Salah satu sifat para utusan Alloh SWT adalah amanah, agar segala apa yang datang darinya orisinil tanpa sedikitpun tersentuh penyelewengan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab² Aqidah tentang dalil sifat Amanah. Yakni, jika para Utusan Alloh tidak amanah maka tentu semua khobar-khobar yang datang darinya adalah dusta. Sebagai manusia pilihan, para Utusan Alloh sosok suci yang jauh dari sifat dusta apalagi dengki.
Setiap amanah yang diberikan Alloh kepada Para Rosul selalu dijalankan sesuai perintah, tidak ada satu keterangan yang menjelaskan bahwa para Utusan Alloh merubah kehendaknya. Karena jikalau para utusan sedikit saja melakukan hal-hal dusta, maka efeknya sangat bahaya dan citra agama Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran akan tercoreng. Tapi para rosul sudah diberikan keimanan yang kuat, sehingga tetap teguh pendirian tidak goyah menyampaikan risalah kenabian. Nabi Musa As sebagai Utusan yang mempunyai julukan Kalamalloh berjuang melawan kejahatan Fir'aun, menjalani perintah Alloh menyelematkan kaum Bani Israil dari cengkraman tangan besi raja Dzolim, dan Alloh senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada nabi Musa As dengan dibebaskannya bani Isroil dan tamatnya Fir'aun di laut merah.
Tanggung jawab besar Nabi Musa As membimbing kaumnya, meyakini Bani Israil tentang ke esaan Alloh dan meninggalkan tradisi Jahiliah yang sudah mengkar sangat berat, penuh pengorbanan dalam segala jejak perjuangan, walaupun banyak dari kaumnya tidak mendapatkan hidayah hingga tetap dalam kekufuran. Begitupun manusia sebagai makhluk yang berjanji ketika berada di dalam perut sang ibu harus dipenuhi. Jangan main-main dengan apa yang telah disepakati, yakni sebagai makhluk yang to'at kepada ALLOH, menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-nya. Tanggung jawab yang baik harus diemban dengan baik, dengan kata lain, tidak akan pernah dimulai sebelum diri kita berani untuk mengembannya. Seperti yang dituliskan di atas, bahwa sejak berada dalam perut ibu kita sudah ada kontrak dengan Alloh untuk memenfaatkan betul semua fasilitas lengkap dan berani mempertanggung jawabkannya kelak di hari hisab.
Dalam segala lini kehidupan kita pasti ada tanggung jawab yang harus diemban semaksimal mungkin. Contoh seperti dalam kepemerintahan, organisasi, lembaga² paling kecil hingga yang paling besar semuanya adalah tugas dan amanah dari atasan. Menurut Haidar Musyafa, tidak ada standar umur yang baku kapan kita harus memulai bersikap tanggung jawab. Banyak kita menyaksikan, ada orang Sampai meninggalnya pun dalam menghindari tanggung jawab. Berbeda dengan orang yang sukses, mereka menjalani segala kehidupannya dengan penuh rasa tanggung jawab, selalu bertanya kepada dirinya bagaimana langkah terbaik ketika masalah dan kekecewaan tiba-tiba datang menghampiri. Masih lanjut Haidar Musyafa, ketika seseorang mengartikan tanggung jawab yang harus diemban dengan menitikberatkan pada kesalahan dan sikap menyelahkan, berarti secara tidak langsung mereka telah membawa kehidupannya ketiga arah yang tidak berguna. Yaitu,
Yang salah mereka bukan saya?
Ini semua mungkin kesalahan saya.
Ini semua kesalahan kita.
Ketiga arah di atas tidak akan memberikan solusi yang baik, semua ini akan menimbulkan masalah-masalah baru yang menumpuk. Berbeda dengan orang yang menjalani kehidupannya dengan sungguh-sungguh. Bagi mereka ada dua pertanyaan yang relevan:
Pelajaran apa yang dapat saya ambil dari kesalahan ini?
Langkah terbaik apa yang harus saya ambil untuk memperbaiki semua ini? Jika kita analisa kembali apa yang diungkapkan Haidar Musyafa dalam bukunya Visioner Muslim dari pertanyaan pertama memiliki pemahaman bahwa, seseorang yang diberikan tanggung jawab harus siap menerima segala yang tidak terbatas dan harus membuka dirinya, karena memang banyak yang harus dipelajari dari kejadian seperti di atas. Sedangkan pertanyaan yang kedua memiliki pemahaman, sebuah kegagalan adalah pengalaman berharga dan sebagai evaluasi ke arah yang lebih baik lagi.
Ketika kita bersedia menerima amanah dari atasan dalam hal ini lembaga-lembaga dari tingkat tinggi atau rendah harus mengemban kepercayaan tersebut secara totalitas. Tanggung jawab yang dikerjakan sungguh-sungguh akan membawa kepada hasil yang sangat mengagumkan, dan hasil itulah nanti akan dipertanggungjawabkan. Hadist populer, sering dikutip orang tentang sebuah amanah diemban Secara totalitas, karena nantinya akan dimintai pertanggung jawaban adalah hadits yang datang dari Sayyidina Umar bin Khattab,
عن ابن عمر رضي الله عنهماعن النبى - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - انه قَالَ – أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya."
Seseorang yang menjalani kehidupannya dengan rasa penuh tanggung jawab maka akan menghasilkan kehidupan yang cemerlang, termasuk orang yang disiplin dan ciri-ciri orang sukses di masa depan. Maka dari itu bersungguh-sungguhlah dalam menyusun segala rancangan kehidupan kita, yang terpenting penuh kehati-hatian dan selalu bertanya kepada para senior ketika mengalami kebuntuan, agar komunikasi terus terjalin rapi tidak berjalan sendiri-sendiri. Lakukanlah semuanya secara totalitas sebagaimana kita sedang melaksanakan tugas suci yang kesuksesannya tergantung kerja keras kita. Dan apabila kita sudah mengemban tanggung jawab itu secara sungguh-sungguh, maka lihatlah hasilnya nanti, akan banyak hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan muncul pada diri kalian. Insya ALLOH
Catatan Mtz
Gunung kesan, 04 Robius Tsani 1443 H
Komentar
Posting Komentar