Dauhnya lora Husein, ngaji secara talaqqi Itulah cara terbaik, bagaimana menfaat yang sangat besar bisa ditemukan di majelis² ilmu. Dijelaskan dalam kitab Shahih Bukhori,
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنْ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمْ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ.
Artinya, "Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id(1) telah menceritakan kepada kami Jarir(2) dari Al A'masy(3) dari Abu Shalih(4) dari Abu Hurairah(5) dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, dan mencari-cari majelis dzikir, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah mereka memanggil teman-temannya seraya berkata; 'Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.' Lalu mereka pun datang seraya menaungi kaum tersebut dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi. Maka Rabb mereka bertanya padahal Dia lebih tahu dari mereka; 'Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka mensucikan Engkau, memuji Engkau, mengagungkan Engkau.' Allah berfirman: 'Apakah mereka melihat-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Tidak, demi Allah mereka tidak melihat-Mu.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih giat lagi dalam beribadah, lebih dalam mengagungkan dan memuji Engkau, dan lebih banyak lagi mensucikan Engkau, ' Allah berfirman: 'Lalu apa yang mereka minta? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka meminta surga.' Allah berfirman: 'Apakah mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah mereka belum pernah melihatnya.' Allah berfirman: 'Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih berkeinginan lagi dan antusias serta sangat mengharap.' Allah berfirman: 'Lalu dari apakah mereka meminta berlindung? ' Para malaikat menjawab; 'Dari api neraka.' Allah berfirman: 'Apakah mereka telah melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Belum, demi Allah wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya sama sekali.' Allah berfirman: 'Bagaimana jika seandainya mereka melihatnya? ' Para malaikat menjawab; 'Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.'" Beliau melanjutkan: 'Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah mempersaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.' Beliau melanjutkan; 'Salah satu dari malaikat berkata; 'Sesungguhnya diantara mereka ada si fulan yang datang untuk suatu keperluan? ' Allah berfirman: 'Mereka adalah suatu kaum yang majelis mereka tidak ada kesengsaraannya bagi temannya." Cuma yang mejadi dalil kaum² rebahan adalah karena keterbatasan waktu untuk datang langsung mejelis ilmu dan majelis dzikir. Padahal sejatinya manusia dewasa ini mungkin untuk hadir cuma sebagai alasan saja. Ada beberapa alasan bagi netizen bisa belajar via sosmed diantaranya, keterbatasan guru di dunia nyata, keadaan tidak memungkinkan dan guru yang ada di sekitar tidak sesuai dengan menhaj Ahlussunah Wal Jama'ah. Yang menjadi dalil kita menggunakan sosmed secara maksimal dan tentunya bermenfaat adalah dengan menonton kajian² ilmu dengan ustadz yang jelas sanad keilmuannya.
Setelah Lora Husein Basayman dilanjutkan oleh Gus @imkafa. Ada beberapa keterangan beliau yang sempat kami catat diantaranya adalah yang dituliskan dalam kitab karangan Syeikh Az Zarnuji dalam kitan Ta'limul Mutaaalimnya,
وكــن مـستـفـيدا كـل يـوم زيـادة من العـلم واسـبح فى بحـور الفوائـد
Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang berguna." Sebagai salah satu cara kita mengambil menfaat dari kehidupan yang serba digitalisasi ini dengan membuka sosial media sekiranya kita bisa mengambil faidah dari apa yang kita tonton dan baca. Karena menurut beliau, rumus manusia itu kalau tidak berbuat hal yang berfaidah, maka dia akan terjerumus pada kemaksiatan. Mengenai ngaji via sosmed dan Fase to fase lebih utama mengaji via Fase to fase, mengutip dauhnya Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri,
الإجتماعة فيها سر عظيم
Artinya, "perkumpulan yang di dalamnya berupa majelis ilmu terdapat rahasia yang sangat agung." Jadi, tidak bisa dipungkiri majelis tatap muka adalah mejelis terbaik dibandingkan mejelis via zoom dan yang lain². Terkait juga tentang ngaji dalam mejelis ilmu secara langsung sebagaimana yang dikatakan oleh Ka'bul Akhbar,
قال كعب الاحبار لو ان ثواب مجالس العلم بدا للناس لاقتتلوا عليه حتى يترك كل ذى امارة امارته وكل ذى سوق سوقه
Sahabat Ka’ab Al Ahbar berkata : “Andaikan pahala majlis ilmu itu terlihat oleh manusia maka pasti mereka akan saling bunuh membunuh, para pejabat akan meninggalkan jabatannya dan pedagang akan meninggalkan dagangannya di pasar(hanya karena ingin menghadiri & mendapatkn pahala majlis ilmu)" yang menjadi ladang pahala lagi bagi seorang santri yang menuntut ilmu secara langsung akan mendapatkan pahala, dan dalam sebuah keterangan disebut bahwa, menyebut ulama' menjadi sebab turunnya Rohmat ALLOH kepada orang tersebut. Seperti Imam Uyainah yang merupakan salah satu guru dari Imam Ahmad bin Hanbal ini mengungkapkan hal menakjubkan terkait mengenang ulama sebagaimana berikut:
عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة
“Ketika orang-orang Shaleh dikenang, maka Rahmat Allah akan turun[1]”. Peranan media sosial dalam kehidupan sehari-hari sangat signifikan bagi kalangan anak muda, Facebook, Instagram, Tik Tok dan lain² merupakan aplikasi yang saat ini banyak digandrungi oleh anak² milenial, maka dari itu pentingnya konten-konten kajian, mejelis ilmu juga harus ada di aplikasi² di atas, agar kerusakan tidak terlalu mendominasi dan kita bisa mengimbangi syukur² mengalahkan haluan² kemaksiatan dengan konten-konten majelis ilmu. Dalam hal ini Gus @imkafa mengutip Syair Imam As Suyuti,
إن الشباب والفراغ والجدة مفسدة للمرء أي مفسدة
"Sesungguhnya masa muda, kekosongan dan harta yang banyak merusak pribadi seseorang dengan kerusakan yang nyata"
Sebagai penyempurna Gus Ebid menambah refrensi yang diambil dari kalamnya Syeikh Yusuf Al-Khottor,
Orang mengambil dari kitab yang benar dia mendapatkan pahala saja. Tapi sedangkan orang yang mengambil ilmu dari guru langsung dia mendapatkan pahala, mendapatkan Fadilah Ushul atau sampainya sanad sebab pertemuan ini ada rahasia karunia Alloh berupa Barokah. Masih banyak keterangan yang dipaparkan oleh Habib Ahmad Befaqih mengenai judul diskusi, "Bagaimana pola belajar islam di media sosial". Yang jelas maraknya kehidupan manusia saat ini banyak dialamani di dunia maya dibandingkan dunia nyata, maka butuh dari kalangan kaum intelektual terjun langsung menyapa warga sosial media yang haus ilmu pengetahuan dengan konten-konten islami.
Catatan Mtz
Kajian diskusi Habib Ahmad Befaqih, Gus Imkafa, Lora Husein Basayman dan Gus Ebidd.
Asrama Sunan Ampel 05, 28 Robiul Awwal 1443 H
Komentar
Posting Komentar