Langsung ke konten utama

I'AM HAPPY

Kehidupan media sosial kian hari kian banyak peminatnya, sehingga dengan cepat mempengaruhi tatanah kehidupan di dunia nyata. Setiap waktu, pikiran netizen dicuci oleh dunia Maya dengan berbagai macam konten. Seperti nikmatnya berpacaran dan adegan mesra dua sejoli yang mengarah untuk mengekspresikan rasa cinta. Bahkan dalam satu program ada segmen cara menyelesaikan masalah asmara. Dan program demikian mendapatkan respon paling banyak oleh warga sosial media. Khususnya para wanita.

Di era milenia istilah pemuda yang masih belum juga mendapatkan pasangan dikenal dengan nama "Jomblo". Menurut mereka kurang laku dan kesannya tidak mengikuti perkembangan zaman dan kurang pergaulan. Bahkan, orang yang tidak pacaran dikatakan sok Alim, sok suci dan sok jual mahal. Padahal tidak demikian kenyataannya ! 

Dalam pandangan Islam, jomblo merupakan orang yang masih belum mampu mengarungi bahtera rumah tangga. Kemudian solusinya adalah menundukkan pandangan pada wanita bukan mahromnya dan hendak memperbanyak berpuasa, karena puasa dapat melemahkan Syahwat. Sesuai Sabda Rasululloh Saw 
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu obat pengekang nafsunya” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400). 

Bersabar dalam keadaan sendiri itu kemuliaan dibandingkan pacaran yang bisa terjerumus pada kemaksiatan. Jalan Wara-Wiri boncengan, cheting semalaman dan lebih mengedepankan hasrat si cewek yang sebenarnya merugikan materi dan waktu. Sebenarnya banyak menfaat bisa diperoleh muda-mudi yang masih enjoy dalam kesendirian hingga nanti waktunya tiba dihalalkan atau menghalalkan. 

Kesendirian atau istilah jomblo bisa lebih memfokuskan diri pada produktifitas. Lebih banyak memanfaatkan waktu untuk pengembangan diri dengan mencoba pengalaman baru dan memperbanyak mempelajari berbagai macam ilmu. Semua ini bisa diperoleh jika fokus dan waktu yang cukup banyak untuk meningkatkan kualitas. Betapa banyak pelajar yang tidak mendapatkan hasil apa-apa lantaran tidak fokus dan hanya sibuk masalah cinta. Betapa banyak di luar sana yang murung diri di kamar lantaran diselingkuhi kekasihnya. Betapa banyak pelajar gagal mabuk asmara. 

Jika ingin meningkatkan kualitas untuk lebih produktif sangat dibutuhkan konsentrasi dan totalitas mewujudkan mimpi-mimpi yang sudah direncanakan. Ketika pikiran tidak fokus dan bercabang-cabang, maka jangan pernah mengharap insipirasi akan muncul untuk berkreasi. Pacaran bukan solusi, tapi malah penghambat untuk pengembangan diri. Bagaimana tidak? Seseorang yang dimabuk asmara akan melakukan apa saja yang membuat sang kekasih bahagia. 

Selain pengembangan diri, kesendirian juga lebih banyak waktu untuk menemukan potensi yang terpendam. Mereka yang mesra-mesraan di taman dan video call semalaman sudah membiarkan waktunya terkuraras habis. Semua agenda akan terbengkalai karena sibuk mengurusi pujaan hati. Padahal masih banyak hal yang lebih bermanfaat untuk digunakan daripada jalan-jalan menghabiskan uang. Sebagaimana sabda Rasululloh Saw,
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكَهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
Siapa yang ingin mengetahui masalah adab (mau beradab) berarti dia harus mengambil hal ini yaitu meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat.  

Sebagai kesimpulan, jika ada yang dicintai, maka tempuh dengan cara yang baik dengan menghalalkan, bukan dengan pacaran yang bermuara pada kerugian. Jika rasa belum mampu, disimpan cintanya hingga goresan tinta takdir Alloh meridhoi-Mu. Bukankah memendam perasaan cinta hal yang sangat mulia dari pada diungkapkan dengan janji-janji palsu penuh dusta. Bahkan jika mati termasuk golongan Syahid Akhiroh. Sebagaimana Hadits dari Ibnu Abbas dengan status mauquf marfu’:
  مَنْ عَشَقَ فَعَفَ فَكَتَمَ فَمَاتَ مَاتَ شَهِيْدًا 
"Barangsiapa yang jatuh cinta lalu ia menahannya dan menyembunyikan rasa cinta nya sampai ia mati, maka ia mati dalam keadaan mati syahid." Satu lagi, kita harus Happy dengan predikat Jomblo. Karena bukan aib yang harus ditutup-tutupi. 

Catatan Mtz
29 Sya'ban 1443 H.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...