Langsung ke konten utama

IBU; ORANG TUA SEKALIGUS GURU

Di balik anak-anak hebat pasti ada seorang ibu yang hebat pula di belakangnya. Di balik kesuksesan seorang anak, selalu ada sumbangsih besar dari sosok wanita yang disebut "ibu". Ibu merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia pendidikan anak, karena ibu adalah Madrosatul ula bagi anak-anaknya.

Menjadi seorang ibu merupakan anugerah yang luar biasa, karena tugas seorang ibu sukarnya juga luar biasa. Tidak satu orangpun menyangkal bahwa tugas seorang ibu amatlah sangat berat. Maka tidak ayal jika Baginda Rasululloh Saw memerintahkan ummatnya untuk lebih berbakti kepada ibu. 

Bahkan dalam Al-Qur'an seorang ibu digambarkan begitu sangat jelas, bagaimana beratnya tanggung jawab jauh sebelum sang buah hati lahir ke muka bumi ini. Suroh Al-luqman ayat 14 menjelaskan beratnya tugas seorang ibu semenjak anak dalam kandungan;
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu."

Mari kita sama-sama melihat dan mebaca dengan jelas tokoh besar, bintang terang yang menyinari penjuru dunia dengan keluasan ilmunya. Sosok Al-Alim Al-Allamah, salah satu Imam dari empat Madzhab Fikih. Bahkan, mayoritas masyarakat Indonesia mengambil pendapat beliau sebagai rujukan utama. Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi atau singkatnya Imam Asy-Syafi'i (767 M-820 M). 

Beliau super duper hebat dan kerren banget, baik dari pemikiran dan karya-karyanya. Di usia 7 tahun beliau telah berhasil menghatamkan hafalan Al-Qur'an dengan fasih. Bukan hanya itu, Kitab Muwattho karya Imam Malik bin Anas bin Malik berhasil dihafal. Kemudian di umurnya 15 tahun beliau diangkat menjadi Mufti dan diizinkan mengeluarkan fatwa. Fadilatus Syeikh Rkh Moh Muddatstsir Badruddin Hafidzohulloh sering menceritakan sosok beliau. Salah satu yang sering diceritakan adalah, ketika Imam Syafi'i mengajar murid-muridnya di bulan Romadhon, beliau minum di tengah-tengah majelis taklim, beliau sendiri masih belum baligh. 

Semua pencapaian dan prestasi gemilang Imam Syafi'i tidak lepas dari peran utama sang ibu yang selalu menyirami beliau dengan embun-embun tarbiah. Namanya Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah. Beliau terkenal dengan kesabaran dan kehati-hatiannya serta cerdas dalam memberikan pendidikan pada putranya. Ibu-ibu zaman ini yang ingin mendambakan anak sholeh sekaligus cerdas wajib membaca seraya meneladaninya. 

Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah merawat Imam Syafi'i kecil seorang diri pasca wafatnya ayah Imam Syafi'i, hingga bertahun-tahun mengikhlaskan anak semata wayangnya menuntut ilmu. Sejak Imam Syafi'i kecil, sang ibunda mempersiapkan segalanya. Bagi sang ibunda, mengajari sesuatu yang baik harus sudah dibiasakan sejak anak masih dalam kandungan. Maka dari itu, bagi seorang ibu yang ingin mempunyai anak Sholeh dan Sholehah harus memberikan teladan langsung tentang upaya kesholehan. Hal ini dilakukan oleh Fatimah ibunda Imam Syafi'i dengan menjaga kehalalan yang hendak dikonsumsi. Bahkan sebelum Imam Syafi'i lahir ke dunia, beliau tidak membiarkan perkara syubhat menyentuh meskipun seujung kuku. 

Dalam satu riwayat dijelaskan, bahwa ketika Ibunda Imam Syafi'i hendak menyusui, beliau dalam keadaan bersih dari Hadast kecil maupun hadast besar. Ketika menyusui di sebelah kanan, beliau membaca Suroh Luqman ayat 16 dan ketika menyusui di sebelah kiri beliau membaca Suroh Luqman ayat 17. Sangat luar biasa, patut dicontoh oleh ibu-ibu yang gemar Ghibah, secrol tik-tok dan marah-marah pada suaminya ketika hendak menyusui. Hehehehe

Dalam psikologi pendidikan, peran ibu dalam pertumbuhan anak lebih dominan dibandingkan ayah. Ibu laksana jantung dalam rumah memompa spirit kehidupan. Jika jantung baik dan sehat, denyut kehidupan akan terasa normal. Tapi jika ternyata jantung sakit atau penyakitan, maka denyut kehidupan akan lemah. Begitulah Urgensinya peran seorang ibu.

Parenting seorang ibu dalam mendidik anak sangatlah berat, akan tetapi jika cara mendidiknya benar maka anak tercintanya akan tumbuh berkembang menjadi orang hebat. Tapi jika keliru, jangan salahkan ketika anak tumbuh berkembang menjadi orang keparat, terlaknat, bangsat dan bertabiat jahat. 

Pentingnya peran ibu dibanding ayah dalam membentuk kepribadian dan mental anak. Walaupun sang anak lahir dari ayah yang Sholeh, tapi jika diasuh oleh ibu durhaka, bejat dan jahat maka sang anak akan cenderung mengikuti watak ibunya. Dalam cerita para Nab, bagaimana membangkangnya Kan'an kepada ayahnya. Sangat jauh dari budi pekerti sang ayah dan berbudi buruk seperti ibunya. Berbanding terbalik dengan kisah Sayyidah Asiyah istri raja Dzolim dan melegitimasi dirinya sebagai tuhan. Siapa lagi kalau bukan Fir'aun Laknatulloh Alaihi. Sayyidah Asiyah yang baik hati dan teguh iman. Sebab indah perangainya Sayyidah Asiyah, beliau berhasil mendidik Nabi Musa menjadi sosok hebat nan wibawa. Dalam dua cerita di atas sangat jelas, karena Kan'an dididik oleh ibu yang buruk akhlaknya dan tercela imannya. Sedangkan Nabi Musa meskipun anak adopsi, tapi peran Sayyidah Asiyah dengan iman yang tidak pernah goyah dan amat Istiqomah mengantarkan Nabi Musa AS menjadi sosok teguh dan berani memporak-porandakan kerajaan Dzolim Fir'aun. 

Akhiron, mendidik sang buah hati harus dimulai dari dirinya sendiri. Dimulai dengan kebaikan atas dirinya terlebih dahulu dengan prinsip menjadi perempuan baik, berperangai lemah-lembut dan bersemangat dalam memberikan tarbiah pada sang buah hati. Sebagaimana adagium populer, "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." Seorang ibu bisa menjadikan anak sebagai ladang pahala kelak Ketika sudah kembali ke haribaan sang maha pencipta dengan mencitai segenap jiwa raga, merawat dan mendidiknya dengan sangat baik sesuai tuntunan syari'at. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah dan sayyidinah asiyah. Betapa bahagianya sekarang beliau berdua karena sudah sukses mengantarkan putranya menjadi manusia bermenfaat bagi generasi setelahnya. 

Catatan Mtz
02, Dzul Hijjah 1443 
Gunung kesan karang Penang Sampang 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...