Langsung ke konten utama

DAKWAH HARUS MENCERMINKAN MAKNA YANG SEBENARNYA.

Konsep dakwah, sesuai maknanya secara etimologis yang berarti mengajak, haruslah mengakui kesetaraan antara pendakwah dan yang didakwahi, keduanya adalah manusia.

Jika pendakwah memiliki pandangan yang merasa lebih mulia dan terhormat daripada yang didakwahi, maka ini bukanlah upaya mengajak, melainkan lebih ke arah ejekan. Bahkan, perilaku semacam ini cenderung terlalu arogan dan kurang mengindahkan etika. 

Pendakwah yang menempatkan dirinya di posisi setinggi malaikat sementara yang diajak dakwahi dianggap rendah seperti binatang, hanya akan menghasilkan ejekan, kebencian, dan berita palsu (hoax) yang jauh dari esensi dakwah yang sejati. 

Mengutip kalamnya Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali:
قال أبو حامد الغزالي: "ماأسرع الكبر إلي العلماء، فلا يلبث العالم أن يتعزز بالعلم و يستشعر في نفسه جماله حتي يستعظم نفسه و يستحقر الناس و ينظر إليهم نظره إلي البهائم ويستجهلهم" 
Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata : "Betapa cepatnya sifat sombong itu menjangkiti hati orang-orang yang berilmu. Seringkali seorang yang alim merasa mulia dengan ilmunya, merasa dirinya mapan sehingga menganggap dirinya agung dan menganggap orang lain hina, ia melihat manusia-manusia lainnya laksana melihat binatang ternak dan menganggap mereka sebagai manusia-manusia bodoh”

Keadaan di atas muncul karena mereka merasa memiliki martabat, kehormatan, dan kesucian yang lebih tinggi. Mereka menjadikan orang yang menjadi sasaran dakwah mereka berada pada posisi yang lebih rendah daripada diri mereka. Bahkan, saat ada kritik yang disampaikan, mereka cepat menuduh pencemaran nama baik. 

Orang-orang dengan karakter semacam ini sebenarnya tidak berhak disebut sebagai pelaku dakwah yang sejati, karena sikap mereka jauh dari jejak langkah Nabi Muhammad SAW yang begitu berhasil dalam usaha dakwahnya. Nabi SAW tidak pernah menganggap individu yang menjadi sasaran dakwahnya sebagai pihak yang hina dan rendah. Sebaliknya, Baginda menempatkan mereka setara dengan dirinya sebagai manusia.

Baginda Nabi SAW pernah di ingatkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan kepada manusia : “Katakanlah olehmu Ya Muhammad: "Sesungguhnya aku ini manusia biasa, sama seperti kamu sekalian." (Al-Kahf: 110). Melalui pemahaman Baginda terhadap kesamaan manusia, Baginda menghadapi individu yang menjadi sasaran dakwahnya dengan pandangan yang merata, menganggap mereka sama seperti dirinya sebagai manusia. 

Sikap Baginda yang penuh kesantunan dan penuh kasih sayang terhadap siapapun, menjadi kunci kesuksesan besar dalam upaya dakwahnya. Kita juga mengetahui bahwa banyak orang yang memeluk Islam, terinspirasi oleh akhlak mulia Nabi SAW. Oleh karena itu, salah satu kunci utama dalam meraih kesuksesan dalam berdakwah adalah menganggap orang yang menjadi sasaran dakwah sejajar dengan pendakwahnya, yaitu sebagai sesama manusia.

Reminder 

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik." (An-Nahl: 124).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...