Jika manusia lain umumnya lebih mencintai diri sendiri, para sahabat mencurahkan perasaan tersebut sepenuhnya untuk Islam. Mereka mencurahkan segala energi dan kekayaan untuk mencapai cita-citanya, maka para sahabat mencurahkan jiwa raganya bagi kepentingan Islam sehingga mampu membangun kejayaan Islam. Lalu bagaimana dengan kita hari ini?
Para sahabat telah memiliki cinta sejati. Dan hal itulah menurut Maulana Wahiduddin Khan yang menyebabkan mereka mendapatkan tempat yang lebih dari kita. Bukit Uhud menjadi saksi bahwa Baginda hanyalah manusia, bukan tuhan yang maha kuasa pemegang takdir absolut alam semesta.
Mengisahkan perang Uhud berarti memutar kembali memori luka dan kesedihan yang mendalam. Tentunya tidak ada yang menderita dibandingkan Baginda. Bagaimana mana tidak, Hamza sang paman tercinta mati mengenaskan, bahkan hatinya di makan perempuan sinting bernama Hindun.
Namun dari perang Uhud kita bisa belajar arti cinta yang tidak sederhana. Cinta yang membuat Tolhah sanggup menahan tebasan pedang ibnu Qomi'ah agar tidak mengenai Baginda hingga hampir semua jarinya putus. Dalam kondisi demikian, Tolhah masih kuat menggendong Baginda Rosululloh Saw di punggungnya merangkak hingga ke puncak diinginkan.
Karena cinta yang tidak sederhana, Abu dujanah menjadikan punggungnya sebagai tameng untuk melindungi Baginda Rosululloh Saw, meskipun beberapa anak panah mengenai punggungnya dia sama sekali tidak bergeming.
Karena cinta yang tidak sederhana, Nusaibah mengalami dua belas luka tusuk akibat sabetan pedang dan tikaman tombak karena melindungi Baginda Rosululloh Saw. Namun ia masih berujar, "Aku tidak perduli apapun yang menimpaku di dunia ini".
Karena cinta yang tidak sederhana, Hindun istri Amr bin Jamuh merelakan kematian suaminya dan ketiga anak lelakinya mati di depan mata kepalanya, sedangkan ia tidak bergeming karena melindungi Baginda Rosululloh Saw.
Karena Cinta yang tidak sederhana, Hanzalah bangkit dari pangkuan perempuan yang baru dinikahinya dan terpilih mati dalam keadaan junub hingga jenazahnya dimandikan oleh malaikat.
Begitulah pengorbanan dan perjuangan para sahabat Baginda Rosululloh Saw. Mereka abaikan dunia yang fana demi sebuah cinta yang tidak sederhana.
Apakah pemuda hari ini sudah seperti para sahabat di atas dalam mengekspresikan cintanya, minimal bermanfaat kepada orang lain untuk menyenangkan Baginda Rosululloh Saw.
Komentar
Posting Komentar