WANITA PALING DURJANA
Di balik tragedi ummat Islam ada sejarah besar tentang cinta durjana, Cinta yang mendatangkan malapetaka. Bahkan saya begitu berat untuk menyebutnya cinta, karena saya sering menulis cinta itu indah, cinta itu bahagia, cinta itu pelipur lara. Tatkala Khawarij sudah menyusun strategi untuk melakukan misi suci membunuh tiga manusia biadab yang telah membuat teror dan kerusakan di muka bumi. Hajjaj Bin Abdulloh As-Shuahami ditugaskan ke Syam, Amr bin Abu Bakar ke Mesir dan Abdurrahman bin Muljam mendapat misi mulia memenggal leher Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah.
Saat menuju kufah Abdurrahman bin Muljam bertemu dengan Qottam Binti Sajanah perempuan jelita, berparas cantik yang gemar I'tikaf di masjid. Ibnu Muljam jatuh hati terpanah pandangan asmara cintanya tidak terbendung ingin segera menikahi Qottam Binti Sajanah. Seketika dia lupa misi utamanya untuk membunuh Sayyidina Ali.
Ibnu Katsir menulis dalam kitabnya Bidayah Wan Nihawahnya, "Ibnu Muljam sudah tidak perduli akan tujuan utamanya. Dia ingin segera melamar wanita yang berparas cantik nan jelita itu dan hidup bahagia dengan mengarungi rumah tangga. Hal yang mengejutkanpun terjadi. Qottam Binti Sajanah berkata, "Aku mau menerima lamaranmu dengan mahar penggal kepala Ali. Seketika itu ibnu Muljam termotivasi sangat bersemangat dan mendidih darahnya. Sesegera mungkin menenteng kepala sayyidina Ali di hadapan wanita yang dia cintai.
Moh Toyyib Zaen
Panyeppen, 24 Romadhon 1443 H
Komentar
Posting Komentar