Dunia pesantren pasti tidak asing dengan istilah barokah. Ketika Alloh menurunkan dalam suatu hal, maka hal tersebut mampu mencukupi satu individu atau kelompok. Dan ketika Alloh mencabutnya, maka hal tersebut tidak akan cukup meskipun pada satu orang.
Jarang sekali kita mendengar orang miskin mati kelaparan, namun kita sering mendengar pengusaha bangkrut. Kekayaan tanpa keberkahan seyogianya adalah kemiskinan. Begitupun sebaliknya, kemiskinan yang dihujani barokah seyogianya adalah kekayaan.
Harta yang dihasilkan dari cara-cara kotor dalam jangka bertahun-tahun kadang Alloh jadikan dirimu menghabiskannya dalam sehari. Oleh karena itu, jangan mengejar kuantitas, tapi kejarlah kualitas. Jika yang halal sudah dipastikan habis, begitupun yang haram pasti sinar beserta pemiliknya.
Sebenarnya kita sudah sering melihat orang yang mati berbungkus kain kafan tidak ada kantongnya. Setiap apa yang dikumpulkan, baik yang halal apalagi yang haram pasti akan sirna juga.
Memang Alloh menciptakan manusia sepaket dengan potensinya. Namun pendidikanlah yang mampu mengasah dan memupuk bakat. Dengan itu akan menjadikannya pribadi untuk lebih semangat untuk mencari kesempatan.
Siapapun yang terdidik dalam suatu hal, dia akan menua dengan hal itu. Pendidikan dengan nasihat tidak akan sama dengan pendidikan teladan yang baik. Pemberian sekecil apapun untuk fakir miskin di hadapan anak didiknya itu setara dengan seribu nasihat tentang shodaqoh. Selembar kertas yang dibuang di tempat sampah di hadapan anak didiknya itu lebih mengena ulu hatinya dibandingkan pidato sebagus apapun tentang kebersihan.
Jadilah insipirasi bagi mereka yang sedang berjalan terbata-bata
Komentar
Posting Komentar