Membeli buku adalah bagian daripada ekspresi cinta kita terhadap ilmu dan ahli ilmu. Habib Husein Al-Haddar dalam live Instagramnya pernah berkata, "Saya suka baca karena di rumah banyak buku. Ayah saya sering beli buku." Belilah buku dan kitab sebanyak-banyaknya, selagi masih diminati. Paling tidak pengkoleksi.
Mengoleksi kitab dan buku juga banyak faidahnya. Sebagian ulama' mengatakan barang siapa yang di rumahnya ada kitab Soheh Bukhori, maka tidak akan terjadi kebakaran. Ihya' Ulumuddin karya Imam Al Ghazali juga dipercaya dapat menciptakan ketenangan di dalam rumah. Dan masih banyak lagi.
Akhir tahun kemarin saya safari ke bumi Kalimantan Utara, tidak lupa bawa buku karya Shaab Muslim, Anas SQ dan majalah Sidogiri. Karena perjalanan panjang kalau terus pencet-pencet smartphone jelas bosan. Apalagi di atas pesawat peraturan maskapai penerbangan harus mematikan handphone. Mau tidur tidak ngantuk, di pertengahan ngantuk tapi tidak bisa tidur efek bunyi pesawat. Maka solusi terbaiknya adalah baca-baca. Itulah sebabnya sebagai betari pernah berkata, "mereka yang menyepi dengan kitab atau buku tidak akan pernah merasa kesepian. Dan mereka yang senang kitab atau buku tidak akan pernah merasa kurang hiburan." Dalam kesempatan lain saya menemukan tulisan di cover buku "Robiah Al Adawiyah", "Sebaik-baiknya teman pada saat santai adalah buku."
Buku tetaplah buku benda mati yang tidak bisa memberikan menfaat tanpa ada yang mengoptimalkan perannya. Laksana mutiara berada di dasar laut akan tergeletak bersama lumpur. Beruntung ada penyelam yang mengambilnya dan menjadikan mutiara sebagai perhiasan berharga. Jika kau bukan penghafal yang handal, maka koleksi kitab dan bukumu tidak berguna. Apakah engkau akan menerangkan tentang berbagai macam ilmu jika ternyata pengetahuamu berada di selembar buku !
Kitab dan bukumu jangan hanya dikeleksi, tapi juga dibaca, karena jika hanya sebatas dikoleksi bersejejer rapi di lomari, maka berbagai macam potensi yang bisa melenyapkannya. Seperti dimakan rayap, terbakar. Bahkan bisa jadi dipinjam temanmu dan tidak dikembalikan. Salah satu ilmuwan barat Joseph Bordsky berkata, "Ada kejahatan yang lebih berbahaya daripada membakar buku, yaitu membiarkan dan tidak dibaca."
Kita harus senang membeli buku dan mengoleksi kitab. Kemudian baca, pahami dan amalkan, agar kitab dan buku yang beli tidak hanya sebatas koleksi, tapi lebih dari itu mencari butiran mutiara-mutiari ilmu yang sangat mahal. Salah satu teman saya di pondok pernah cerita, "Kalau di pondok setiap kiriman tidak beli kitab itu rugi." Dalam gumam saya, "Kok beda dengan saya ya ! Kalau saya dulu setiap kiriman tidak beli baju baru serasa ada yang kurang." Menurut penuturan teman saya Simbah Yai Maimun Zubair Rohimahulloh pernah dauh, "Kamu harus senang beli kitab, karena kalau bukan kamu yang alim pasti anak turunanmu." Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Habib Husein Al-Haddar, beliau senang baca buku, menjadi intelektual muslim dan publik speakingnya bagus tidak lain karena sering baca buku yang dulu dibeli ayahnya.
Sebagai kesimpulan, membeli buku cara kita berlibur yang sangat murah tanpa harus beli tiket naik pesawat jalan ke negara-negara maju. Cukup hanya beli buku. Membaca membuka ruang kita bisa mengetahui atau istilah bahasa kerennya piknik pada masa lampau (Sejarah) dan di masa depan. Bahkan alam Ghaib ! Dengan membeli buku dan kitab kita sudah bisa membuka pintu gerbang masa lalu dan masa depan sekaligus.
Catatan Mtz
Loka coffe
11 Sya'ban 1443 H.
Komentar
Posting Komentar