Kalau ditanya siapa yang membuat saya rajin baca? Jawabannya adalah engkau
Kalau ditanya siapa yang membuatmu disiplin waktu? Jawabannya adalah engkau
Kalau ditanya siapa yang membuatmu Istiqomah menulis?
Jawabannya adalah engkau
Seandainya nanti saya bisa meraih cita-cita dan ditanya siapa yang berperan? Jawabannya adalah engkau
Engkau separuh semangat saya untuk bangkit.
Engkau pelipur lara ketika saya sakit
Engkau boster saya ketika sudah mulai lalai
Entahlah, kadang engkau menjelma seorang resih yang terus mengarahkan sang raja, menjelma seperti orang tua pada anaknya yang terus memberikan kasih dan cinta, menjelma seorang guru yang selalu memberikan edukasi dalam setiap jejak langkah saya, menjelma seperti sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah di setiap rintihan luka.
Senyummu dan kasihmu tetap dalam hati penuh cinta
Bait-bait motivasimu dan semangatmu abadi sepanjang masa
Seperti puisi kata-katamu saluran air yang sangat bening.
Buah dari jasa-jasamu tetap mengalir hingga alam ini hening.
Setelah lantunan kalimat Qobiltu tadi
Sempurna sudah separuh agamamu Ustadzi
Bahagia di bawah naungan cinta sang ilahi.
Barokah atas restu sang Murobbi Ruhi.
Sebenarnya sedih bahagia ini menyelimuti.
Bahagia lantaran sudah ada tambatan hati
Sedih lantaran hilang sosok sang motivasi
Tapi, inilah goresan tinta takdir yang tidak bisa saya hindari.
Jujur saya masih belum bisa melihat wajahmu yang rupawan
Apalagi menyentuh tanganmu untuk mencium penuh keta'dziman
Saya sangat merasa kehilangan
Saya sangat merasa linglung seperti orang Yang tidak tahu arah jalan pulang
Kini dirimu bahagia selama-lamanya
Meninggalkan bekas cinta
Meniti luka di relung jiwa
Saya sedih, saya bahagia.
Ku-Ketika tulisan ini dengan airi mata cinta
Anak Asuhmu.
08 Sya'ban 1443 H
معهد مفتاح العلوم بانيبين
Komentar
Posting Komentar