Langsung ke konten utama

ALLOH MENGHENDAKI GAMPANG, KOK KAMU YANG MEMPERSULIT

 Islam adalah agama elastis sesuai situasi dan kondisinya.peraturan yang tidak paten dengan tujuan Mudah dikerjakan oleh pengikutnya. Alloh sebagai Penguasa selalu mempermudah hambanya dalam melakukan segala perintahnya, tidak pernah ditemukan bahwa Alloh menyulitkan hambanya dengan segala kebijakan yang diberikan. Alloh tidak ingin membebani pengikutnya dengan suatu hal yang menurut mereka tidak mampu untuk dikerjakan. Sebagaimana termaktub dalam kitab Suci Al Qur'an 


لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ 

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), (QS. Al-Baqoroh: 286) 


Jika kita telaah bersama Alloh dengan sifat ar Rohman Ar Rohimnya menghendaki kemudahan dengan adanya dispensasi/Rukhsoh dari ketentuan asalanya. Dalam situasi dan kondisi yang tidak Dzarurot kita dituntut untuk mengerjakan sesuai ketentuan asalnya. Beda lagi kalau dalam posisi Dzarurot maka Alloh meberikan dispensasi atau Rukhsoh. Begitulah cara Alloh memaklumi hambanya agar tidak terjebak pada peraturan tanpa solusi. 


Terbukti Alloh mempermudah dalam semua urusan hambanya termaktub dalam Al quran surah Al Baqoroh 

يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡر


Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Karena itu, tidak ada dalam kebijakannya di luar batas kemampuan pengikutnya. 


Banyak contoh yang bisa kita lihat, sebagaimana yang kita ketahui. Sholat itu harus dikerjakan berdiri tegak, tapi peraturan asal tersebut gugur bagi orang yang tidak mampu berdiri maka ia diberi kemudahan untuk mengerjakannya dengan duduk, berbaring atau bahkan hanya berisyarat. 


Kemudahan Allah Swt berupa keragaman pandangan para ulama dalam masalah fikih. Dua ulama saja misalnya, sudah sangat mungkin pandangan keagamaannya tidak seragam, apalagi banyak ulama. Bahkan perbedaan pandangan itu sejatinya tidak hanya terjadi di kalangan para ulama, tapi juga di kalangan para shahabat sendiri dan disaksikan Kanjeng Nabi Muhamad secara langsung.


Di kalangan para imam fikih, misalnya, pandangan Imam Malik bin Anas (w. 179 H) selaku guru, dengan pandangan Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i (w. 204 H) selaku murid, itu seringkali berbeda. Pandangan Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i selaku guru dan pandangan Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) selaku murid, juga kerapkali tidak sejalan. Bahkan dalam internal mazhab saja, acap kali antara ulama yang satu dengan yang lain, juga berbeda.  


Itulah hikmah perbedaan, sebagai rahmat bagi umat. Melalui keragaman, umat Islam bisa menyeleksi dan memilih mana pandangan yang sesuai kebutuhan dirinya, masyarakatnya dan konteks sosialnya, sehingga ajaran Islam benar-benar shalih li kull zaman wa makan


Karang Anyar Ketapang Sampang.

25 Romadhon 1442 H. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILUSI SUKSES DI MASA MUDA

Keinginan untuk senantiasa hidup dalam keemasan masa muda mengendap dalam benak manusia sejak dahulu kala. Banyak dongeng diceritakan dari generasi ke generasi tentang air berkhasiat, benda ajaib, obat spesial, atau makhluk gaib yang jika kita menemukan dan menggunakannya, akan kembali muda dan kuat. Tujuannya agar bisa mengulang kesukesan dan kesenangan saat kondisi tubuh sangat fit. Sebagian lagi ingin mendapat kesempatan kedua untuk berbuat hal berbeda dan mencapai impian terpendam.  Namun, banyak orang meyakini kembali muda melawan hukum alam sesuatu yang mustahil terjadi. Ada pula yang percaya bakal ada teknologi untuk mencapai itu, tetapi belum akan terwujud dalam waktu dekat. Meski demikian, pemuja masa muda tak surut. Masa muda telanjur diyakini sebagai masa krusial yang menentukan seluruh hidup kita selanjutnya merana atau bahagia. Muncullah target pencapaian di usia tertentu. Usia sekian harus lulus sarjana, bekerja mapan, punya rumah, menikah, dan berkeluarga. Perempuan ...

PEREMPUAN DAN PANGGUNG SPIRITUAL

Dulu, perempuan rahasia langit. Langkahnya pelan, tunduknya dalam. Ia dilukis dalam sejarah sebagai simbol kelembutan. Bukan dijadikan objek dan dieksploitasi di altar pertunjukan yang katanya majelis sholawat. Perempuan sudah kehilangan eksistensinya dari penjaga nurani menjadi pelayan euforia.  Mereka menutup aurat, yes betul. Tapi hanya sekedar bungkus. Isinya goyang ngolek, goyang keramas. Dua istilah yang lebih cocok muncul di warung remang-remang daripada di acara yang konon katanya mejelis cinta Nabi.  Dalam pemikiran Simon de Beauvoir: "Perempuan tidak dilahirkan sebagai objek, tapi dibuat menjadi objek oleh struktur budaya". Tapi hari ini, di pentas absurd mereka bukan hanya menjadi objek. Tapi mereka sendiri yang mejadikan objek sebagai dalih ekspresi iman.  Gerakan tubuh yang menggeliat di atas panggung bukan bentuk ekspresi spiritual. Itu adalah penghinaan simbolik pada kemulian perempuan. Lantas, di mana rasa malunya? Di mana harkat dan martabatnya? Apakah me...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...