Hidup ini adalah serangkaian kebetulan, dan kebetulan adalah takdir tuhan yang menyamar, baik berupa kesuksesan dalam segala hal yang diimpikan dan kegagalan yang sudah direncanakan dengan matang. Karena sukses dan gagal seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Ketika kita ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka harus tahu bahwa ada saatnya akan mengalami masalah, kegagalan dan ujian yang akan mewarnai perjalanan kehidupan ini. Sebagai hamba yang baik, ketika mendapatkan kesuksesan harus pandai-pandai bersyukur, sebaliknya disaat kesuksesan tertunda oleh rintangan-rintangan kecil maka jalan terbaiknya harus sabar, memotivasi diri untuk bangkit kembali dan Husnudzon kepada sang maha adil Qodhi Robbul Izzati. Sebagaimana hadits Nabawi yang mengajarkan kepada kita;
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ. رواه مسلم
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim). Bersyukurlah menjadi mukmin sejati, bersyukurlah menjadi muslim, bersyukur dengan tetap memujinya walaupun ketika sedang ada masalah, terlebih lagi mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan.
Langkah selanjutnya bagi kita yang sedang galau dengan segala problem masalah hidup, agar tidak terlalu terpuruk berkepanjangan yaitu dengan terus memotivasi diri dan tetap berfikir positif, karena hanya dengan berifikir positiflah diri kita akan dapat mengubah kegagalan yang ada menjadi kesempatan emas untuk meraih kemenangan. Mayoritas dari kita dewasa ini tidak mau bangkit dan malas. Padahal jelas Dauhnya Imam Abu Hanifah yang dikatakan kepada Abu Yusuf;
وإياك والكسل فإنه شؤم وافة عظيمة.
Artinya, takutlah kalian kepada yang namanya malas, karena hal itu merupakan kejelekan dan penyakit yang besar. Sebagai makhluk sempurna dengan segala potensi jasmani, rohani dan Mind harus bisa menghindari sifat malas yang akan mengakibatkan kegagalan yang bermuara pada penyesalan. Sebenarnya malas disebabkan karena kita sudah merasa tidak mampu menjalani hidup ini, putus asa akhirnya tidak produktif dan tidak taat ibadah. Tidak ada yang terpuruk di dunia ini selama fikiran kita tidak terlalu didrama, karena segala sesuatu itu akan terjadi sesuai dengan apa yang kita fikirkan.
Mengutip dauhnya Alm. KH. Nawawi Abdul Jalil Sidogiri Rohimahulloh, "Husnudzon yang salah itu lebih baik daripada Suudzon yang benar. " Terus berprasangka baik, bahwa ketika kita sedang dihadapkan pada suatu masalah ataupun kegagalan maka sebenarnya di saat itulah Alloh menyuruh kita untuk berbenah diri. Mungkin ada banyak rencana yang kita kerjakan belum sempurna, mungkin kita kurang giat di dalam melakukan usaha dan Taqorrub kepadanya. Berhenti menyalahkan diri sendiri, jangan lagi memandang diri kita lemah dengan segala potensi yang sudah diberikan secara gratis. Dan tidak seharusnya menyalahkan Alloh, sebab segala sesuatu yang terjadi hanyalah akibat apa yang kita lakukan.
Kesuksesan akan terwujud ketika kita sudah sempurna melakukan kewajiban-kewajibannya. Memotivasi diri dengan selalu berfikiran positif, bahwa suatu saat nanti kita akan meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Menyemangati diri juga bisa dengan membaca jejak-jejak sejarah perjalan para Nabi dan Ulama-ulama zaman dahulu yang namanya dituliskan dengan tinta emas. Karena dengan membaca sejarah orang sukses, ghiroh kita akan bangkit dan tidak merasa orang yang paling terpuruk semuka bumi ini. Seperti yang dialami Nabi Muhammad ketika tertimpa kesusahan, ujian dan masalah, Alloh selalu menguatkan dengan menceritakan umat-umat terdahulu. Sebagaimana yang banyak kita temukan di dalam Al Qur'an. Ada ungkapan menarik dari sufi terkenal yakni Maulana Jalaluddin Rumi, "Andai saja engkau mengetahui rencana-rencana indah Alloh di balik takdir-takdirnya, maka engkau tidak akan pernah berhenti untuk tersenyum. So.... Teruslah Husnudzon dan menyemangati diri, agar kita senantiasa menjadi orang yang bahagia dengan mendapatkankan Rohmat dan pertolongan Alloh, seperti yang sudah dialami para Nabi, sahabat, Ulama' dan Sholihin. Aamiin
Warkopiah, 09 Robius Tsani 1443 H.
Komentar
Posting Komentar