Langsung ke konten utama

SOSOK ULAMA PRODUKTIF IBNU JARIR AT-THOBARI PART I

Legendaris imam yang mulia dalam menjaga waktu, mengisinya dengan belajar, mengajar, menulis dan menyusun karya-karya Ilmiah, sehingga hasil oretan penanya banyak, dengan kandungan yang sangat berkualitas, hebat, plus dengan jumlah yang luar biasa untuk bisa dinikmati oleh para generasi muda berikutnya. Beliau adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir atau ath-Thabari. Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir, beliau lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan (sebelah selatan Laut Kaspia) pada tahun 224 H, dan wafat pada tahun 310 H. 

Sosok beliau dalam berpenampilan sangat rapi dan batinnya bersih. Hubungan beliau dengan teman-teman majelisnya sangat baik, beliau selalu mencari tahu tentang perkembangan Sahabat-sahabatnya. Menjaga kesopanan dalam semua kondisi, terutama saat makan. Apabila disajikan kepadanya buah-buahan, maka akan mengalir berbagai nasehat dari lisan beliau yang ada kaitannya dengan ilmu, Fiqih dan masalah-masalah lainnya. Sehingga beliau tampak seperti orang yang kelimuannya luas. 

Terkadang, beliau mengahadiri undangan makan atau walimah. Maka, hari itu menjadi hari yang istimewa, karena keberadaan dan kehadirannya. Beliau terkandang keluar juga bersama kawan-kawannya ke Padang pasir dan makan bersama mereka di sana. Namun, jika beliau sudah masuk ke rumahnya lagi, hampir-hampir tak ada seorangpun yang bisa menemuinya karena beliau sibuk menulis, kecuali karena perkara yang sangat penting. 

Kesuksesan Imam At-Thobari tetap masyhur namanya hingga kini tidak lepas karena disiplin ilmu, management waktu dan aktivisnya. Beliau sangat memperhatikan waktu, diceritakan oleh Al-Qodhi Bin Abu Bakar Bin Kamil murid sekaligus sahabat At-Thobari. Ia menceritakan, "Bila makan siang telah selesai beliau tidur dengan mengenakan pakaian khaisy, yakni sejenis pakaian yang bahannya tipis, jahitnya kasar, dibuat dari sisa-sisa bahan katun. Kemudian beliau bangun dan menunaikan Sholat Dzuhur, terus melanjutkan menyusun tulisan hingga waktu Ashar, dan membacakan Hadist atau menyimak menyetor hafalan Hadist, hingga waktu Maghrib. Kemudian, beliau duduk mengajarkan Fiqih dan pelajaran lainnya hingga Isya' yang akhir. Beliau telah mendarmakan jiwa dan raganya untuk kemaslahatan dirnya, agamanya dan manusia. Sebagaimana yang telah Alloh perintahkan. 

Ustad Muhammad Kurdi Ali menuturkan tentang biografi Ibnu Jarir sebagai seorang pelajar atau santri yang tidak pernah menyia-nyiakan waktu meskipun hanya sekejap dalam hidupnya, tanpa ada menfaat. Hal ini bisa kita lihat setiap hari menyusun 14 lembar tulisan. Kalau ditotal semasa hidupnya 86 tahun dikurangi masa baligh, dan taruhlah 14 tahun, maka jumlah hari 72 tahun, dan kita hitung setiap hari menyelesaikan 14 lembar, total jumlah karya tulis Ibnu Jarir 358.000 lembar. Dahsyat bukan ! Beliau sosok ulama yang kontribusinya dalam dunia literasi patut untuk diberikan perhargaan setinggi-tingginya dan teladan bagi pelajar saat ini. Semoga kita bisa meniru jejak langkah dan perjuangannya. Aamiin

Refrensi dari Kitab Al-Ulamaul Uzzab dan Qimatuz Zaman 'indal 'Ulama' Muallif Syekh Abdul Fattah. 


Panyeppen, 12 Robius Tsani 1443 H
Catatan Mtz. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...