Laki-laki dituntut untuk pintar karena ia nanti akan menjadi kepala rumah tangga. Sedangkan perempuan dituntut untuk pintar, kreatif, inovatif cerdas, cermat budi pekertinya baik karena ia akan menjadi Madrosah pertama bagi anak-anaknya kelak.
Kan tidak logis apabila pengasuh atau kepala Madrosah tidak pintar, tidak cerdas, tidak kreatif, tidak baik dan tidak-tidak yang lain. Hal ini karena berdampak pada pertumbuhan anak didiknya nanti. Jadi intinya, perempuan harus bisa dalam segala hal. Wih berat juga ya. Kan perempuan diciptakan luar biasa canggih dan banyak kelebihannya.
Namun belakangan ini banyak kabar angin bahwa perempuan tidak usah belajar tinggi-tinggi, seperti kuliah atau jadi ustadzah. Cepat nikah saja. Karena akhirnya akan mengerjakan urusan domestik; dapur, sumur dan kasur.
Seringkali perempuan sangat mudah terperosok dengan peribahasa di atas. Bagi perempuan yang ambigu untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi atau mondok lama di pesantren menjadi ustadzah mari belajar dari perempuan jenius, konsultan, guru besar sekaligus aktivis berderma.
Dalam setiap periodesasi sejarah, selalu ada perempuan hebat yang dilahirkan. Pada abad ke 9 ada seorang putri saudagar kaya asal Tunisia yang dilahirkan pada tahun 800 M. Dia bernama lengkap Fatimah Muhammad Al-Fihri yang sering dijuluki Oum Al-Banine, yang berarti ibu dari anak-anak Fes. Kok bisa dijuluki Oum Al-Banine? Apa kontribusi Fatimah Al-Fihri sampai disematkan ibu anak-anak fes?
Beliau adalah pendiri Universitas pertama dan tertua di dunia. Sebuah karya besar yang menjadi moment revolusioner bagi masyarakat dunia berkembang melampaui zamannya.
Universitas Al-Qowariyyin merupakan universitas pertama dan tertua yang didirikan pada tahun 859 M di kota Fez, Maroko. Kehadiran universitas pertama ini mengubah mindset dan seluruh wajah pendidikan tinggi di dunia hingga saat ini.
Siapa sangka, universitas yang sudah banyak melahirkan intelektual-intelektual sekaliber Ibnu Kholdun, Ibnu Al-'Arobi, Muhammad Taqiyuddin Al-Hilali dan banyak ilmuan lain ini didirikan oleh seorang muslimah keluarga kaya keturunan bangsawan, yang menggunakan harta warisan untuk membangun peradaban maju bagi dunia pendidikan.
Fakta ini membantah stigma buruk barat yang mengaggap bahwa perempuan muslimah adalah perempuan yang tertekan dan tertindas serta tidak bisa berbuat apapun.
Fatimah Al-Fihri yang wafat tahun 266 H/880 M telah meninggalkan karya monumental yang menjadi karya sejarah peradaban besar dunia. Namanya tercatat sebagai sosok perempuan yang memiliki cita-cita besar dan kukuh dengan prinsip yang ia pegang. Perempuan muslimah ini meneguhkan darma baktinya bagi ummat dan peradaban.
Jauh terbalik dengan perempuan era sekarang, Fatimah Al-Fihri masa mudanya bukan lagi soal romansa cinta dengan memberikan cokelat berbalut surat cinta. Beliau sibukkan untuk belajar hingga menjadi arsitektur terkemuka.
Perempuan-perempuan dalam Islam banyak yang sudah memberikan sumbangsih besar untuk kemajuan peradaban. Di antaranya adalah Fatimah Al-Fihri. Mereka nyata, bukan hanya dongeng semata menjadi pribadi-pribadi yang merubah zaman.
Bagi semua perempuan, bermimpilah melebihi batas logika. Alloh SWT tidak suka permintaan-permintaan yang remeh hanya perihal kecantikan berhiaskan harta dan kecantikan kulit. Maka dari itu, belajar yang gigih, alirkan menfaat, ciptakan karya-karya hebat. Tidak ada yang tidak mungkin jika dilakukan dengan sungguh-sungguh seraya melangitkan doa-doa, kelak kalian juga seperti mereka. Aamiin
Catatan Mtz
kantor Pendidikan Madrosah Diniyah.
26 Muharram 1444 H.
Komentar
Posting Komentar