Langsung ke konten utama

MEREKA BERDUA PERISAI HATI KITA

Pribahasa populer, "Jika orang tua jatuh ke dalam sumur, anak sibuk mencari tangga untuk menolongnya. Berbeda jika anak yang jatuh ke dalam sumur, orang tua langsung terjun bebas untuk menyelamatkannya." Orang tua tidak berpikir dua kali ketika anak dalam keadaan darurat, mereka spontan akan menyelamatkan meski nyawa yang harus dipertaruhkan. 

Hal seperti ini tidak pernah terlintas dalam pikiran sering dikerjakan oleh orang tua, mereka rela mengorbankan nyawa asalkan sang anak tetap baik-baik saja. Ini menjadi salah satu wujud cinta dan sayang orang tua kepada anaknya. Di saat bahaya mengancam, orang tua hadir dengan gagah berani menjadi perisai sang buah hati. 

Di tengah-tengah problematika hidup yang datang silih berganti. Belum juga selesai masalah yang satu, datang masalah baru. Tidak bisa dipungkiri, sebagai fitrah manusia, pengorbanan dan perjuangan akan senantiasa mewarnai kehidupan sehari-hari. Terutama orang tua, masalah datang bukan hanya dari satu sisi, melainkan dari semua arah. Kadang masalah dirinya sendiri belum juga kunjung menemukan jalan keluar, datang masalah yang lain; baik dari pekerjaan, anak dan masalah-masalah lain. 

Kehidupan ini sangat keras, mereka yang tidak bisa menyikapi dengan tenang akan digilas oleh keadaan. Orang tua sebagai sosok tangguh mampu bertahan menyelesaikan beban yang amat sangat berat. Mereka tetap sabar dan ikhlas walaupun badai masalah besar sedang menerjangnya. Bukan hanya itu, keteguhan hati orang tua, tidak lain disebabkan keimanan yang kokoh karena disandarkan kepada sang maha sempurna. 

Perjuangan mereka tidak bisa digantikan dengan apapun. Meskipun pada kenyataannya, mereka tidak pernah meminta balasan. Mungkin bisa dibuktikan dengan cara bertanya kepada ibu sebagai orang yang paling dekat sehari-hari, "Ibu, berapa kali hati ibu cemas karena keadaanku?" Ibumu pasti hanya tersenyum. 

Atau juga bisa ditanyakan kepada ayahmu yang merupakan kepala rumah tangga, banting tulang siang dan malam untuk mencari nafkah, "Yah, seberapa berat, lelah dan letih dirimu mencari uang?" Pasti jawaban ayahmu tidak jauh berbeda dengan reaksi ibumu, ayah hanya akan tersenyum. 

Mereka berdua ikhlas tidak meminta uang ganti rugi karena sudah jarang tidur malam saat dirimu sakit, meninggalkan pekerjaan saat mereka dibutuhkan di pesantren untuk menghadiri rapat Wali Santri serta kelelahan dan keletihan lain karena kepentingan dirimu. Mereka menampakkan senyum terpancar dari raut wajahnya yang sudah mulai keriput, menandakan bahwa mereka ikhlas melakukan segala yang dikerjakan. 

Betapa cinta dan sayangnya orang tua sehingga ia mengorbankan jiwa dan raganya untuk anak-anaknya. Mereka tidak ingin melihat anaknya bersedih, apalagi sampai bahaya mengancam. Juga tidak membiarkan anak-anaknya berdiri dengan hati telanjang tanpa menggunakan perisai apapun. 

Dalam memperjuangkan dunia pendidikan, mereka tidak pernah putus asa, ikhlas dan berkorban agar bisa seperti anak-anak lain pada umumnya. Yakni, menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Mereka juga hadir di garda terdepan dengan tenaga ekstra mempertaruhkan nyawa. Asalkan anaknya menjadi anak yang dibanggakan, berguna dan bahagia.  

Maka sudah semestinya, seorang anak sadar kalau selama ini merekalah orang tua yang sudah menjadi perisai Dzohiron Wabatinan (Luar dan dalam). Pengorbanan dan perjuangannya yang besar harus menjadikan anak sosok yang bisa membahagiakan dan membanggakan mereka di hari tua, bahkan setelah kembali ke haribaan sang maha pencipta dan bisa mempersembahkan mahkota terbaik di surga-Nya Alloh suatu saat nanti. Aamiin

Catatan Mtz
Perpustakaan Umum Al-badar
05 Muharrom 1444 H.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...