Langsung ke konten utama

KEBABLASAN

Kehidupan manusia saat ini mengalami perubahan yang sangat drastis. Mulai dari fashion, sikap dan pergaulan. Tentu banyak hal yang merubahah kebiasaan sebelum-sebelunnya, salahsatu contoh yang mencolok adalah sosial media. 

Menurut data yang dilansir di lembaga survei, masyarakat kita saat ini sudah melonjak jauh dibandingkan tahun² sebelumnya dalam bersosial media. Hal ini menjadi peluang besar bagi para tokoh² agama untuk mendedikasi masyarakat tanpa harus datang di waktu yang menurut mereka sibuk karena alasan pekerjaaan. Dampak positif inilah yang harus dimenfaatkan betul dalam menyuarakan kebenaran. 

Dari sudut pandang yang lain sosial media tidak hanya memberikan dampak positif, namun dampak negatifnya juga besar bagi kehidupan masyarakat. Mari kita lihat dewasa ini bagaimana fenomena yang tidak lazim sedang dipertontonkan,tidak ada menfaat dan hanya memberi Mudahrot seharusnya tidak diikuti oleh generasi pejuang di masa² yang akan datang. Jelas sabda rosul 

من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه 

"Paling baik islamnya seseoarang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak ada gunanya"

Hadis yang menjadi pedoman ummat Kanjeng nabi dalam kehidupan sehari-hari ini sering dikutip oleh para dai. Jadi sangat disesalkan ketika ada pelajar yang notabennya sedang menuntut ilmu di lembaga diniah mempertontonkan pidato yang menghina ustad atau ulama lain, berpenampilan yang tidak sesuai tuntunan syariat dan berjoget meniru kehidupan orang yang terlelap hegemoni. Dauhnya Gus Baha' kita jangan sampai menjadi objek tapi kita harus jadi subjek. Tapi kenapa kita mengikuti arus mereka bukan kita yang mempengaruhi mereka dengan menampilkan islam yang sebenarnya dan tidak joget-joget tik Tok yang sangat kontradiksi dengan cita² para pendahulu. Mereka harapan penerus perjuangan kenapa dibiarkan joget-joget alay. 

Selanjutnya, mari kita intropeksi diri apakah kita keliru menggambarkan kehidupan beragama yang sesungguhnya di tengah-tengah keluarga atau mereka lebih sering membuka konten² dunia maya yang tidak pantas sampai kebablasan di bawa ke kehidupan nyata.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...