Cinta pada dasarnya adalah fitrah bagi manusia. Oleh sebab itu, Alloh SWT memberikannya untuk dijaga, dirawat dan dibersihkan setiap hari hingga saatnya nanti, cinta itu tumbuh baik dengan berbuah dan indah.
Tapi, apakah benar cinta yang selama ini diungkapkan melalui cokelat berbalut surat cinta dengan puluhan ribu kosa kata tercipta itu adalah pembuktian cinta? Apakah pasangan yang boncengan mengelilingi ibu kota dan gandengan tangan di taman itu adalah pembuktian cinta? Atau rasa aman dan nyaman berada dalam pangkuan kekasihnya itu juga termasuk pembuktian cinta?
Seperti itulah akhir-akhir ini di media sosial, cinta didefinisikan oleh sebagian muda-mudi yang sedang mabuk asmara. Pembuktian cinta tidak semudah dan sesederhana yang dideskripsikan oleh mereka.
Sebenarnya salah satu dari bukti cinta sejati itu adalah saat kau mendoakan keselamatan satu kali, dibalas dengan sepuluh kali. (Hadist Nabi) Mari kami tunjukkan bagaimana cinta dari manusia agung kepada Ummat-Nya yang sangat-sangat dicintai, walau belum mengenal dan menatap mukanya meskipun satu kali.
Di saat darahnya mengucur dan gigi gerahamnya pecah akibat lemparan batu dari penduduk kota yang tidak lain merupakan Ummat-Nya sendiri. Beruntung ia tampung darah tersebut tidak sampai jatuh ke bumi. Karena beliau tahu, jika darah suci itu menetes ke bumi, maka murka Alloh SWT akan menimpa seluruh kota.
Saat berada di posisi mencekam, kekasih-Nya datang dan menawarkan gunung untuk ditimpakan kepada penduduk kota, karena Alloh SWT dan malaikat Jibril tidak tega melihat manusia agung itu bersedih. Tapi beliau memilih jangan, bahkan beliau tidak putus pengharapan, "Jangan, mungkin dari keturunannyalah kelak akan ada generasi yang mencintai Alloh dan Rosul-Nya.
Di saat malaikat sudah geram, beliau tetap saja penuh kasih sayang dan membalasnya dengan cinta. Iya.... Manusia agung itu adalah Baginda Rasululloh Saw. Andaikan Rosululloh Saw tidak karena cinta yang amat sangat mendalam kepada penduduk kota yang notabenenya adalah Ummat-Nya, beliau tinggal mengangguk, kemudian hari ini tidak akan pernah dikenal sebuah kota Toif di Semenanjung Arab.
Mari saya tunjukkan kembali bagaimana gambaran cinta yang sesungguhnya tanpa sedikitpun mengeluarkan kata-kata puisi, cokelat dan lain sebagainya. Wkwkkwkwkw
Semua orang di dunia ini terutama orang Islam pasti tidak asing dengan satu nama perempuan yang semula kaya raya, berhiaskan popularitas dan prestasi. Beliau adalah Ibunda Sayyidah Khodijah Al-Kubro, Perempuan Crazy Rich pada masanya mau menghabiskan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Dakwah suaminya. Bahkan beliau berpesan:
Wahai Rasulullah. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan. “Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah.” kata Khadijah. Ini pembuktian cinta yang tidak akan ditemukan pada abad modern ini.
Aku melihat cinta ketika Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah menggantikan tempat tidur Baginda Rasululloh Saw ketika hendak hjiroh, sedangkan kala itu Rosululloh Saw merupakan incaran kafir Quraisy untuk dibunuh.
Saya melihat cinta ketika Abu Bakar As-Shiddiq menahan gigitan ular dalam gua, beliau tidak menggerakkan sedikitpun tubuhnya karena takut menggangu Rosululloh Saw yang saat itu sedang tertidur pulas.
Aku melihat cinta ketika puluhan hunusan pedang di tubuh Tolhah saat peperangan Uhud. Tangannya yang satu menghunuskan pedang, tangan yang satunya lagi mengahalau musuh, sedangkan seluruh tubuhnya ditikam pedang demi melindungi Baginda Rasululloh Saw.
Bagaimana, apakah cinta kalian semesra dan seindah manusia-manusia langit di atas? Ungkapan cinta romantis dengan tindakan membuat penduduk langit gembira. Begitulah cara mereka mengungkapkan cinta yang sebenarnya. Ternyata tidak sesederha dengan memberikan cokelat berbalut surat cinta atau cantiknya wajah di balik bunga, atau rasa hangat dalam depakan kekasihnya.
Seluruh hidup mereka di atas tentang pembuktian cinta begitu serius, dalam dan tidak main-main. Karena mereka tahu, untuk mendapatkan cinta pencipta-Nya di surga tertinggi dalam keabadian, bukan hanya duduk santai, menyusun kata-kata mutiara. Di sana butuh perjuangan dan pengorbanan yang harus dibuktikan bagaimana sebenarnya cinta yang tulus.
Catatan Mtz
Sunan Ampel 01
20 Muharram 1444 H.
Komentar
Posting Komentar