Langsung ke konten utama

JANGAN BERHENTI UPDATE STATUS

Semangat dunia tekhnologi informasi kian hari kian tidak tertandingi, masyarakat di sosial media juga tidak mau ketinggalan ilmu dan hikmah di dalamnya. Berbagai macam konten ceramah, aktivitas belajar mengajar dan ibadah sehari-hari tidak lepas untuk dibuat status di akun pribadi. 

Hiruk pikuk dunia maya sudah mengimbangi dunia nyata. Bahkan lebih. Semua aktivitas sehari-hari diekspose di akun pribadi. Mulai dari yang paling remeh hingga yang paling aneh. Apakah yang demikian ada larangan? Tentu tidak. Karena siapa saja boleh menggunakan sosial media kapan saja dan di mana saja. Namun yang harus diperhatikan adalah keberadaan kita di sosial media bisa berguna atau malah bencana ini yang menjadi poin pentingnya. 

Terkadang seseorang merasa Inseceure untuk mengekspose konten-konten dakwah yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan kesholehan yang menyangkut jatu dirinya sendiri. Kadang terjadi pada sebagian netizen budiman yang malu untuk memposting kegiatan ngaji, merasa aneh dengan fashion dirinya sebagai kaum sarungan dan mengupload suatu hal yang berbau islami. 

Dalam Hadist Nabi Muhammad Saw disebutkan: 
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
Artinya, "Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan," (HR An Nasa’i). Jika kita menulis kaliamat "اللهم صل على سيدنا محمد" dan sighat lain sholawat, tentu ketika dibaca oleh orang lain di Story akun pribadinya akan membuahkan pahala sebagaimana Hadits di atas. Inilah kemudian yang menjadikan sosial media kita sholeh dan bermenfaat. Tidak selalu tentang cacian dan makian. 

Jangan malah sebaliknya, merasa percaya diri dengan meng-upload yang dianggapnya nge-trend, foto-foto dengan hasil yang estetis dan selfi-selfi dengan pakaian termahal. Netizen budiman terburu-buru mengomentari konten religi penuh edukasi dengan komen-komen menyudutkan. Alias julid, "Haleh sok suci, sok mutholaah, sok paling Sholeh, sok narsis dan sok-sok yang lain. 

Hal ini akan berdampak negatif bagi mereka yang tidak kuat mental, tidak mau lagi mengekspose kalam-kalam hikmah dan hilang dari dirinya "Fastabiqul Khoirot". Jika ada yang komen-komen julid seperti itu, konten kreator tidak usah ciut nyalinya, balas saja dengan halus dan lembut, "Kenapa hal yang positif dikomentari dengan prasangka buruk riya', sedangkan di sisi lain, kamu memberikan like dan share tulisan hoaks dan video yang mempertontonkan aurat dan sejenisnya?" 

jika ditelaah bersama, memang kadang teman-teman ketika hendak meng-upload kegiatan baik tentang jati dirinya, teman di akun pribadinya menghujam dengan tuduhan-tuduhan tidak mendasar seperti riya'. Padahal riya' dan sifat-sifat lain tidak ada yang tahu, kecuali Alloh dan si pelaku kebaikan. Kenapa mereka merasa lebih tahu dan sok-sokan menilai apa yang belum mereka ketahui. Bukankah perilaku seperti ini lancang kepada pelaku kebaikan dan Alloh sebagai yang menciptakan. 

Sedangkan di lain sisi, mereka yang suka sinis konten islami sangat menggemari konten berbau pornoaksi. Mereka mendiami bahkan juga bantu like share dan komen. Itulah yang fenomena yang terjadi di dunia maya. Lebih parahnya, konten kreator langsung Talak tiga, tidak mau memposting hal yang positif lagi, gara-gara komenan netizen tadi. Alias kecil hati. Mengutip Kalamnya Fudoil Bin Iyadh, 
ترك العمل لأجل الناس رياء والعمل من اجل الناس شرك والإخلاص أن يعافيك الله منه
"Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', sedangkan mengerjakan amal karena manusia adalah syirik.
Adapun ikhlas adalah jika Allah menyelamatkanmu dari kedua perkara tadi." 

Akhiron, Dauhnya Fudoil Bin Iyadh di atas menjadi tamparan keras bagi para konten kreator yang tidak mau membuat status tentang sesuatu yang baik, edukasi islami dan sesuatu bersifatan ilmiah karena tajut di julidin netizen dengan komen "Pamer ibadah, pamer ilmu dan pamer kesholehan" sama saja dia dikatakan sebagai orang yang riya'. Alangkah baiknya, agar status di akun pribadi menjadi ladang pahala diniatkan Nasrul ilmi bukan pamer. Jadi, mulai sekarang tidak usah Inseceure dan kecil hati. Silahkan buat Story sebanyak-banyaknya tentang ilmu, tentang hikmah, dakwah dan hal-hal yang berbau islami. 

Catatan Mtz
09, Dzul Qo'dah 1443 H
Sunan Ampel 05



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...