Umik....
Dulu Abdhinah sering curhat tentang buasnya semesta ini.
Langit yang tidak punya nurani
Bumi yang tidak pernah mengerti.
Umik....
Dulu Abdhinah sering bersembunyi di balik peluk hangat kasih sayang Ajunan.
Menutup mata dan telinga tatkala kehidupan menyambar Abdhinah.
Umik....
Dulu Ajunan sering berpesan, "Mat ketika nanti aku sudah kembali keharibaan, kamu akan kekurangan kasih sayang."
Seketika itu Abdhinah mencoba menjawab dengan rasa Tadzim, "Punten Mi, Insya Alloh."
Kenyataannya demikian pon Mi !
Kini Abdhinah berdiri dengan hati telanjang, tanpa menggunakan perisai Ajunan lagi
Tidak ada lagi yang bisa menggenggam tangan Abdhinah yang dingin dengan tangan ajunan yang hangat, seperti waktu itu
Tidak ada lagi yang mengusap ubun² kepala Abdhinah.
Tidak ada lagi yang mengusap air mata yang jatuh di pipi.
Umik....
Ajari Abdhinah untuk bangkit kembali
Berdiri tegap hingga Abdhinah bisa menyusul ajunan nanti.
Panyeppen, 29 Jumadis Tsani 1443 H.
Komentar
Posting Komentar