Langsung ke konten utama

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi? 

Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini. 

Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan sudah seperti ini, maka dampak rusaknya tatanan kehidupan manusia, agama sudah mulai dilupakan dan iman tergadaikan. 

Hingga kemudian ada titik terang bagaimana Rosululloh Saw menganjurkan untuk menikah di usia muda. Seperti Hadist Dari Anas Bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang menikah maka sungguh ia telah diberi setengahnya ibadah.” (HR Abu Ya’la). Rosululloh Saw menganjurkan untuk segera menikah karena keadaan kala itu kondusif. Mereka sudah punya bekal iman dalam untuk menikah, ilmunya sudah luas dan budi pekertinya sangat tinggi. 

Anak muda di zaman Rosululloh Saw sudah mampu memikul tanggung jawab yang luar biasa berat dan tidak cenderung kagetan, apalagi baperan. Zaid bin Tsabit pemuda yang mempunyai kemampuan tinggi dan amanah hingga didapuk sebagai sekertaris Rosululloh Saw. Usamah bin Zaid pemuda di usia 18 tahun dilantik langsung oleh Rosululloh Saw sebelum wafat untuk menjadi panglima perang di Syam. Jadi untuk menikah, hal yang mudah untuk mereka. 

Mari bandingkan dengan pemuda di zaman ini kalau pagi tidur, nongkrong semalaman di warung kopi ditemani game online. Sepertinya susah mengharap pemuda karakter malas untuk membina mahligai rumah tangga, karena menikah muda merupakan proyek besar untuk melahirkan generasi unggul. 

Mampukah menciptakan pemuda yang matang secara instan, ilmu dan akhlaknya? 
Bisakah menciptakan pemuda yang amanah, berdikari dan mempunyai ilmu yang luas dan bermenfaat kepada orang lain? Mampukah menciptakan pemuda yang mempunyai mengaplikasikan nilai-nilai Islam untuk lingkungan masyarakat dalam kehidupannya? 

Kalau sudah demikian, maka pemuda bisa menikah di usia belasan tahun. Inilah kandungan hikmah yang bisa dipetik saat memerintahkan Ummat-Nya untuk mempercepat menikah. Hal ini bukan untuk menghindari zina semata, tapi Rosululloh Saw menginginkan hadirnya bibit terbaik yang berkualitas dan bertakwa. 

Stidki Ar-Rahmah Surabaya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...