Langsung ke konten utama

JANGAN BOSAN MENJALANKAN PERAN

Terkadang manusia merasa sangat sulit bergerak untuk pengembangan dirinya sendiri. Alasannya karena harus selalu begini dan begitu. Bosan dengan peran yang tak pernah berkesudahan, lelah berlari dalam waktu yang lama, tapi tak kunjung mencapai garis finis.

Seharusnya mereka harus tahu bahwa kewajibannya ialah mengabdi dan memberi, memaksimalkan potensi yang diberikan secara cuma-cuma hingga sang Qodhi Robbul Izzati menyelesaikan perannya di muka bumi.

Mari belajar dari alam semesta bahwa ia tidak pernah lelah memainkan peran tertentu, meskipun ia mengulangi siklus yang sama setiap detik, ia tidak pernah diapresiasi atau dianggap setelah memberi. 

Makhluk Alloh pertama tugasnya hanya berdiri tegak tidak singgah kemana-mana, umurnya ratusan tahun. Sebab makhluk yang satu ini, manusia bisa bernafas, bisa dijadikan tempat berteduh kala panas menyengat, walaupun sering kali habis diberantas. Lantas makhluk Alloh yang bernama pohon, apakah perannya sangat membosankan...? 

Makhluk Alloh yang kedua, perannya tanpa kasat mata, tapi dampaknya luar biasa. Ribuan tahun tidak kemana-mana, terkubur di kedalaman bawah tanah menjadi paku bumi. Lantas makhluk Alloh yang bernama batu apakah perannya sangat membosankan?, hanya diam, tidak terlihat, tidak diapresiasi sama sekali oleh dunia. 

Makhluk Alloh ketiga, perannya kasat mata. Umurnya sudah miliaran tahun. Bola api yang tidak pernah bosan menjalankan peran memfusi puluhan juta ton metrik hidrogen setiap detik. Menjadi sumber energi manusia, meskipun sudah menjalankan peran sehebat itu, tidak pernah dipuji, tapi ia tetap terbenam pamit penuh senyuman. Di pagi hari, dengan semangat ia terbit dari ufuk timur dengan senyum yang sangat indah. Lantas makhluk Alloh yang bernama matahari, apakah perannya sangat membosankan?

Sesekali manusia harus melihat makhluk Alloh yang lain di sekitarnya, agar bisa Istifadah. Contoh sebagian kecil dari mereka di atas, manusia belajar cara ta'at tanpa berkesudahan. 

Uinsa Surabaya 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...