Langsung ke konten utama

BELAJAR KOK DITARGET?

Belajar merupakan perintah wajib bagi setiap kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Seperti yang dijelaskan dalam Hadits Rosululloh Saw, 
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim”. Mencari ilmu tidak boleh ditarget hingga mempunyai pekerjaan, bertitel, dan sudah mapan secara finansial. Lebih dari itu mencari ilmu mulai dari keluar dari rahim seorang ibu hingga masuk ke liang lahat. 

Dewasa ini banyak sekali para penuntut ilmu lebih difokuskan kepada urusan yang bersifat sementara. Hingga ketika sudah mapan berhenti belajar bahkan meninggalkan mengajar. Padahal kewajiban pelajar yang sudah menuntut ilmu adalah mengajarkan. Inilah kekeliruan zaman ini para Alim meninggalkan mengajar ketika pekerjaannya tidak berhubungan dengan pendidikan. Imam AZ-Zarnuji menjelaskan dalam Muqoddimah kitabnya Ta'limul Mutaalim:
فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر.
"Tatkala aku melihat banyak dari para penuntut ilmu pada masa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun tidak dapat mencapai hasilnya. Di antara manfaat dan buah ilmu adalah mengamalkan ilmu dan menyebarkannya."

Sejatinya orang yang bodoh akan bermasalah dengan kebodohannya, begitupun orang yang alim bermasalah dengan kealimannya ketika dia tidak bisa mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, 
 وقال - صلى الله عليه وسلم - لا ينبغي للجاهل أن يسكت على جهله ولا للعالم أن يسكت على علمه) 
Nabi bersabda: "Bagi orang yang bodoh tidak pantas dengan kebodohannya, begitupun bagi orang yang berilmu tidak pantas diam." Dalam artian terus Nasrul Ilmi. 

Fenomena generasi saat ini adalah paham satu kitab atau buku, lantas sudah sok hebat tidak belajar atau sok tidak tahu apa-apa hingga malas untuk Nasrul Ilmi. Benteng ummat Islam itu ketika kuatnya generasi disiplin ilmu, sekali mereka menyimpang leha-leha ummat kehilangan dermaga pelabuhannya dan terombang-ambing di tengah-tengah samudera kejahilan. 

Selama masih ada yang ingin dicari dan dibagi santri tidak boleh diam diri. Santri terus bergerak, baik dalam rangka belajar atau mengajar. Belajar kok ditarget setelah bertitle? kalau sudah mendapatkan gelar berhenti. Aneh kan ! Belajar dan mengajar adalah prinsip seorang Santri dua saudara kembar yang berjalan bergandengan. Kalau menebar ilmu di mana saja, tentu belajarnyapun di tempat manapun yang kau suka. 

Catatan Mtz, 22 Rojab 1442 H

I D Wustho 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...