Langsung ke konten utama

POSITIF; PRODUKTIF

Seperti yang sudah lumrah, semua tindakan kita berasal dari apa yang dipikirkan atau direncanakan. Maka sudah semestinya untuk terus berpikir yang baik-baik agar tindakan kita senantiasa kearah perbaikan untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan secara umum. Sebaliknya, ketika pikiran kita didominasi oleh pikiran-pikiran tidak baik, maka sudah barang tentu akan terlibat pada tindakan yang tidak baik pula. 

Pikiran positif akan menyalurkan energi-energi positif kepada teman dan lingkungan. Jadi, orang yang senantiasa dalan kehidupannya positif thinking atau bisa diartikan sebagai orang yang menebar kebaikan, maka dia akan tertarik kepada perkumpulan positif pula yang sama dengan dirinya sendiri. Dia akan di bawa oleh tindakan-tindakan positifnya untuk memantulkan buah fikiran yang positif kepada orang lain, bahkan lingkungan sekitarnya. Dari membangun pikiran positif inilah kita senantiasa menebar kebaikan kepada orang lain dan masuk kategori Hadist Rosululloh yang berbunyi, 
خير الناس اننفعهم للناس 
Artinya, "Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa bermenfaat kepada orang lain. Ketika pikiran positif ini mengakar kepada hamba Alloh yang istimewa, maka dia akan selalu menghasilkan tindakan-tindakan yang cerdas, serta dirinya akan semangat dan penuh percaya diri. 

Pikiran positif juga akan memberikan feedback yang bagus untuk diri sendiri, diantarnya adalah akan menjadi pribadi yang produktif dalam menjalankan sebuah kehidupan, membangun optimisme setiap langkah-langkah yang akan diputuskan. Dalam meningkatkan kualitas kita sebagai hamba melalui pikiran-pikiran positif, yaitu dengan tetap bersyukur atas semua pemberian Alloh. Tapi terkadang manusia, ketika nikmat yang diberikan tidak jelas berupa materi mereka enggan untuk bersyukur.

Nikmat tetapnya iman pada seorang hamba merupakan nikmat paling besar, dan nikmat sehat sebagai roda kita menjalani segala aktivitas di dunia ini, jauh lebih berharga daripada harta dan tahta. Hamba yang senantiasa bersyukur, akan ditambahkan dari apa yang disyukurinya. Sebagaimana termaktub dalam Al Qur'an; 
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Artinya: Sungguh jika engkau bersyukur, maka sungguh aku akan menambah (nikmatku) padamu, dan sungguh jika engkau kufur, maka sungguh adzabku sagat pedih. (QS. Ibrahim:7). Melalui pikiran yang positif pula, kita akan menjauhi prasangka-prasangka buruk (Husnudzon), tidak gampang panik, tidak mudah mengeluh dan akan lebih fokus pada pengembangan diri hingga timbulah ide-ide cemerlang yang produktif, baik untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Ketika seseorang memenfaatkan potensi Mind untuk berkreasi dan berinovasi, maka dia tidak akan pernah ragu untuk mencoba dan mengambil keputusan, karena pemikiran positifnya cepat mempengaruhi tindakan-tindakannya. 

Dalam kitab Akhlaku Lil Banin karangan Syekh Umar Bin Ahmad Baroja', penanaman akhlak harus dimulai sejak kecil, termasuk mempengaruhi pertumbuhan anak dengan aura-aura positif, sehingga mentalnya kuat dan terbiasa hingga di masa tua. Coba kita lihat di dunia pesantren, bagaimana anak pesantren sudah terbiasa tekun belajar, bersenang-senang dalam kesabaran menyelami ilmu pengetahuan dan tidak akan kaget dengan kejadian serupa di lain waktu. Sebab, mereka sudah terdidik disiplin, menyelesaikan permasalahannya sendiri dan hidup dalam kesederhanaan jauh dengan orang tua. Dengan begitu, tidaklah mengherankan jika para santri ketika sudah boyong menjadi pribadi yang matang dan pantang menyerah di masa-masa akan datang. 

Ketika dia sudah lepas sebagai Alumni Gerak dan jejaknya tertata, membawa angin segar pada orang yang ada di sekitar. Hal ini karena mereka sejak kecil di pesantren sudah terbiasa mentalnya selalu positif, disiplin dan bertanggung jawab, sehingga mereka tidak goyah oleh keadaan, mempunyai bekal pembelajaran kooperatif dan produktif di tengah-tengah masyarakat.  

Catatan Mtz
Panyeppen, 11 Robius Tsani 1443 H

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...