Langsung ke konten utama

KAKINYA BERPIJAK DI BUMI, CITA-CITANYA MENGUDARA DI ANGKASA.

Semua manusia pasti memiliki impian dan cita-cita, terlepas cita-cita besar atau kecilnya tidak menjadi permasalahan, karena intinya adalah kemauan dan kemampuan meraih peluang yang ada. Impian dan cita-cita bisa menjadi boster dalam melangkah maju mengejar harapan, agar semangat tidak redup, tekad tidak ciut dan langkah tidak goyah oleh beban keadaan dan masalah yang kerap mewarnai Medan perjuangan. 

Memiliki cita-cita berarti memiliki tujuan hidup, memiliki tujuan hidup merupakan separuh dari kesuksesan. Kepribadiannya bisa dilihat seperti apa cita-cita yang diinginkan. Sebagaimana pribahasa Arab 
«قيمة كل امرىءٍ ما يطلب»، يريد: أن قيمة المرء همته ومطلبه. 
"Nilai seseorang tergantung cita-cita dan apa yang menjadi tujuannya". Cita-cita juga energi yang dapat membangkitkan hati, menggerakkan pikiran untuk kreatif dan menggerakkan badan untuk selalu aktif, hingga menggerakkan seluruh organ tubuh seseorang untuk bisa mewujudkan impiannya. 

Abu Al Faroj ibnu Al Jauzi memotivasi pejuang agar senantiasa mendekap asa sampai puncak dengan petuahnya:
"Jadilah dirimu yang kedua kakinya berpijak di atas tanah, akan tetapi cita-citamu berada pada bintang Tsuraya". Masih dalam kalamnya Sang Psikolog klasik, "Seandainya digambarkan pada anak adam bahwa dirinya mampu naik ke atas langit. Sungguh aku memandang kerelaanya di bumi ini seburuk-buruknya kekurangan. Jika saja kenabian diperoleh dengan usaha yang sungguh-sungguh. Niscaya aku memandang orang-orang yang meninggalkan upaya dalam mendapatkannya berada pada puncak kerendahan". 

Ungkapan beliau ini dapat mengantarkan seseorang pada hakikat sebuah amalan menuju suksesnya Harapan (Roja'), sebab bukanlah cita-cita namanya jika tidak disertai dengan perasaan peluh dari bekas mujahadah yang maksimal. Agar harapan tidak hampa, maka harus disertai action yang maksimal. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Al- Hikam yang berbunyi:
الرجاء ماقارنه العمل وإلا فهو امنية.
"Harapan harus disertai tindakan nyata, jika tidak maka hanyalah angan-angan." Kendati tidak selamanya usaha harus digantungkan pada cita-cita tanpa memprediksikan sebab-sebab yang akan terjadi berupa kegagalan di penghujung perjuangan, karena tidak memperhatikan konsep dengan sebaik-baiknya. Demikian ulama kita memproporsionalkan antara harapan dan kecemasan yang diibaratkan kedua belah sayap burung, yang apabila tidak saling mengepakkan sayapnya dia tidak akan pernah merasakan nikmatnya melihat pemandangan dari ketinggian. 


Bercita-citalah setinggi-tingginya, jangan takut dan wujudkan cita-citamu dengan ketekunan yang didorong kemampuan intelektual dan spiritual, karena mimpimu hari ini adalah peta di masa depan yang direncanakan. Ingat untuk mewujudkan impian harus mempunyai rencana jangka panjang dengan potensi yang dimiliki. Bedahalnya orang yang selalu diliputi perasaan takut, maka endingnya hanya menjadi insan yang gampang putus asa. Begitupun dengan orang yang hanya berani bermimpi tanpa action, maka hidupnya hanya sebatas di atas kasur yang dikenal dengan kaum rebahan, mereka tidak mau bangkit dari tidurnya seraya berharap mimpinya menjadi kenyataan. 

Jangan pernah menyerah dengan rintangan yang membentang sepanjang jalan kesuksesan, jangan pernah merasa putus asa jika hasil yang dicapai tidak sesuai ekspektasi. Tetap bangkit mengulangi kembali seraya mengevaluasi semua kegagalan yang dicoba. Terus melangkah maju dengan semangat yang membara, konsep semua yang sudah direncanakan untuk memperlancar jalan yang akan dilalui. Ketahuilah, impian akan bisa terwujud dengan perjuangan dan pengorbanan. Pupuklah cita-citamu dengan semangat tinggi dan tujuan yang jelas, karena banyak orang tidak mempunyai rancangan dan deadline waktu untuk memperlancar tujuannya. Sehingga apa yang diimpikan gugur di pertengahan, sebab tidak tahu harus mau memulai dari mana dan kapan waktunya.

Semangat yang tinggi kadang menjadikan seseorang membabi buta hingga menghalalkan segala cara demi mewujudkan impiannya. Ketidak seimbangan jiwa menjadikan gagal bangkit yang telah diusahakan dengan maksimal. Hal itu dikarenakan terlalu ngotot mendapatkan hingga tidak sempat mengatur waktu hanya untuk sekedar memikirkan kegagalan. Banyak orang-orang depresi akibat kehilangan harta atau tidak sesuai dengan harapan. Yang pada akhirnya lenyap hanya kegagalan yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, setiap segala sesuatu yang dipleaning, harusnya telah dipikirkan kemungkinan terburuk pada masa akan datang. 

Seseorang yang tidak mempunyai cita-cita, akan menjadi pribadi yang pasif, seperti orang dihipnotsi mengangguk iya iya saja dan hanya menjalani kehidupan sehari-hari mengalie saja terbawa arus budaya dan lingkungan, jauh dari prinsip kehidupan yang jelas. Sehingga mudah untuk diombang-ambingkan dan dipermainkan oleh keadaan, karena memang hidupnya tidak mempunyai pegangan yang kokoh, yakni cita-cita. Bedahalnya dengan orang yang memiliki impian yang tinggi dan berani mewujudkannya, dia seperti burung yang terbang di udara. Seperti maqolah Ulama: 
وكما أن الطائر يطير بجناحيه، كذلك يطير المرء بهمته
"Sesungguhnya burung bisa terbang dengan sayapnya, begitupun seseorang bisa terbang dengan cita-citanya". 
 
jika seseorang bisa menelaah lebih detail lagi tentang pentingnya cita-cita, maka dia akan mengetahui, bahwa cita-citalah yang akan mengarahkan jalannya, karena usaha dan semangat menjalani kehidupan ini dipengaruhi oleh seberapa besar cita-cita yang dimiliki. Sebagian orang Sholeh berkata, 
قال أحد الصالحين: «همتك فاحفظها، فإن، الهمة مقدمة الأشياء، فمن صلحت له همته وصدق فيها، صلح له ما وراء ذلك من الأعمال»
"Genggamlah cita-citamu, karena sesungguhnya cita-cita didahulukan dari perkara yang lain. Barang siapa yang baik cita-citanya, maka akan baik pula yang lain". Cita-cita yang baik akan menghasilkan output yang baik pula, bercita-citalah setinggi-tingginya dan Sebaik mungkin, karena impian atau cita-cita hari ini akan menggambarkan kehidupan seseorang di masa depan. 

Kesimpulannya adalah, seseorang harus benar-benar memperjuangkan impian dan cita-cita besarnya hingga tetes darah terakhir, berhentilah berhenti berjuang. Buatlah kometmen bahwa tidak akan pernah membuat kehidupan ini main-main dan akan menjalani sebaik-baiknya. Dengan cita-cita setinggi langit akan mengukir perjalanan kehidupan dengan prestasi-prestasi yang spektakuler, karena masa depan seseorang sangat ditentukan oleh bagaimana cara menjalani kehidupan saat ini. 

Asrama Sunan Ampel 05
Catatan Mtz. 04 Jumadil Ula 1443 H.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...