Langsung ke konten utama

TIDAK NYAMBUNG NASAB NYAMBUNG SANAD

Di pondok pesantren, sering kali Kyai sepuh menjelaskan tentang pentingnya sanad keilmuan. Itulah sebabnya Fadilatus Syeikh Rkh Moh Muddatstsir Badruddin Hafidzohulloh meng-izahkan semua yang sudah diperoleh dari guru-guru beliau kepada semua santrinya, mulai dari Aurod dan ilmu. 

Ijazah bisa dilakukan dengan melalui ucapan Kyai Kepada semua santri, "Ajaztukum (aku ijazahkan pada kalian), kemudian semua santri menjawab, "Qobilna (Kami terima). Ada pula dengan cara menulis silsilah guru silsilah guru-gurunya sampai pada pengarang kitab. Misalnya, "Aku belajar kitab ini dari si fulan, dari si fulan, dan seterusnya sampai pada pengarang kitab. 

Urgensitas sanad dalam keilmuan sangat penting. Ada adagium yang populer di kalangan ulama' pesantren yang menyatakan, "Sanad atau transmisi jalur ilmu adalah bagian dari agama. Andaikata tidak ada sanad, niscaya setiap orang bisa mengatakan apa saja semaunya." Praktek seperti ini tidak hanya dilakukan di zaman modern, tapi jauh sebelum seperti sekarang. 

Para Kyai terus melakukan menyambung Sanad dalam rangka menjaga kesinambungan ilmu. Ada pandangan yang berkembang di pesantren bahwa ilmu harus diperoleh melalui ijazah dari para guru. Dalam tradisi keilmuan klasik; ijazah bukanlah surat sertifikasi, tetapi semacam perkenaan atau Idzin seorang kyai pada santri untuk mengajarkan ilmu berdasarkan kitab-kitab yang dipelajarinya. 

Para santri sebelum menuntaskan masa belajar, sanad adalah hal wajib yang harus dimiliki. Jika dalam amaliah santri memiliki ijazah sebelum mengamalkannya, maka dalam bidang ilmu sanad menjadi wajib dimiliki, agar ilmu yang akan disalurkan di tengah-tengah masyarakat memiliki tanggung jawab. Pentingnya sanad hingga dijelaskan dalam Hadits Imam Muslim:
الإسناد من الدين، ولولا الإسنادُ لقال مَن شاء ماشاء
Sanad adalah bagian dari agama, andaikan bukan karena isnad, tentu orang akan berkata apa saja yang dia kehendaki." 

Maka tidak heran jik yang memiliki dan memperhatikan sanad hanyalah Ummat kanjeng Nabi Muhammad Saw. Wabil Khusus dunia pesantren. Sanad termasuk transimisi keilmuan dari seorang guru kepada muridnya. 

Banyak sekali kisah-kisah teladan dari ulama' kita yang menceritakan tentang mencari dan memperjuangkan mata rantai keilmuan dari para gurunya. Dalam hal ini kita harus berbangga hati karena sudah memiliki tokoh sekaliber Syeikh Yasin Al-Fadani, yang mempunyai banyak gelar karena sanadnya sangat luas. Di antaranya, Al-Bahr, Alam Ad-Dinn , Musnid, Al-Hijaz dan gelar yang paling terkenal adalah Musnid Al-Dunya. Gelar ini disematkan pada karena beliau memiliki 500 sanad keilmuan dan Pendapat yang lain mengatakan 700 sanad keilmuan. Sebuah hal yang sangat langka di abad modern ini. 

Pentingnya belajar dari guru yang jelas sanad keilmuannya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih Bukharinya berkata:
تَعَلَّمُوا قَبْلَ الظّانِّينَ
Mengajilah (belajarlah) dengan bersungguh-sungguh sebelum kamu bertemu dengan masanya orang yang berbicara ilmu yang hanya bermodalkan prasangka. Kutipan Imam Bukhari tersebut lantas disyarahi oleh Imam Nawawi yang berbunyi:
ومَعْناهُ تَعَلَّمُوا العِلْمَ مِن أهْلِهِ المُحَقِّقِينَ الوَرِعِينَ قَبْلَ ذهابهم ومجئ قَوْمٍ يَتَكَلَّمُونَ فِي العِلْمِ بِمِثْلِ نُفُوسِهِمْ وظُنُونِهِمْ التى ليس لها مستند شرعي
Mengajilah (belajarlah) dengan bersungguh-sungguh kepada orang yang benar-benar berilmu sebelum kamu bertemu dengan masanya orang yang berbicara ilmu yang hanya bermodalkan prasangka tanpa sandaran yang jelas.

Fadilatus Syeikh Rkh Moh Muddatstsir Badruddin Hafidzohulloh adalah sosok ulama 'yang sangat memperhatikan sanad. Bahkan setiap ada ulama' yang bertamu ke pondok pesantren pasti beliau meminta amalan untuk diijazahkan kepada semua Santri. Hal itu kami amati sepanjang selama di pesantren. Bahkan Syeikh Muhammad Bin Ismail Az-Zain Al-Yamani Al-Makki salah satu guru Syaikhona setiap hadir di pondok pasti meng-izahkan Aurod dan kitab. Mungkin inilah yang terus menjadi pedoman Kyai sepuh. Bahwa pentingnya sanad agar keorsinilan ilmu dan amalan tetap terjaga. 

Akhiron, Cara penurunan ilmu yang dipraktekkan oleh Kyai mengingatkan kita para santrinya pada sistem keilmuan di bidang Hadist, bahwa keorsinilan sebuah hadist ditentukan antara lain rangkaian sanad yang perowinya sampai kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Begitupun Al-Qur'an keterjagaan dan keasliannya juga diperoleh melalui cara seperti ini, tetapi dengan cara yang sangat meyakinkan alias Mutawatir. Ketika tokoh-tokoh pesantren menyalurkan ilmunya, bisa dipastikan itu bukan omong kosong atau isapan jempol belaka. Karena sudah bersumber dari gurunya, yang kemudian gurunya bersambung kepada guru-gurunya yang lain hingga bersambung kepada Rosululloh Saw sang Mambaul ulum. 

Catatan Mtz
Klinik Utama Madura Medikal Spesialis 
17, Dzul Qo'dah 1443 H. 
 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...