Betapa banyak perbedaan yang berujung debat kusir namun minim dalam memberikan kontribusi untuk meyakinkan netizen dan netizet di sosial media pada kebenaran. Komentar menohok terus menerus menikam pembuat karya sedangkan dirinya minim prestasi. Apalagi karya sebagai bukti nyata.
Yang cukup mengherankan adalah mereka yang berkontribusi untuk khazanah keilmuan berbentuk karya atau berprestasi dalam event perlombaan; baik dalam skala besar ataupun skala kecil dikomentari bahkan sampai dihujat oleh mereka yang tidak mempunyai prestasi. Melarang dan mengkemposi orang lain dengan menjelek-jelekkan untuk mengikuti motivasi-motivasi membangkitkan yang dikeluarkan oleh sang pembuat karya.
Ketika sang visioner menyampaikan gagasan kemudian diwujudkannya maka itulah yang dinamakan karya. Namun setiap gagasan atau tindakan tidak akan lepas dari baik dan buruknya pasang telinga dan mata menangkap sebuah karya. Maka dari itu, tidak usah pusing sampai tujuh keliling memikirkan komentar mereka yang pikirannya kosong. Dalam artian komentar yang bisanya menghujat dan mencaci tapi tidak bisa memberikan solusi.
Gagasan yang diwujudkan dengan tindakan akan dinilai baik oleh mereka yang mempunyai pandangan baik. Begitupun sebaliknya, jika pandangannya jelek diselimuti dengan pikiran negatif, sebaik dan sebagus apapun prestasi dan karya orang lain sudah pasti argumentasi, statemen dan opininya negatif, meskipun yang berkomentar tidak punya prestasi dan karya yang bisa dibanggakan. Maka dari itu perlu para tukang julid atas prestasi orang lain membaca kutipan kalamnya Imam Al-Auza'e agar cepat sembuh, Hehehhehe.
الأوزاعي: إذا اراد الله بقوم شرا اعطاهم الجذل ومنعهم العمل.
"Ciri orang² yang buruk di sisi Alloh SWT adalah mulutnya suka mendebat orang lain, tapi minim prestasi dan karya nyata untuk kebaikan."
Catatan Mtz
Moh Toyyib Zaen
25 Dzul Hijjah 1443 H.
Komentar
Posting Komentar