Langsung ke konten utama

WAKTU ADALAH MODAL, SUDAHKAH KAU BELANJAKAN DENGAN TEPAT !

Percayalah bahwa kesuksesan di kemudian hari hanya akan didapat oleh orang yang memenfaatkan waktunya dengan tepat, sedikitpun mereka tidak akan membuang waktunya cuma-cuma, tanpa ada menfaat yang akan dipersembahkan kepada dirinya dan orang lain, karena waktu adalah kehidupan, sebagai ladang keberadaan manusia, dan merupakan tempat mereka mengambil menfaat Kepada orang lain. 

Nikmat waktu sangat agung, banyak ayat-ayat Al Qur'an yang menjelaskan tentang urgensi waktu dan pengaruhnya yang sangat besar dalam kehidupan. Firman Alloh yang menunjukkan tentang pentingnya waktu terdapat dalam Suroh Al-Asr
وَالۡعَصۡرِۙ 
 اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ 
 اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ  
Artinya: "Demi masa.  
Sungguh, manusia berada dalam kerugian. 
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." Alloh bersumpah menggunakan kalimat Demi masa, karena manusia dalam keadaan rugi, jika tidak berhati-hati dalam menggunakan waktu dan melewatinya kepada hal yang tidak bermenfaat untuk kebaikan. Sama halnya orang yang sudah mati, karena hidupnya seperti mayat yang beku. 

Waktu adalah momentum yang harus diisi menfaat dan berfaidah, sebagaimana keterangan dalam kitab Ta'limul Mutaaalim karangan Imam Az-Zarnuji yang menjelaskan pentingnya mengisi rutinitas sehari-hari kepada hal yang berfaidah. Syeikh Muhammad Bin Hasan Rohmatulloh Alaih berkata dengan bentuk Syair: 
وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً ÷ مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبَحْ فِيْ بُخُوْرِالْفَوَائِدِ
Artinya, "Dan jadilah engkau orang yang menggali faedah (manfaat) dengan bertambahnya ilmu setiap hari, serta arungilah faedah-faedah ilmu yang laksana lautan." Orang yang beruntung adalah mereka yang membawa menfaat bagi dirinya dan orang lain dengan mengisi segala momen kepada hal yang berguna. 

Ketika sudah merasakan menyia-nyiakan waktu yang terbuang sia-sia, maka mereka akan tahu bahwa Alloh SWT tidak mengaruniakan waktu, umur dan pengetahuan yang baik kecuali kepada orang yang benar-benar mendapat taufik untuk memenfaatkan sebaik-baiknya, dan sifat-sifat baik ini tidak akan pernah dianugerahkan kecuali kepada orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. 

Dalam pandangan para ulama waktu adalah modal, maka mereka memenfaatkan modal tersebut untuk menghasilkan karya dan prestasi. Sebagaimana pandangan Imam Ibnu Al Jauzi,
فلما رأيت أن الزمان أشرف شيء، والواجب انتهابه بفعل الخير
[ابن الجوزي ,صيد الخاطر ,page 241]
Artinya, "Dalam pandangan saya, waktu sangat berharga dan harus digunakan untuk hal yang berguna."  

Seyogianya para generasi harus menyibukkan waktu kepada sesuatu yang penting daripada yang tidak penting. Sebab, orang yang menyibukkan waktunya dengan hal-hal yang tidak penting, maka dia telah menimbulkan bahaya bagi hal-hal yang penting. Menyibukkan diri kepada hal yang berfaidah lebih baik diam dan rebahan tidak jelas. Seperti menghadiri majelis Ilmu, majelis Dzikir dan rutinitas mubah yang lain, sekiranya menjauh dari perangkap maksiat yang sangat beragam. Karena rumus hidup ini kalau tidak berbuat hal yang berfaidah, maka akan terjerumus pada kemaksiatan. 

Ulama besar sekaligus penyair fasih, yakni Abbas Bin Hasan Al-Alawi. Dalam nasihatnya yang sangat berharga, beliau menuturkan: 
"Ketahuilah bahwa gagasan dan fikiranmu tidak bisa mencakup semua hal, maka gunakanlah hanya untuk yang lebih penting. Juga, harta bendamu tidak bisa mencukupi semua orang, maka peruntukkanlah bagi pelaku kebenaran saja. Sifat kedermawananmu tidak bisa mencakup semua manusia, maka pilihlah dari mereka orang-orang yang baik dan utama. Demikian pula, malam dan siang harimu tidak bisa memenuhi segala kebutuhanmu, meskipun engkau telah berusaha dengan keras, maka bagilah dengan baik waktu untuk bekerja dan waktu untuk beribadah. 

Mengoptimalkan waktu dengan cara mengatur jadwal kegiatan, menghindar diri dari majelis yang tidak berfaidah, meninggalkan hal-hal remeh dalam segala sesuatu, bergaul dengan orang-orang yang rajin, mulia, cerdas dan menghargai waktu. 

Dr. Mahbubi Ali mengatakan, " Membaca sejarah dan biografi ulama terkemuka akan memotivasi kita untuk mengikuti jejak langkahnya." Bagaimana Ulama salaf sangat menghargai waktu walau hanya satu detik untuk belajar. Dr. Mahbubi Ali juga membagi kisah kegilaan para ulama sampai tidak makan dengan tangannya sendiri. Peristiwa ini terjadi kepada Ibnu Suhnun yang memiliki budak wanita bernama Ummu Mudam. Suatu hari, dia bertandang ke rumahnya. Saat beliau sedang sibuk menulis kitab di malam hari. Datanglah santap malam, budak itu idzin masuk kamarnya. "Saya sedang sibuk," ujar beliau. Karena terlalu lama menunggu, maka sang budak menyuapkan makanan ke mulut beliau sampai beliau menguyahnya. Kejadian ini berlangsung Sangat lama, dan beliau tetap dalam kondisi demikian, hingga datang waktu Subuh.  

Selain Ibnu Suhnun, Dr. Mahbubi Ali juga menceritakan Abu Bakar Al-Khayyath An-Nahwi, wafat 320 H, ulama yang nyaris tidak ditemukan di zaman ini kecuali sedikit. Konon, beliau belajar di sepanjang waktu sampai saat berada di jalanan. Sehingga terkadang, beliau terjatuh ke selokan, atau tertabrak binatang. Lembaran-lembaran kisah menginspirasi kita dalam management waktu penuntut ilmu juga banyak sekali, seperti Ibnu Jarir At-Thobari, Imam Nawawi, Ibnu Al Jauzi dan ulama-ulama salaf yang lain. 

Kedisiplinan dalam menjaga waktu yang disebut di atas, merupakan potret kehidupan dalam merasakan manisnya majelis ilmu, menenggelamkan diri menelaah kitab, menambah wawasan dan memperbaharui berbagai pengetahuan. Oleh sebab itu, betapa waktu sangat berharga untuk mendorong selalu dijaga dan menggunakannya semaksimal mungkin, tanpa menyia-nyiakannya. 

Seorang ahli Fiqih, penyair Umarah Al Yamani pernah berkata dalam syairnya,
"Jika Modal utama itu adalah umurmu
Maka janganlah anda belanjakan untuk perkara yang bukan wajib." Apabila kita lalai dalam mengatur waktu, maka kita akan rugi selama-lamanya. Oleh sebab itu, mulai saat ini, marilah kita menggunakan waktu untuk kepentingan kesehatan, ilmu pengetahuan dan aktivis-aktivitas lain yang bermenfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Sedikit waktu yang dikhususkan setiap hari akan merubah arah dan roda kehidupan. Menjadikan kita lebih kuat daripada yang dibayangkan dan lebih meningkat dari apa yang kita khayalkan.

Sunan Ampel 05
Catatan Mtz. 25, Robius Tsani 1443 H 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...