Dulu dikisahkan ada sekolompok perampok yang berniat melangsungkan aksi kejahatan. Sebelum sampai di lokasi, para perampok itu berjumpa dengan seorang laki-laki yang menanyakan maksud dan tujuannya.
Salah satu dari mereka ada yang menjawab, "Kami hendak pergi berperang di jalan Alloh." Setelah mendengar jawaban mereka, bapak itupun mempersilahkan dan mengajak mampir ke rumahnya. Di rumah bapak tersebut, mereka dimuliakan, disambut berbagai macam suguhan makanan dan disemangati. Sebelum berangkat laki-laki itu menitip pesan untuk menjaga kemurnian niat mereka selama perjalanan berperang.
Saat itu, kebetulan ada salah satu keluarganya sakit. Maka dibawalah untuk melihat dan minta mendoakan agar cepat diberikan kesehatan. Yang terbesit dalam benak si tuan rumah, doa-doa orang-orang baik akan mudah diterima dan Insya Alloh Qobul (Diterima). Karena terpaksa dan menutupi identitasnya, para perampok itu memanjatkan doa-doa terbaik dan meniupkannya kepada keluarga tuan rumah yang sakit.
Tidak lama kemudian para perampok pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Medan perang, padahal sebenarnya mereka akan melangsungkan tindak kriminal. Para perampok mulai merampas harta orang-orang hingga kantong yang di bawanya penuh dan bermaksud untuk pulang ke rumah masing-masing.
Berhubung jalan pulang melintasi jalan orang baik tadi yang sudah menyuguhkan berbagai macam makanan, maka mereka berinisiatif untuk lagi sebagai bentuk penyamaran bahwa dirinya benar-benar pulang dari Medan perang dan seakan-akan tidak pernah terjadi kejahatan apapun. Si tuan rumah dengan senang hati menyambut mereka kembali dengan sepenuh hati. Tuan rumah mengawali pembicaraannya, "Segala puji Alloh SWT yang sudah mengirim para tuan-tuan di gubuk kami. Berkat kalian kami sekeluarga mendapatkan kebaikan dengan cara Alloh SWT menyembuhkan keluarga kami yang sakit sebab doa-doa para tuan-tuan yang mulia." Mendengar cerita tuan rumah, para pelaku perampokan itu kebingungan seraya menatap satu sama lain.
Tuan rumah ini memiliki penilaian dan cara pandang yang positif. Sebab sudah Husnudzon, Alloh SWT mengabulkan permohonan sembuh sekalipun melalui perantara doa-doa kita orang jahat. Sementara kita, tidak pernah Husnudzon mendapatkan rezeki yang halal dan menjauhi kebiasaan burunk ini." Ucap salah satu dari mereka.
Di akhir kisah, semua dari perampok itupun sadar dan bertaubat sekaligus belajar supaya selalu berprasangka baik dalam kondisi apapun Kepada Alloh SWT.
Stadion Kerapan Sapi.
Komentar
Posting Komentar