Langsung ke konten utama

KAMU BERHAK BAHAGIA

Setelah sidang skripsi bahagia luar biasa, karena akan diwisuda dan akan menyandang gelar Starata 1. Bahkan Setiap kali namanya tidak disertakan gelar di belakangnya, ia kesal, marah dan mencaci-maki, "Kamu tidak tahu, untuk mendapatkan gelar ini saya bersusah payah." Ketusnya. Padahal skripsi tidak buat sendiri. Wkwkkwkwkw

Beberapa bulan kemudian, setiap hari ia galau dan cemas karena bayang-bayang gelar yang tidak tidak sesuai ekspektasi. Ia kira setelah memakai toga akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak, nyatanya tidak. Beberapa kali melamar pekerjaan di mana-mana mendapat penolakan. Sekali diterima, sebagai office boy saja.

Setelah mendapatkan pekerjaan yang sudah sesuai dengan keinginan. Ditempatkan di posisi lumayan dengan gaji yang juga mapan, ia merasa jenuh dengan semua tugas-tugas yang diberikan. Di keheningan malam dia merenung, mungkin kalau nikah akan bahagia karena ada teman curhat. Tapi ternyata tidak, kegalauannya lebih mencekam karena setiap hari ditanyakan "Istirnya belum isi?, Sudah punya anak berapa?" 

Setelah ada anak, dia mau anak kedua, anak ketiga. Tidak puas, anak ingin tumbuh kembang dengan cerdas, cermat dan berprestasi. Ketika melihat temannya punya mobil, ia ingin seperti mereka, jalan-jalan bersama keluarga, walau hanya makan di pinggir jalan. Terus keinginannya semakin bertambah dan tidak pernah puas dengan apa yang sedang dimiliki.

Andaikan posisinya yang saat ini diberikan kepada orang lain yang sedang berprofesi sebagai pengangguran, tidak punya anak, hanya punya sepeda. Betapa sangat bahagia dan bersyukurnya mereka. 

Dia terlalu fokus pada hasil yang bukan urusannya. Ia tidak pernah merenung bahwa setiap usaha dan tetesan keringat bernilai pahala. Profesi yang dikerjakan menyertakan Alloh SWT dalam setiap langkah merupakan ibadah yang mengantarkan dirinya menuju kasih sayang-Nya. 

Setelah perenungan yang cukup panjang, ia flashback dan tersadar, ternyata keinginan yang dirancang sebelumnya sudah banyak dikabulkan oleh Alloh. Maka dari itu, menikmati proses kehidupan dengan bahagia ternyata sangat indah. Di sana ada usaha, harap, doa dan hati yang terus senantiasa Tawakal kepada-Nya. 

Dengan demikian, ia akan tersadar bahwa kesuksesan bukan karena terwujudnya impian yang satu ke impian berikutnya, melainkan setiap usaha dan tetesan keringat yang dijalani dengan kesungguhan dan ketaatan kepada Robb-Nya.  

Kamu pemenang dan berhak bahagia, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. 

Catatan Mtz
Komplek pondok pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Palengaan Pamekasan Madura
17 Muharrom 1444 H. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIKAH DI USIA MUDA?

Di kampungku, perjodohan sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Perjodohan menjadi salah satu alasan karena takut hilang hubungan keluarga atau lebih mempererat hubungan bisnis. Tapi apakah benar nikah di usia muda merupakan solusi?  Panutan ummat Islam, manusia Suci Manusia paling agung Baginda Nabi menikah di usia yang cukup muda, yakni di umur 25 tahun. Sebagai ummat Islam, menikahnya Baginda Nabi di usianya pasti banyak kebaikan. Banyak juga pasangan yang berhasil nikah di usia muda. Namun juga tidak bisa dipungkiri, jika dilihat fenomena hari ini banyak masalah yang ditimbulkan sebab nikah muda. Mulai mayoritas putusnya pendidikan, finansial dan perceraian dini.  Begitupun dengan menunda-nunda pernikahan merupakan langkah yang tidak baik. Di antaranya ialah menimbulkan masalah besar seperti sulitnya mengontrol syahwat dan terjadinya normalisasi perzinahan, pencabulan, perselingkuhan yang sering diberitakan di media sosial atau Media massa. Jika sudah fenomena lingkungan suda...

CINTA DAN RESTU ORANG TUA

Dalam pandangan Islam, cinta bukanlah syarat dari pada akad pernikahan. Hal itu, bukan berarti syariat melarang tentang yang satu ini. Dari beberapa keterangan, dianjurkan adanya perkenalan antara dua insan yang hendak mengikat janji suci. Bahkan islam sendiri memberikan kesempatan untuk bertatap muka untuk meneguhkan niatan bersatu. Dari sinilah menjadi bukti, bahwa islam juga memperhatikan terhadap perasaan hati.  Setiap pasangan pasti mendambakan hubungan rumah tangga dengan penuh bahagia. Apalagi yang menjadi pendampingnya kelak adalah sosok yang dicintainya. Bayang-bayang kekasih terus menghantui, mengganggu nyenyak tidur malam hari. Sementara di satu sisi perempuan hanya setia menanti, penuh harap ketukan kumbang mewujudkan mimpi.   Namun yang menjadi polemik di kehidupan modern ini adalah, ketika perempuan dijodohkan dengan laki-laki bukan dia cintai atau tidak masuk kriteria pasangan hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, perempuan menggerutu bahkan tidak sedikit y...

MENGHILANGKAN STIGMA GEN Z

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis.  Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan, melabeli dengan sebutan generasi stroberi yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur. Fokus genZ pada kesehatan mental itu sebangun dengan anggapan bahwa mereka demen healing. Ini kemudian mengarahkan generasi lain untuk menyebut gen Z sebagai kelompok yang tak mampu bekerja di bawah tekanan. Generasi Z atau gen Z adalah generasi yang muncul setelah gen Y. Banyak yang melihat secara berbeda tentang tahun lahir gen Z. Umumnya mencakup mereka yang lahir dari pertengahan hingga akhir 1990-an sampai awal 2010-an. Secara lebih spesifik, banyak ahli dan peneliti menetapkan rentang tahun ...