Langsung ke konten utama

BAHAGIA DAN CELAKA KARENA CINTA

Berbicara cinta, berarti bicara perasaan yang sering menjadikan muda-mudi hanyut dalam bayang-bayang semu. Menjadikan mereka terbang jauh pada batas yang bahkan dirinya tidak pernah membayangkan sebelumnya. Pokok jauh banget lah ! Mereka merasakan betapa terangnya cahaya dalam hidup dengan atas nama "Cinta". Wew

Di setiap cerita cinta, mereka merasakan mencintai saat kesan pertama, dari kesan pertama mereka juga dibuai setinggi-tingginya. Namun sebenarnya, cinta juga keras, kejam bahkan sadis (Kata Mereka). Benarkah demikian? 

Sebenarnya cinta itu tidak kejam bagi mereka yang tidak pernah mencampur cinta dengan kepentingan syahwat semata. Bagi pecinta yang melibatkan Alloh dalam setiap langkahnya, cinta itu indah, cinta itu suci dan cinta itu istimewa. Menjadikan hidupnya berwarna, karena Alloh memeluk cintanya dengan erat dan sangat dekat.  

Tidak sedikit atas nama "cinta" orang justru kehilangan akal sehat dan melakukan berbagai kejahantan yang sangat tidak manusiawi. Awal mula, mereka dibuat terbang oleh cinta buta, suatu waktu dia menanggung pahitnya cinta, dibesarkan cinta samar, tidak jelas mau di bawa kemana, sehingga menjadikan mereka manusia paling rendah ketika patah, menjadikan mereka manusia paling runtuh ketika jatuh. Kemudian keluarlah bahasa "Cinta itu laknat, bangsat dan bejat".  

Islam mengatur tentang cara bercinta, dan siapa yang layak dicinta. Bahkan, tidak jarang ditemukan jargon di sekeliling kita, “Islam sebagai agama cinta." Dengan cinta manusia menemukan jati diri dan bangkit, bahkan menemukan bakat yang terpendam karema cinta. Bukti kalau Islam juga ikut andil membahas topik-topik tentang cinta bisa dilihat dar dua sember, yakni Al-Qur'an dan Hadist Nabi. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِلهِ
“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Alloh.” (Al-Baqarah: 165). Dalam Hadits Nabi juga tidak kalah menarik ketika membahas cinta:
يَا رَسوْلَ اللهِ، مَا الإيْمَانُ؟ قَالَ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلهُ أَحَبَّ إلَيْكَ مِمَّا سِوَاهُمَا. (رواه أحمد)
“Wahai Rasululloh Saw! Apakah yang dimaksud iman? Rasululloh Saw menjawab: “Yaitu apabila Alloh dan Rasol-Nya lebih Kamu cintai daripada selain keduanya.” (HR. Ahmad). 

Dalam sejarah panjang kehidupan manusia, banyak sekali kisah-kisah cinta yang menjerumuskan pacintanya dalam murka sang maha cinta. Pertama, Cinta paling durjana adalah kisah cinta Qottam binti sajanah dengan Abdurahman bin muljam yang menginginkan mahar kepala Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah. Kedua Romeo dan Juliet yang mengakhiri cintanya dengan bunuh diri karena tidak direstui oleh keluarganya. Kisah cinta di atas selalu menjadi momok bagi para generasi. Mereka dibutakan oleh syahwatnya dengan mengatasnamakan "cinta". 

Sebagai perbandingan kisah cinta di atas, ada dua kisah wanita suci masa lampau yang menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi umat manusia setelahnya. Mereka adalah Sayyidah Khodijah binti Khuwailid dan Sayyidah Fatimah Binti Rosululillah Saw. Kisah cinta suci keduanya sangat berbeda; Sayyidah Khodijah lebih jujur secara terus terang atau bahasa sekarang blak-blakan. sedangkan Sayyidah Fatimah Az-Zahro' menyatakan cintanya dengan sembunyi-sembunyi atau lebih memilih diam, dan menunggu lawan jenisnya yang menyatakannya lebih dahulu. 

Kedua kisah tentang jatuh cintanya seorang wanita di atas, mengajarkan kepada kita, terutama kaum wanita, jika memang mencintai seorang laki-laki shalih dan akhlaknya baik, maka tidak ada masalah jika diutarakan lebih dahulu meski lewat orang tua atau seseorang. Dan jika tidak mampu seperti itu, maka ikutilah cara Siti Fatimah, dengan mendekatkan diri kepada Alloh, selalu menjaga kesucian dan kehormatan diri, kekasih dan keluarganya. 

Akhiron, Imam Al-Ghazali menyebut contoh adanya cinta hakiki pada ladang hijau dan air mengalir. Bukankah semua itu disukai semata untuk dipandang, bukan diminum dan dimakan? Cinta merupakan hadiah terindah dari Alloh SWT untuk hamba-Nya, dengan cinta seseorang akan menjadi istimewa di sisi kekasihnya dan dengan cinta pula seseorang seakan terus bertambah keberuntungan dan barokahnya, sehingga menjadikan para pecinta seakan-akan manusia yang sangat terberkati hidupnya. 

Catatan Mtz
Loka coffe
08, Dzul Hijjah 1443 H.

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...