Ramadhan adalah bulan yang ditunggu² oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Karena Romadhon nikmat yang sangat agung bagi kaum muslimin, selagi nikmat itu dimenfaatkan. Jika tidak, maka bulan yang penuh dengan rohmat, ampunan dan pahala yang lipat ganda akan pergi begitu saja tanpa sedikitpun pahala dan semua keistimewaannya yang dijanjikan oleh Alloh kita raih. Maka dari itu kanjeng Nabi bersabda "Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadhan.”
(HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi). Hal ini karena keutamaan dan keistimewaan bulan Romadhon yang sangat agung disediakan untuk ummat Nabi Muhammad Saw.
Dalam sebuah keterangan Rosululloh setiap akhir bulan Sya'ban brrkhutbah di hadapan para Kaum Muslimin menerangkan dan menasehati agar kaum muslimin tidak lengah dan besar perhatian rosululloh pada bulan Romadhon. Beliau menganjurkan kaum muslimin agar menunaikan ibadah Fardhu dan sunnah. Pahala mengamalkan satu sunnah pada bulan Romadhon, sama halnya pahala beramal wajib di luar bulan romadhon. Pahala mengamalkan satu amalam wajib, sama halnya dengan tujuh amalan wajib di luar bulan romadhon.
Dalam bulan yang penuh berkah ini kita harus banyak intropeksi diri, sejauh manakan perhatian kita dalam menyempurnakan kewajiban dan menambah amalan sunnah. Fenomena pada bulan romadhon ini setelah sahur banyak yang kemudian langsung tidur pulas, sehingga mengqhada' sholat subuh, atau paling tidak meninggalkan sholat berjemaah subuh. Itulah yang semestinya kita harus pikirkan, sejauh manakah kita menunaikan kewajiban-kewajiban pada bulan yang penuh pengampunan ini. Jika yang wajib saja begitu sulit untuk kita amalkan, terus bagaimana dengan amalan sunnahnya?Semua ini terjadi, karena kita tidak memperhatikan dan enggan untuk mengamalkan meski kita sudah tau di dalamnya banyak keistimewaanya. Padahal sekarang bulan Romadhon yang namanya syetan penggoda dibelenggu dan Syahwat lemah disebabkan puasa, tapi kita masih sama seperti biasanya.
Panyeppen, 03 Romadhon 1442 H
Komentar
Posting Komentar