Setiap hari kehidupan manusia disuguhkan dengan berbagai macam informasi. Baik informasi itu baik atau jelek. Karena dunia maya dan dunia nyata tidak akan lepas dari keduanya. Kotoran di dunia nyata dan dunia maya selalu menjadi makanan otak manusia. Maka sangat diperlukan membersihkan yang tidak penting dalam pikiran, agar kehidupan ini lebih berkualitas dan apa yang keluar dari lisan menjadi lebih bermakna.
Setiap hari manusia dicekoki khobar-khobar di dunia maya yang kemudian di angkat ke dunia nyata sebagai bahan Ghibah. Padahal tulisan dan video yang mereka saksikan belum tentu valid kebenarannya. Setiap dari mereka mempunyai keahlian masing-masing. Semisal, salah satu dari mereka ada yang mengolah kata supaya kelihatan jelek, sementara yang lain dikelola supaya kelihatan baik. Keduanya sama-sama tidak jelas yang bermuara saling klaim kalau dirinyalah yang benar dan yang lain keliru.
Terkadang yang baik dan menguntungkan belum tentu benar, tapi karena konsep manusia "Terimalah yang baik meskipun itu tidak benar" sering menjadikan manusia terlelap dengan kebohongan. Beberapa waktu lalu ada pesan berantai di media sosial mengabarkan bahwa salah satu Alm. kyai yang mendapatkan tempat terindah di alam kubur, ternyata setelah diklarifikasi salah satu keluarga dhelem berita itu tidak benar. Di hari ini tidak jelas mana yang benar dan mana yang hoaks. Maka untuk menyikapi hal itu ragukan sebelum meng-eshere, kecuali memang berita itu sudah valid.
Pikiran manusia dalam setiap hari tidak akan pernah lepas dari kabar-kabar baik ataupun buruk, baik berita itu datangnya dari dunia nyata atau dunia maya. Jika diibaratkan berita setiap hari yang datang silih berganti itu seperti orang yang panen buah mangga. Tetapi karena dikhawatirkan ada yang busuk dan menular ke mangga yang lain. Maka yang perlu dilakukan oleh orang ini adalah dengan mengeluarkan mangga-mangga tersebut dari wadahnya, diamati setiap mangga, mengembalikan mangga yang bagus dan meninggalkan yang busuk. Kira-kira seperti demikian ketika seorang membaca atau mendengarkan berita di dunia nyata dan dunia maya.
Wadah yang berisi mangga, seperti pikiran manusia setiap hari menerima informasi. Membuang mangga yang sudah busuk agar tidak menular ke mangga yang masih bagus. Sama halnya dengan pikiran; membuang pandangan yang tidak penting agar tidak mengacaukan pandangan yang penting. Cara terbaik adalah dengan meragukan semua apa yang hinggap di pikiran sampai ambil semua yang sudah kredibel dan tidak diragukan lagi.
Otak manusia selalu dicuci dengan perkara positif akan mengeluarkan kalam-kalam yang positif pula. Begitupun sebaliknya; jika ternyata keegoisan, kebencian dan kedengkian mendominasi di pikiran manusia maka yang ada hanya bersitegang dengan siapapun, mengaggap orang lain rendah dan maunya menang sendiri.
Sebagai kesimpulan, Pola pikir yang keliru laksana apel busuk yang diilustrasikan di atas. Bisa menular ke pola pikir yang baik. Di saat pikiran baik berdampingan dengan pola pikir jelek kemungkinan besar akan dimenangkan oleh pikiran yang jelek. Kalau dalam pikiran manusia banyak hal yang bagus, tetapi ada satu dua yang jelek, maka biasanya pola pikir jelek itu yang mempengaruhi pola pikir yang bagus. Sangat diperlukan untuk membersihkan pikiran dari sifat-sifat jelek, agar apa yang masuk ke dalam otak kita positif sehingga apa yang keluar dari lisan bisa bermenfaat dan tidak menimbulkan Mudharot kepada diri sendiri dan orang lain.
Catatan Mtz
Karang Gayam, 29 Syawal 1443 H
Komentar
Posting Komentar