Hikayah ini sudah tidak asing lagi di telinga. Bagaimana sosok pemuda tangguh yang namanya tidak terkenal di dunia, tapi di langit semua malaikat, bidadari dan semua makhluk langit membicarakan sosok beliau yang begitu sangat tinggi derajatnya. Beliau adalah Uwais Al-Qarni.
Uwais Al-Qorni pernah dicap gila oleh orang-orang di sekitarnya, karena setiap hari beliau menggendong lembu di atas punggungnya, manaiki dan menuruni sebuah bukit. Mereka yang awal mulanya mengejek terkejut ketika mengetahui alasan kenapa Uwais Al-Qorni bertingkah aneh. Ternyata, uwais sedang melatih dirinya agar kuat menggendong ibunya yang sakit-sakitan menempuh perjalanan jauh dari Yaman ke Mekkah, demi melaksanakan ibadah haji ke Baitulloh.
Ketika Uwais dan ibunya tiba di depan Ka'bah, ibunya meneteskan air mata haru bercampur suka cita. Lantas Uwais-pun berdoa, "Ya Alloh ampunilah segala dosa ibuku." Ibunya-pun bertanya, "Bagaimana dengan dosamu nak?" Uwais-pun menjawab, "Dengan terampuninya dosa ibu, ibu akan masuk surga. DAN CUKUPLAH RIDHO DARI IBU YANG AKAN MEMBAWAKU MENUJU SURGA.
Jasa seorang ibu sungguh luar biasa, perjuangannya tidak bisa ditebus dengan apapun. Dialah pahlawan peradaban, seorang wanita yang mempunyai jasa besar terhadap masa depan suatu negara, agama dan dalam segala sektor. Dalam sebuah Hadist Rosululloh Saw disebutkan. Ketika ada sahabat bertanya, "Wahai Baginda, siapakah orang yang berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Rosululloh Saw menjawab, "Ibumu". Pertanyaan tersebut ditanyakan sampai tiga kali dan jawabannya masih sama. Yakni "Ibumu". Seorang anak laki-laki ataupun perempuan yang masih belum mempunyai suami harus menghormati dan wajib mendahulukan kepentingan orang tua daripada kepentingan lain. Terutama kepada orang tua Perempuan.
Kerindhoan seorang ibu bisa mengantarkan kesuksesan dari apa yang dikerjakan, karena dia-lah pusaka paling ampuh dimiliki oleh seorang anak. Maka ketika seorang ibu sudah kembali ke haribaan pusakanya yang ampuh melalui doa-doanya yang mustajabah juga hilang. Kemuliaannya disebutkan dalam hadist;
رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ
“Ridha Allah ada pada ridha kedu
orang tua dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua." Dalam Hadits yang lain Rosululloh Saw juga menyampaikan:
الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات
“Surga berada di bawah telapak kaki ibu." Memang semua itu sudah menjadi anugerah yang Alloh SWT berikan kepada perempuan.
Memberikan penghormatan dengan totalitas kepada seorang ibu merupakan nikmat terbesar bagi seorang anak. Bagaimana yang sudah terjadi kepada seorang tokoh yang disebut di atas Uwais Al-Qarni, karena totalitasnya berkhidmah kepada ibundanya Rosululloh Saw pernah bercerita tentang Uwais Al-Qarni.
Padahal waktu itu Rosululloh Saw belum pernah berjumpa sekalipun dengan Uwais Al-Qarni. Begitupun Uwais Al-Qarni belum pernah melihat wajah agung Baginda Rasululloh Saw. Tetapi Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali terpana mendengar cerita dari Baginda Rasululloh tentang kesibukan Uwais Al-Qarni melayani ibundanya. Bahkan Rosululloh berpesan, "Jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Alloh SWT untukmu, maka lakukanlah."
Ibu menjadi pahlawan dengan berbagai pengorbanannya. Mulai sejak mengandung, melahirkan, menyusui, mengajarkan arti kehidupan dan segala-galanya. Maka kemudian benar apa yang dikatakan oleh - JS Khairen - Dalam Novel "Kami Bukan Generasi Bacot" Sejauh apapun kau mengejar kesuksesan, doa orang tua adalah peta untuk pulang. Sebesar apapun impian
sebesar apapun harapan tidak bisa meraihnya tanpa keridhoan seorang ibu. Karena ridho-nya wahai ibu yang selalu dirindu.
Catatan Mtz
26 Dzul Hijjah 1443 H.
Komentar
Posting Komentar