Semua orang pasti mempunyai ruang privasi. Tidak ada orang lain yang mengetahuinya, apalagi datang untuk ikut campur dan menggangu. Ruang privasi semacam ini adalah tempat paling nyaman di saat suasana hati galau, terlebih ketika semua orang kompak memojokkan.
Islam sangat ketat dalam hal menjaga rahasia dan tidak boleh sembarang orang membuka rahasia. Hal ini telah dipraktekkan oleh laki-laki Sholeh yang dijelaskan dalam kitab Al-Hikam Wa Al-Mawaidzh.
Suatu ketika ada laki-laki Sholeh yang hendak menceraikan istrinya. Lalu ada yang bertanya, "Apa yang membuatmu ragu akan kesungguhan cintanya?". Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak akan menceritakannya! Orang berakal tidak akan membongkar aib istrinya sendiri".
Setelah diceraikan ada yang bertanya lagi, "Kenapa engkau menceraikannya?". Dia menjawab, "Perempuan itu kini menjadi orang lain bagiku. Dan kita tahu membicarakan orang lain adalah ghibah, dan ghibah hukumnya haram".
Dalam ruang lingkup keluarga, ada rahasia yang harus disembunyikan dengan rapi baik oleh suami atau istri. Seorang suami dilarang menyebarkan rahasia istri. Begitupun sebaliknya istri harus menjadi brangkas paling kuat dan rapi untuk menyimpan rahasia suaminya.
Rosululloh menyampaikan bahwa seburuk-buruknya suami pada hari kiamat adalah yang menyebarkan rahasia istrinya. Begitupun seorang istri, selain berkewajiban menjaga harta dan kehormatan suaminya, dia juga wajib menjaga rahasia suaminya.
Sebuah rumah tangga dibangun berdasarkan rasa percaya satu sama lain. Terlebih bagi seorang istri, menjaga rahasia sang suami merupakan kehormatan. Hal ini sangat berat kecuali bagi para istri-istri yang mendapatkan keberkahan istri Sholehah. Jangan sampai istri menjadi jendela bagi orang luar, sehingga orang lain dengan sangat mudah mengetahui semua isi rumah tangganya.
Ketika seorang istri merusak pilar kepercayaan suami dan tidak bisa menjaga rahasia Suami, maka dia telah memporak-porandakan amanah yang diberikan suaminya. Akibatnya dapat menghapus wibawa sang suami, merusak hubungan keluarga, bahkan memicu pertengkaran yang bermuara pada perceraian. Bisa jadi, bahtera rumah tangga yang sudah dibangun, akan tenggelam bersama tersebarnya sebuah rahasia.
Al-Qur'an saja yang perannya sebagai dzikir ada beberapa ruang yang memang tidak bisa diketahui manusia. Seperti contoh, Alloh tidak menunjukan makna dari pengulangan الم dalam rahasia pengulangannya. Hingga para ulama berspekulasi sendiri. Al-hasil, sebaik apapun, sebenar apapun, sepercaya apapun, setiap orang dan setiap sesuatu punya kadar privasi yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Untuk mengakhiri tulisan singkat ini, sayyidina Ali bin Abi Tholib pernah berkata, "Rahasiamu adalah tawananmu. Jika kamu telah memberikannya kepada orang lain, berarti kamu telah melepaskannya".
Komentar
Posting Komentar