Perihal kecantikan di dunia apakah menguntungkan atau merugikan?
Dewasa ini manusia terjebak perihal cantik jika muka mulus, alis melengkung, gincu tebal lengkap dengan semua kosmetik kecantikan yang menempel di kulitnya.
Perempuan cerdas berbudi luhur tak berubah cantik jelita secara kasat mata. Begitupun perempuan Good looking yang penuh kemaksiatan tak berubah menjadi borokan. Seperti pembunuh berantai bisa saja berwajah penuh kelembutan. Begitu juga, seorang ahli ibadah bisa saja berwajah preman.
Fenomena seperti ini sebenarnya menguntungkan keduanya; pelaku kebaikan dan kejahatan. Kok bisa?
Orang ahli berderma, bisa lebih menjaga keikhlasan karena tidak berubah rupawan. Orang yang banyak maksiatnya, punya kesempatan bertaubat karena tidak berubah kudisan. Iyakan?
Selama di bumi, Alloh sudi menutup aib hambaNya. Menunggu dan memotivasi agar segera bertaubat. Tapi apa yang terjadi? Mereka tidak menyadari kesempatan di atas. Malah lebih memprioritaskan kecantikan wajahnya daripada kecantikan akhlaknya.
Ada yang rela merogoh kocek puluhan hingga ratusan juta untuk mengubah bentuk wajah agar sesuai standar definisi cantik. Ada pula yang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk merias wajahnya dengan puluhan kosmetik. Sedangkan di depan suaminya tampil apa adanya. Hadduuh
Hati-hati dalam memaknai konsep rupa. Kelak, cantik tidak lagi sesuatu yang bisa diberikan. Mereka yang punya wajah good looking dan berseri-seri ialah perempuan yang sholehah. Konsep kecantikam yang sesungguhnya ialah mereka yang memancarkan kecantikannya dari hatinya, bukan wajahnya.
Komentar
Posting Komentar