik. Bersiaplah mendapat tatapan aneh dan dianggap berlagak ”sok pintar”. Butuh kepercayaan diri tinggi untuk menghadapi perlakuan dan persepsi tersebut.
Alhasil, banyak orang mengurungkan niatnya untuk sekadar membawa buku di dalam tasnya. Atau lebih memilih untuk mencari tempat sepi dan membaca di sana, demi memanfaatkan waktu senggangnya dengan membaca. Akan tetapi, ada juga perasaan senang yang dialami.
Saat ini mulai bermunculan komunitas membaca di ruang publik. Mereka memanfaatkan fasilitas taman ataupun ruang terbuka publik yang tersedia di berbagai sudut kota. Secara perlahan, kegiatan ini mampu mengubur perlakuan dan persepsi buruk terhadap mereka yang senang membaca buku di tempat-tempat umum.
Teruslah dilatih untuk selalu membawa buku bacaan ke mana pun akan pergi. Tidak hanya membawa, tapi juga membacanya. Tentunya, aktivitas ini juga membantu mengurangi screen time. Syukur apabila kita bersama-sama bisa memberi contoh kepada orang lain agar mereka tidak perlu merasa malu membawa dan membaca buku di muka umum.
Semoga membaca buku sungguh menjadi kebiasaan masyarakat kita. Tempat nyaman seperti ”taman literasi” banyak dibuat di berbagai penjuru kota, utamanya di Madura yang masih ada di bawah rata-rata.
Komentar
Posting Komentar