Langsung ke konten utama

BERGAUL DAN NONGKRONG YANG BERFAIDAH

Ketika bicara pergaulan,tentu semua manusia sebagai makhluk sosial akan memiliki teman, baik teman curhat, teman belajar dan teman kerja. Banyak dari kalangan milenial dewasa ini nongkrong di Warkopiah bersama teman-temannya walau hanya ngobrol santai membahas tentang kisah dan kasih, membahas perkerjaaa. selagi masih dalam koredor tidak melanggar hukum syariat dan menjaga Muruah. 

Ada juga yang membuat Warkopiah sebagai sarana pengembangan diri. Seperti belajar, menulis, Mudzakaroh dan mutholaah. Tentu semua pekerjaan di atas adalah kebaikan dan menfaatnya sangat besar. Tapi jika sebaliknya, hanya dibuat untuk memuaskan hawa nafsunya, seperti obrolan mengandung maksiat dan lalai kepada Alloh, tentu bukan merupakan perkerjaaan baik dan harus cepat dirubah. Semuanya kembali pada Personality masing-masing.

Sudah menjadi kebiasaan, seseorang yang nongkrong bersama sahabatnya ditemani secangkir kopi Sanger memulai obrolan walau hanya sebatas cerita rutinitas hari-hari yang sangat melelahkan. Tapi sebagai pemuda harapan masa depan harus bisa membuat obrolan mengandung menfaat yang bisa merubah kualitas keilmuan dan pengalaman semakin bertambah, karena masa depan agama dan bangsa tergenggam di tangan dan terpikul di atas pundak generasi muda.

Dengan topik-topik positif bisa menjadikan obrolan dan pergaulan akan lebih bermakna, daripada menggibahi saudara sendiri. Coba kita lihat, jika awal obrolan sudah mengarah pada kejelekan seperti ghibah dan mengatur strategi licik, maka sulit untuk keluar dari perangkap Setan yang satu ini. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. 

سلامة الإنسان فى حفظ اللسان. رواه بخاري ومسلم 

Artinya, "Keselamatan seseorang tergantung pada dirinya menjaga ucapan." (HR.Muslim Bukhori dan Muslim.) Dan Jika obrolan tetap pada topik yang tidak jelas hanya mengandung Mudhorot tidak bisa dihindari, maka lebih baik harus diam atau menghindar dengan cara yang baik. Sebagaimana penjelasan dalam Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAWbersabda:

عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك

Artinya, “Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (H.R. Ahmad).

Kecenderungan nongkrong dan bergaul di luar rumah sudah menyebar pada seluruh generasi, tapi yang sangat ramai adalah generasi muda dibandingkan anak-anak yang masih dalam pengawasan ketat atau orang tua yang lelah dan letih dengan pekerjaan seharian. Kerusakan moral dan mental anak muda disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah pergaulan bebas dan kurangnya pendidikan Agama dalam kehidupan sehari-harinya. 

Banyak muda-mudi kita saat ini terhipnotis dengan slogan, "Masa muda hanya datang satu kali, maka jangan sia-siakan kesempatan yang tidak akan terulang lagi." Tanpa mereka sadari, mereka sedang merusak moral dan mental yang sebenarnya masa muda adalah usia yang sangat produktif untuk menuntut ilmu. Tubuh yang masih bugar dan akal fikiran yang masih tajam harus terus diasah selagi kesempatan masih terbuka lebar. Tantangan zaman yang akan dihadapi kelak tentunya lebih berat daripada masa sekarang. Generasi muda sekarang harus bersiap menjadi generasi yang tangguh menatap gelombang badai perubahan yang siap menghantam.

Seseorang akan melihat dengan sadar jejak langkah perjalanan ulama' salaf yang sholeh dalam kehidupan sehari-harinya. Bagaimana mereka mengisi waktunya untuk sesuatu yang berfaidah, nongkrong dengan sahabatnya mengandung kemenfaatan.  Bukan Mudhorot, seperti pergaulan muda-muda zaman sekarang yang kadang nongkrong sambil berkata-kata kotor yang dilarang dan menggibahi saudara muslimnya sendiri. 

Nongkrong dan bergaul yang baik adalah dengan mereka yang kapasitas keilmuan dan ibadahnya lebih bayak dan lebih tinggi. Dari sinilah kita bisa mengambil faidah. Sedangkan bergaul dengan mereka yang tidak mempunyai Himmah hanya akan menyebabkan kita teracuni. Meskipun demikian, nongkrong dan bergaul bersama orang awam yang masih bisa menerima wejangan ajaran dapat dibenarkan, asal dilakukan dengan ihtiyaton.

Asrama Sunan Ampel 05

Catatan Mtz, 22 Robius Tsani 1443 H



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...