Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

BELAJAR KOK DITARGET?

Belajar merupakan perintah wajib bagi setiap kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dijelaskan dalam Hadits Rosululloh Saw,  طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. Mencari ilmu tidak boleh ditarget hingga mempunyai pekerjaan, bertitel, dan sudah mapan secara finansial. Lebih dari itu mencari ilmu mulai dari keluar dari rahim seorang ibu hingga masuk ke liang lahat.  Dewasa ini banyak sekali para penuntut ilmu lebih difokuskan kepada urusan yang bersifat sementara. Hingga ketika sudah mapan berhenti belajar bahkan meninggalkan mengajar. Padahal kewajiban pelajar yang sudah menuntut ilmu adalah mengajarkan. Inilah kekeliruan zaman ini para Alim meninggalkan mengajar ketika pekerjaannya tidak berhubungan dengan pendidikan. Imam AZ-Zarnuji menjelaskan dalam Muqoddimah kitabnya Ta'limul Mutaalim: فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر. "Ta...

POTRET KEKAGUMAN IBUNDA KHODIJAH AL-KUBRO

Beliau adalah istri pertama manusia paling agung di dunia ini. Kepribadiannya yang lembut selalu mendukung perjuangan sang suami tercinta, menghibur dikala lelah dan letih atas gangguan orang yang membenci suaminya. Sayyidah Khodijah merupakan wanita terkhormat dengan kekayaan yang melimpah ruah, pengusaha sukses menginvestasikan hartanya dalam perdagangan hingga akhirnya dipertemukan dengan lelaki tampan, jujur dan penuh kewibawaan baginda Nabi Muhammad Saw, beliau terkagum-kagum melihat keagungan akhlak Rosululloh yang tidak dimiliki oleh orang lain.  Ibnu Sa'ad berkata, "Sebagai seorang remaja yang menginjak dewasa, keperibadian, sikap, perilaku dan tutur katanya sungguh sangat berbeda dengan pemuda pada umumnya. Dia baik hati, lembut tutur katanya, menyenangkan siapapun yang berhadap-hadapan dengan beliau, penuh perhatian terhadap tetangganya. Sikap kemuliaan baginda memberikan nuansa berbeda kepada Sayyidah Khodijah dan menawarkna kerjasama dan menjualkan dagangan Sayyida...

KITA BUKAN LEMAH DI HDAAPAN ISTRI

Bagaimana mereka tidak sampai pada derajat yang tinggi sebagai kekasih ALLOH, kesabaran dan keikhlasan dalam menyikapi prilaku istrinya sangat jauh dari jangkauan akal manusia di zaman ini. Kalau orang² non islam yang tidak paham tentang bagaimana cara laki² muslim memperlakukan istri²nya yang sesuai tuntunan syari'at, coba baca kalam²nya Imam Al Khowwas, As-Sya'roni, Fudail bin iyadh dan ulama² yang lain, pasti mereka akan bungkam dan statemennya tidak akan keluar lagi. Beliau² memposisikan Istri²nya dengan sangat sangat mulia, walau perangainya jauh dari kata baik dan terpuji mereka tetap mengasihi dan mencintai istri²nya dengan sempurna, tidak pernah menyalahkannya sedikitpun, bahkan mereka cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Sebagaiman yang dikatakan oleh Sayyidi Ali Al Khowwas yang dikutip oleh muridnya Imam As Sya'roni, "Akhlaknya istri mengikuti suami, sebab ia diciptakan dari suaminya. Orang² tidak mengetahui akhlaknya sendiri, hendaklah dia melihat akhlak i...

BERLARILAH SECEPAT MUNGKIN

Manusia sebagai makhluk yang bisa berinteraksi dengan sesama, tentu mengharuskan dirinya tidak diam dan pasrah pada keadaan. Mencoba bergerak selangkah demi selangkah walaupun harus tertatih-tatih demi sebuah cita-cita. Rasa malas kerap kali mewarnai kehidupan manusia saat ini, maunya rebahan dan santai-santai saja tanpa ada sedikitpun niat berbenah. Padahal, ALLOH sangat senang pada orang yang selalu ingin memperbaiki statusnya sebagai hamba menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-nya.  Dalam pepatah Arab yang berbunyi;  على قدر الهدف تكون سرعة الانطلاق Artinya, "kecepatan bergerak sesuai dengan tujuan yang dicapai." Semakin orang bergerak untuk kebaikan insya ALLOH keberkahan hidup akan diraih.  Stagnan dan pasif merupakan cerminan hamba yang kurang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, jauh dari sosok Kholifah yang sudah dijelaskan dalam Al Qur'an Suroh Al-Baqarah. Kalau dauhnya Fadilatus Syekh Rkh Moh Muddatstsir Badruddin, "Santri itu harus...

DALAM MIHROB KESEDIHAN

Aku tahu, banyak teka teki bertaburan di balik angan² dan khayalan²ku  Tapi sungguh, aku takkan pernah mampu menyibaknya tanpa petunjuk.  Aku tahu, sinar berkilauan yang terpancar di matanya tadi adalah cahaya dari kegelapan yang berpendaran di balik bola matanya yang indah.  Tapi sungguh aku tidak mampu menembusnya agar sampai kepadanya. Aku juga tahu, suara yang terdengar oleh telingaku tadi diantara hiruk-pikuk bebunyian kegelisahannya.  Tapi sungguh aku nyaris tidak dapat memahaminya.  Putri Button nama kasih yang bertemu di padang rindu bulan Syawal 1442 H Catatan Mtz, 19 Robiul Awwal 1443 H

APRESIASI & SESALI

Setiap pekerjaan baik yang dikerjakan sangat penting untuk diapresiasi, begitupun, perkejaan buruk yang dikerjakan sangat harus disesali.  Karena kemaksiatan yang dikerjakan itu merupakan bentuk balasan Alloh. Pun, kebaikan yang kontinu.  Ada kaum Bani Isroil yang Istihza' kepada Nabi Musa. Dan berkata, Hai Musa, kenapa setiap saya melakukan maksiat tuhanmu tidak pernah mengadzab saya seperti orang² sebelum saya. Kemudian Nabi Musa As membalas perkataan ummatnya melalui Firman Alloh, "Kemaksiatan yang senantiasa kau kerjakan itu merupakan balasan dari Alloh, karena dengan begitu kan tidak akan pernah bermunajat dan jauh dari kasih sayangnya.  Dari tulisan kecil ini ada beberapa hal yang bisa dipetik hikmahnya. 1. Jangan pernah bangga dengan kemaksiatan yang terus dikerjakan. 2. Setiap pekerjaan baik yang menjadi rutinitas (Istiqomah) merupakan kebanggaan yang harus diapresiasi dan pondasi utamanya ialah ikhlas.  Catatan kecil Mtz Pragraf kedua keterangan lengkapnya ...

RINTIHAN

Umik.... Dulu Abdhinah sering curhat tentang buasnya semesta ini. Langit yang tidak punya nurani Bumi yang tidak pernah mengerti. Umik.... Dulu Abdhinah sering bersembunyi di balik peluk hangat kasih sayang Ajunan. Menutup mata dan telinga tatkala kehidupan menyambar Abdhinah. Umik.... Dulu Ajunan sering berpesan, "Mat ketika nanti aku sudah kembali keharibaan, kamu akan kekurangan kasih sayang."  Seketika itu Abdhinah mencoba menjawab dengan rasa Tadzim, "Punten Mi, Insya Alloh."  Kenyataannya demikian pon Mi !  Kini Abdhinah berdiri dengan hati telanjang, tanpa menggunakan perisai Ajunan lagi Tidak ada lagi yang bisa menggenggam tangan Abdhinah yang dingin dengan tangan ajunan yang hangat, seperti waktu itu  Tidak ada lagi yang mengusap ubun² kepala Abdhinah. Tidak ada lagi yang mengusap air mata yang jatuh di pipi. Umik.... Ajari Abdhinah untuk bangkit kembali Berdiri tegap hingga Abdhinah bisa menyusul ajunan nanti. Panyeppen, 29 Jumadis Tsani 1443 H.