Langsung ke konten utama

TAWADDU' & KHIDMAH

Setelah beberapa minggu lalu Pengajian kitab rutinan yang diasuh oleh Rkh Khoirul Wafa Wafir vakum, malam ini sudah mulai aktif kembali di masjid Jami' An Nashor diikuti oleh santri aktif tingkat Wustho dan Ulya. Kitab Manaqib Imam Syafie yang menjelaskan tentang geofrafi imam Syafi'i. memberikan bimbingan spiritual agar menjadi santri yang dicita-citakan oleh kyai sebagai "Santrinya Rosululloh" dengan meniru rekam jejak Imam Syafi'i. 


Tawaddu' salah satu kunci kesuksesan dalam mencari ilmu, begitupun dalam mengais setetes barokah juga harus dengan tawaddu' dan khidmah. Mengutip dauhnya Rkh Khoirul Wafa Wafir yang dinuqil dari kalamnya imam Syafi'i

التوضع من اخلاق الكرام.

Tawaddu' merupakan salah satu dari akhlaknya orang² muliya. Dalam kitab² salaf dan kontemporer tawaddu' mempunyai pembahasan khusus. Seperti yang dijelaskan dalam karangan Imam Az Zarnuji kitab Ta'limul Mutaaalim, kitab yang menjadi pegangan anak² pesantren, disyiirkan oleh Syekh yang dijuluki Ruknul islam. 

ان التوضع من خصال المتقي وبه التقي الى المعالي يرتقي


Tawaddu' adalah sebagain pekerjaan orang yang taqwa. Dengan sebab tawaddu' orang takut kepada ALLOH dan mengantarkan mereka pada derajat yang tinggi. Dauhnya guru mulia Syekh Muhammad Ismail Az Zain Al Yamani Al Makki "Kalau kalian ingin tahu ketawadduan dan kesabaran kyai kalian, kumpulkan semua santri yang ada, tentu hal itu tidak akan pernah bisa menandingi sifat ketawadduan dan kesabaran Kyai kalian. Ada kejadian unik yang dicerikan oleh Rkh Khoirul Wafa Wafir, beliau mendengar langsung dari alumni yang menjadi khadam tukang pijetnya kyai sepuh Rkh Moh Muddatstsir Badruddin. Lumrahnya, orang yang dipijet tidak menggunakan kaos, begitupun kyai sepuh. Pada saat dipijet tidak terasa ada bunyi panggilan masuk dan ternyata panggilan masuk itu adalah gurunya, Syekh Muhammad bin Ismail. Seketika itu beliau langsung beranjak mengambil jubah dan imamah yang biasa dipakai, tidak lain hanya untuk menjawab telepon. Padahal, seandainya telepon itu diangkat dalam keadaan pijetpun tidak akan diketahui oleh Syekh. Tapi sifat tawaddu' yang mendarah daging pada beliau tidak bisa untuk tidak ta'dzim meski jarak memisah dengan gurunya.  


Sifat yang melekat pada diri beliau adalah Khidmah. Sejak dahulu beliau memang tidak main² dan tidak diragukan lagi tentang khidmah untuk pesantren dan guru-gurunya, karena menurut beliau santri secerdas apapun kalau sudah tidak tawaddu' dan Khidmahnya kurang untuk pesantren dan kyai²nya sulit untuk mendapatkan ilmu yang menfaah dan barokah. Dalam setiap kesempatan majelis taklim beliau sering menyampaikan: 

العلم بالتعلم، والبركة بالخدمة والإستقامة والإخلاص.


Ilmu didapat dengan jalan belajar, tapi barokah bisa diraih dengan jalan Khidmah, Istiqomah dan ikhlas. Itulah sebabnya dua komponen penting ilmu dengan belajar dan barokah dengan Khidmah harus selalu mewarnai kehidupan santri dalam mencari ilmu. Dikisahkan oleh Al magfurlah Rkh. Badruddin bin Muddatstsir putra baliau yang wafat beberapa minggu lalu. Sewaktu Alm. Rkh Moh Badruddin bin Muddatstsir muqim di kota suci. Ada rombongan keluarga sidogiri yang saat itu KH. Abdul Alim sekeluarga untuk melaksanakan ibadah Umroh dan kebetulan Kyai sepuh dan Alm. Kyai Badruddin mengetahui hal itu. Alih² karena kamar mandi yang sebelumnya ditempati oleh jemaah yang lain. Maka sudah bisa dipastikan harus dibersihkan kembali. Seketika itu Alm. Kyai Badruddin sesegera mungkin ingin membersihkan tapi ternyata semuanya sudah dibersihkan oleh kyai sepuh Rkh Moh Muddatstsir Bin Badruddin mulai dari tempat tidur, bak mandi sampai Wc. Alm. Kyai Badruddin ketika itu terkagum-kagum melihat khidmah yang dicontohkan ayahandanya. Tidak tanggung-tanggung. Dalam benak saya sebagai santrinya, Kyai kharismatik dengan ilmu pengetahuan yang luas laksana samudera tidak mungkin mengerjakannya sendiri, cukup bagi beliau memerintahkan Khaddam atau menyuruh orang lain dengan ongkos. Tapi inilah realitanya !


Tawaddu' dan khidmah merupakan dua sifat yang wajib dimiliki oleh seorang santri untuk menggapai mimpi dan cita-cita meneruskan perjuangan ulama sebagai pewaris nabi. Keduanya diibaratkan ruh dan jasad, tidak ada pemisah. Tawaddu' dan khidmah menyatu dalam satu kesatuan. Sebagaimana kesuksesan kyai-kyai kita, karena proses panjang yang dilalui dengan jalan tawaddu' dan khidmah. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi santri yang tawaddu' dan senang berkhidmah kepada pesantren dan kyai. Aamiin.


Keterangan ajian kitab مناقب الإمام الشافعي 


Masjid Jami' An Nashor PPMU Panyeppen

07, Dzulhijjah 1442 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...