Langsung ke konten utama

KRITIKAN ATAU EJEKAN

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi banyak para pegiat sosial media marah-marah saat dikritisi, karena mereka beranggapan bahwa apa yang diutarakan adalah ujaran kebencian untuk merendahkan. Sehingga orang yang mengkritik dianggap tidak suka. Padahal kritikan dan saran merupakan bukti kalau orang tersebut masih mempunyai simpatik. Karena siapa saja tidak mungkin membiarkan orang yang dikasihi berada dalam kesalahan. 

Nasihat dilatarbelakangi niat yang baik, agar tidak terjerumus ke dalam lubang yang lebih dalam. Beda halnya dengan ejekan yang tujuannya untuk merendahkan. Sekilas memang keduanya sangat sulit untuk dibedakan. Sehingga banyak yang tiba-tiba naik pitam atau gengsi saat mendengar nasihat sama halnya dengan saat mendengar ejekan. 

Kadang orang yang menasihati terjebak pada debat kusir hingga berujung saling mengejek dan saling membuka 'Aib karena orang yang dinasihati gagal paham. Maka solusi terbaiknya adalah, "Anjing menggonggong kafilah berlalu" 

Pentingnya tahu situasi dan kondisi bagi orang yang ingin memberikan nasihat. Yaitu tidak tidak diperbolehkan menyangkut pautkan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan asal. Seperti menasihati di depan publik dan membeberkan semua kesalahannya. Maka bukan kebaikan yang akan terjadi, tapi malah sebaliknya. 

Prinsip yang harus dimiliki pertama kali adalah keikhlasan, sebab sangat sulit untuk menasihati orang lain jika dalam hatinya masih terbesit sifat dengki. Kritikan yang asalnya untuk perbaikan malah menjadi keburukan, karena tujuan hanya ingin mendongkrak popularitas dan menjauhkan dari orang-orang. Contoh kritik seperti ini sangat tercela karena berangkat dari perasaan benci dan dengki. 

Sebagai kesimpulan, banyak sekali orang-orang ketika dikritik dengan tujuan perbaikan diabaikan, karena sombong dan gengsi merasa dirinya paling bisa dan paling mengerti. Menerima nasihat dalam hal ini kritik sangat sulit kecuali bagi orang-orang yang mempunyai keluasan hati. Imam Al-Ghazali dalam risalahnya pernah menuliskan, "Memberi kritik memang mudah, tapi yang sulit adalah menerimanya. Sebab nasihat terasa sangat pahit bagi mereka yang dikendalikan oleh hawa nafsunya, karena pelanggaran pada Alloh begitu digemari oleh mereka." Kadang ada yang pura-pura mendengarkan saat dinasihati, tapi dalam hatinya merasa tidak suka dan benci, maka tidak ada feedback. Mereka yang menerima segala kritikan untuk kebaikan dirinya merupakan tanda-tanda orang yang bahagia. Sebagaimana yang diriwayatkan bahwa sahabat Ibnu Mas'ud pernah berkata, "Orang yang bahagia adalah mereka yang menerima nasihat orang lain.' 

Catatan Mtz
10, Romadhon 1443 H. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...