Belajar merupakan perintah wajib bagi setiap kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dijelaskan dalam Hadits Rosululloh Saw,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. Mencari ilmu tidak boleh ditarget hingga mempunyai pekerjaan, bertitel, dan sudah mapan secara finansial. Lebih dari itu mencari ilmu mulai dari keluar dari rahim seorang ibu hingga masuk ke liang lahat.
Dewasa ini banyak sekali para penuntut ilmu lebih difokuskan kepada urusan yang bersifat sementara. Hingga ketika sudah mapan berhenti belajar bahkan meninggalkan mengajar. Padahal kewajiban pelajar yang sudah menuntut ilmu adalah mengajarkan. Inilah kekeliruan zaman ini para Alim meninggalkan mengajar ketika pekerjaannya tidak berhubungan dengan pendidikan. Imam AZ-Zarnuji menjelaskan dalam Muqoddimah kitabnya Ta'limul Mutaalim:
فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر.
"Tatkala aku melihat banyak dari para penuntut ilmu pada masa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun tidak dapat mencapai hasilnya. Di antara manfaat dan buah ilmu adalah mengamalkan ilmu dan menyebarkannya."
Sejatinya orang yang bodoh akan bermasalah dengan kebodohannya, begitupun orang yang alim bermasalah dengan kealimannya ketika dia tidak bisa mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw,
وقال - صلى الله عليه وسلم - لا ينبغي للجاهل أن يسكت على جهله ولا للعالم أن يسكت على علمه)
Nabi bersabda: "Bagi orang yang bodoh tidak pantas dengan kebodohannya, begitupun bagi orang yang berilmu tidak pantas diam." Dalam artian terus Nasrul Ilmi.
Fenomena generasi saat ini adalah paham satu kitab atau buku, lantas sudah sok hebat tidak belajar atau sok tidak tahu apa-apa hingga malas untuk Nasrul Ilmi. Benteng ummat Islam itu ketika kuatnya generasi disiplin ilmu, sekali mereka menyimpang leha-leha ummat kehilangan dermaga pelabuhannya dan terombang-ambing di tengah-tengah samudera kejahilan.
Selama masih ada yang ingin dicari dan dibagi santri tidak boleh diam diri. Santri terus bergerak, baik dalam rangka belajar atau mengajar. Belajar kok ditarget setelah bertitle? kalau sudah mendapatkan gelar berhenti. Aneh kan ! Belajar dan mengajar adalah prinsip seorang Santri dua saudara kembar yang berjalan bergandengan. Kalau menebar ilmu di mana saja, tentu belajarnyapun di tempat manapun yang kau suka.
Catatan Mtz, 22 Rojab 1442 H
I D Wustho
Komentar
Posting Komentar