Banyak kalangan orietalis yang menganggap bahwa Islam diskriminatif terhadap kaum wanita. Padahal jika ditilik lebih jauh, tuduhan mereka tidak teruji secara klinis, sebab Al-Qur'an sebagai pedoman utama Ummat islam banyak sekali ayat-ayat yang membela harkat dan martabat wanita. Baik dari segi hak kepemilikan, hak kehidupan dan masalah pendidikan.
Jika dilihat kembali napak tilas sejarah peradaban kaum wanita, sebenarnya jauh lebih hina sebelum datangnya Islam.
Ketika Romawi masih menguasai dunia, wanita hanya budak seks, pemuas nafsu laki-laki hidung belang, kecantikan dan seluruh tubuhnya hanya menjadi kesenangan hewani laki-laki.
Ketika Arab masih berada dalam lembah kejahilan, wanita hanyalah simbol kekayaan, simbol kemegahan bangsawan dan sumber keadidayaan raja-raja. Bergelimang harta berarti banyak wanita di sekelilinginya. Kaum wanita juga hanya menjadi mainan semata, bisa dijual ketika sudah tidak menarik lagi, atau bahkan diberikan secara cuma-cuma. Sungguh sangat-sangat tidak berharga.
Hingga kemudian cahaya Islam datang membebaskan perbudakan, mengangkat harkat dan martabat wanita dan melesatkannya dari kedalaman kehinaan menuju kemuliaan. Kemudian Islam mengistimewakan wanita dengan menutup anggota tubuhnya, agar tidak menjadi bahan berpantasi kaum laki-laki.
Jika ada yang mengatakan islam memarginalkan kaum perempuan, berarti mereka tidak pernah membaca sejarah atau hanya membacanya separuh-separuh tidak utuh. Bagaimana Islam juga memuliakan wanita, bagaimana jasa-jasa besar wanita hanya di pandang sebelah mata. Sebenarnya mereka hanya belum mengenal sosok wanita yang ditulis dengan indah menggunakan tinta emas.
Mari kami ajak treveling menyaksikan Perempuan-perempuan hebat yang namanya tercantum dalam lembaran kemajuan peradaban.
Sengaja kami menjadikan negara yang satu ini sebagai sample karena corak aplikasi islam di sana masih orisinil dan tidak terkontaminasi urusan duniawi. Di bumi yang saat ini menjadi kiblat ilmu setelah Al-Azhar Kairo Mesir dan Maroko, negara ini sudah melahirkan banyak tokoh Islam sekeliber dunia hingga saat ini. Yapz.... Negeri yang dijuluki dengan sebutan negeri 1000 Wali, Tarim, Yaman Hadromaut.
Diurutan pertama ada sosok wanita muslimah hebat, cerdas, berwawasan luas dan memiliki perhatian besar terhadap perkembangan ilmu. Melalui Majelisnya, wanita ini sering membuka kajian Kitab Sohehh Bukhori, Soheh muslim dan kitab-kitab fenomenal yang lain kepada kaum wanita.
Wanita yang satu ini juga termasuk aset di negeri seribu wali dalam bidang sastra dan masuk dalam jajaran penyair kenamaan yang pernah dimiliki Hadromaut. Ia juga terkenal dengan sosoknya yang sangat toleran, terbukti dengan sikapnya yang pernah dibuktikan oleh orang luar bernama Dame Freya Madeline Stark saat singgah di Seiwun. Stark sendiri mengakui sosok perempuan hebat ini bagaiman keluasan ilmunya.
Beliau adalah Syarifah Khodijah putri pengarang Maulid Simtut Duror yang sangat populer di Indonesia.
Maroko adalah gudangnya ulama hadits. Disini ada pakar hadits yang sangat terkenal, yaitu Muhammad Siddiq al-Ghumari. Bahkan karya-karya beliau sudah menjadi santapan para santri di Indonesia. Guru besar Al-Azhar Kairo Mesir ini pernah menulis biografi guru-gurunya.
Leh katanya Tokoh Wanita, kok yang disebut Sayyid Al-Ghumari tokoh laki-laki yang menyandang gelar Al-Hafidz (Gelar kesarjanaan tertinggi dalam bidang ilmu Hadist). Itz..... Bentar mari lanjut ke bawah. Dari mana kemasyhuran Sayyid Ahmad Al-Ghumari ini.
Dalam catatannya disebutkan tiga orang perempuan dari jalur sanad ilmu beliau pada ulama Hadromaut. Di antaranya adalah Syarifah Khodijah Al-Muhdlor, Syarifah Sidah Binti Abdulloh Bin Husein At-Thohir dan Syarifah Fatimah binti Abu Bakar Bin Abdulloh bin Umar.
Sayyid Ahmad Al-Ghumari sangat berbangga hati karena mendapatkan sanad ilmu dari tiga wanita hebat di atas. Dalam naskah yang ditulis tangan oleh perempuan Hadromaut dengan ketebalan 10 jilid Karangan Ad-Damiri dan karangan Ar-Romli yang tebalnya sampai 4 jilid membuat berdebat kagum bukan main.
Bukan karena ketebalannya, melainkan pesan di akhir naskah yang mereka tulis, "Mohon maaf kepada para pembaca jika menemukan banyak kesalahan dalam salinan ini, karena saya menulisnya dalam keadaan menyusui."
Di zaman yang tak secanggih sekarang, mereka masih mempunyai perhatian yang sangat luar biasa terhadap pengembangan khazanah keilmuan. Sungguh mereka perempuan luar biasa yang Abadi namanya ditulis dengan rapi dan indah menggunakan tinta emas.
Kantor Pendidikan Agama
01 Shofar 1444 H.
Komentar
Posting Komentar